□□□ Seringai □□□
Rafi menyeringai karna berhasil membuat gadis itu semakin gugup saat berdekatan dengannya, bahkan hanya dengan perlakuan sederhana dari rafi pun gadis itu sudah merasa begitu terbawa perasaan. Ia Menghampiri para temannya yang duduk di bangku paling ujung kantin dengan wajah cerahnya.
" Woh kayaknya lo berhasil ya "- celetuk arfan saat melihat apa yang baru saja dilakukan oleh rafi
" Ck, gue gak pernah gagal "- ucp rafi begitu sombong nya " Lo yakin nih, dia terlalu polos tau "- pikir tama yang membuat rafi tersenyum licik
" Justru karna kepolosannya itu bisa kita bodoin "- jelas arfan
" Ck, lo berdua gak takut karma apa "- cibir rangga
Kedua nya hanya memutar bola matanya malas " Yaelah ini juga demi kebaikan tu cewek, biar gak cepet percaya dan biar gak terlalu polos banget kek gitu "- tutur arfan
" Iya juga sih eh, pinter juga lo "- timpal tama membenarkan
" Liat aja apa yang udah gue siapin buat dia "- ucp rafi memusatkan pandangannya pada gadis berkuncir kuda yang tengah sibuk berbicara dengan temannya itu
" Wohh lo mah bener - bener udah berpengalaman "- ungkap arfan
" berpengalaman dalam urusan cewek maksud lo "- teliti tama
" Yoi lah "- seru arfan
" Lagian gak ada masalah kali yekan, apa salahnya kasih pengalaman berharga buat tu cewek cupu "- ucp arfan enteng
Entah kenapa rafi dan arfan itu terlalu suka sekali mempermainkan hati perempuan seperti ini, bahkan mereka sama sekali tak memikirkan bagaimana nanti perasaan gadis yang disakiti.
" Rafiiiii!!"- pekikan seorang gadis yang langsung saja duduk disamping rafi " Eh selvi "- celetuk arfan, mengetahui jika gadis itu adalah selvi yang datang dengan satu temannya
" Ntar pulang sekolah aku bareng kamu aja ya "- pinta selvi
Rafi menggeleng " Gak bisa, gue ada urusan "- bisa rafi lihat jika gadis berkuncir kuda itu tengah memperhatikannya
" Lah knpa sih "- rengek selvi
" Kapan - kapan aja "-
" Ish nyebelin banget sih "- selvi mengerucutkan bibirnya kesal " Aku kangen banget sama kamu lo "- ucp selvi
" Iya gue juga "-
Toh jika rafi berbicara seperti ini pun gadis yang memperhatikannya dari jauh tak mungkin mendengarkan apa yang ia ucapkan bukan.
" woh lo mah menang banyak mulu "- ungkap arfan.
□□□~□□□
" Van, lo ada apaan sama di rafi?"- tnya anggi yang sempat melihat interaksi kedua nya " G-gak ada apa - apa kok "- jawab vania sedikit gugup
Anggi menatap vania intensif " Kak Rafi nembak aku "- cicit vania yang mampu membuat anggi membelalakkan matanya tak percaya
" Hah, Lo yang bener anjir!"- pekik anggi, vania menatap anggi was was
" Jangan kenceng - kenceng "- pinta vania
Ia mengangguk mengerti " Lo yang bener anjir, masa tu cowok playboy nembak lo "- ucp anggi setengah berbisik
" Iyaa bener, jangan bilangin siapa - siapa ya "- pinta vania menatap anggi penuh harap " Iya lo tenang aja, gak bakal gue bilangin siapa - siapa, tapi lo harus cerita semua "- desak anggi
" iya "- jawab vania. Anggi segera mendengarkan semua nya yang diucapkan vania dengan begitu fokus, tentu saja Vania menceritakan dari saat ia diantar pulang sampai rafi mengutarakan perasaannya, anggi sedikit merasa tak percaya akan apa yang diucapkan oleh vania, itu semua diluar pemikiran, tapi tentunya anggi merasa ada yang aneh jika tiba - tiba lelaki yang awalnya sering membully vania sekarang jadi menyukai nya, itu sama sekali tidak masuk akal bukan.
