□□□ Sikap dan wajah □□□
Vanya dan vania berjalan mengelilingi sebuah toko buku yang berada di dalam sebuah mall ini. Setelah bertemu degrid, mereka memilih untuk pergi ke mall mencari buku yang memang ingin mereka beli.
" Vanya Lo gak mau buka masker itu? "- tnya vania, melihat jika gadis itu masih tetap mempertahankan penampilannya yang sama saat bertemu dengan degrid tadi, cuma saat ini vanya sudah melepas kaca mata hitamnya hingga menunjukkan mata tajam bak elang miliknya.
" Kenapa? "- tnya vanya " Emang Lo bisa nafas kalo make masker mulu? "- tnya vania polos
" Bisa "- vanya melepas kan maskernya namun gadis itu malah menarik tudung jaketnya hampir menutupi mata, benar - benar style yang begitu keren, entah kenapa vania merasa apapun yang dilakukan gadis itu nampak begitu menarik, karna ia terlihat begitu menawan saat melakukan sesuatu hal.
" Lo mau beli novel percintaan? "- tawar vanya " Iyah, Lo mau coba beli? "- tnya vania
" Ogah, muak gue liat tulisan sebanyak itu "- cibir vanya lalu membuka beberapa komik - komik bergambar " Habis ini kita kemana? "- tnya vanya
" Kalo gue terserah Lo aja "- vania tersenyum samar " Oh oke kalo gitu "- vanya mengangguk
Vania hanya tersenyum saat melihat sebuah buku yang sudah sedari lama ingin ia beli. Kenapa ia terlalu senang jika kisah percintaannya berjalan seperti kisah - kisah cerita di buku novel yang kebanyakan romantis dan membahagiakan.
Sedangkan sekarang, bahkan kisah percintaannya nampak begitu tak berwarna, apa ada kisah semacam itu.
" Ngapain diem aja sih "- vanya menjentikkan jari nya tepat didepan vania hingga gadis itu hampir terlonjak kaget lalu menatap vanya dengan tatapan bingung
" Iya iya Kenapa? "- tnya vania
" Lo gak denger gue tadi ngomong apa? "- tnya vanya seraya mengambil kaca mata hitam nya lalu memakai nya begitu saja hingga vania kebingungan
" Gue liat ada lia tadi sama cowok, jadi lebih baik kita cepetan pergi dari sini "- intrupsi vanya, vania mengangguk lalu melihat kearah yang dilihat oleh vanya dengan tatapan tak percaya, ternyata lia tengah berjalan - jalan dengan seorang lelaki yang membuat vania merasa begitu tak percaya.
Keduanya berjalan keluar dari toko setelah selesai membeli beberapa buku.
" Lo juga tau kalo lia deket sama kakak kelas tadi? "- tnya Vania " Gue gatau kalo ternyata lia deket sama kak rangga "- celetuk vania
" Yaiyalah lo kan koma waktu itu mangkannya lo gatau "- jawab vanya enteng
" Ehh ada Ice Cream, yok lah beli "- seru vanya, menggandeng tangan vania mendekat ke beberapa stan penjual ice cream untuk mengantri
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Teen Fiction[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...