" Tapi lo yakin apa dia beneran suka sama lo "- selidik anggi
" Aku gatau "-
" Gue gak percaya banget sama tu cowok, lo tau sendiri kan dia itu playboy cap babi yang udah dikenal sama semua murid disekolah ini "- cibir anggi
" Ya tapi mungkin dia beneran mau berubah "-
Anggi memutar bola matanya malas " Aduh van, kali ini aja deh lo jangan mau tertipu sama cowok modelan kek dia "-
Vania menghela nafas kasar, memilih mengedarkan pandangannya, tak sengaja menatap kearah lelaki yang baru - baru ini menjadi kekasihnya, bahkan ia bisa melihat jelas interaksi lelaki itu dengan seorang gadis.
" Tapi mau gimana lagi, aku udah terlanjur "- cicit vania, bagaimana pun rafi adalah lelaki yang selalu vania perhatikan dalam diam, walaupun dia sering membullynya, tapi entah kenapa perasaannya pada lelaki itu tak bisa dibohongi.
Selama ini Vania sudah berulang kali menyadarkan perasaannya agar tak terlalu berharap pada lelaki itu, namun entah kenapa perasaan dan pikirannya sama sekali tak satu jalan, sudah dari lama ia memperhatikan lelaki itu, selalu berharap jika ia adalah sang pangeran yang dikirim khusus untuknya, tapi semua runtuh saat lelaki itu bahkan melakukan hal jahat padanya, tentu saja hayalan vania tentang percintaannya yang akan begitu indah pun pupus begitu saja, setelah tau semua sifat aslie lelaki itu entah kenapa ia masih tetap memilih untuk berharap pada nya.
Lalu sekarang saat lelaki itu juga mengutarakan perasaan padanya, apa vania tak boleh merasa senang? ia pun masih tak percaya karna tiba - tiba lelaki itu mengutarakan semua perasaan padanya, lalu saat ini vania harus bagaimana, ini tentu saja bukan salah vania kan, lagipula bisa saja lelaki itu benar - benar berubah seiring berjalannya waktu.
" Lo Ngapain ngelamun, van "- ujar anggi
" Eh, Enggak kok "- vania menggeleng kuat " Lo masih jadi anggota pmr? "- tnya anggi lebih memilih mengalihkan pembicaraannya
" Masih kok, kamu sendiri masih jadi anggota osis kan?"- tnya vania " Ya masih lah "- jawab anggi
" Kamu jangan sampek keluar dari anggota osis nggi, kamu udah cocok banget lo jadi anggotanya "- jelas vania, tersenyum manis
Anggi menghela nafas kasar " Jadi anggota osis gasegampang itu "-
" Maksud kamu ?"- tnya vania " Ya kita harus bener - bener bertanggung jawab, harus tertib dan bisa punya banyak waktu buat kumpul - kumpul kayak gitu "- tutur anggi
" Tapi ada enaknya juga kan "- pikir vania
" Ya emang ada sih "- ucp anggi membenarkan ucapan vania
" kalo lo gimana pas ikut pmr ?"-
" Itu udah jadi cita - cita aku buat nyembuhin orang "-
" Iya juga sih, tapi kenapa lo bisa setelaten itu sih "-
" Lagian rasanya ngobatin orang itu seru, ada kesenangan tersendiri, walaupun aku agak takut ngelihat darah tapi entah kenapa aku suka aja ngobatin orang "- jelas vania
" Emang beda ya kalo udah temenan sama lo "- ungkap anggi
" lagian lo jangan polos - polos napa sih, jadi banyak yang jahatin lo tau "- tutur anggi
" Mereka emang jahatin aku, tapi itu gamasalah kok, asal bukan aku yang jahatin mereka "- ucp vania
" Ish lo mah kebangetan baiknya woy "- sergah anggi " Eh ayo masuk kelas, ini kan belum jam istirahat "- ucp vania yang sukses membuat anggi mengangguk, keduanya pun segera meninggalkan kantin dan menuju kearah kelas.
□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□
Susah banget ya , kasian lagi si vania , semoga aja si rafi mau berubah :) .
Nextttt??
#Dibaca aja seneng apalagi divote :) .
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Teen Fiction[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...