□□□ Langsung mau? □□□ .
Sudah Sedari beberapa menit yang lalu ia menoleh kekanan kiri untuk mencari angkutan umum, namun sama sekali tak menemukan nya. " Aduh bisa - bisa aku telat pulang kerumah nanti "- gumam vania begitu khawatir
Tiba - tiba ada sebuah motor yang berhenti tepat didepannya dan itu membuat vania mengernyit heran. Orang tersebut membuka helmnya menatap vania dengan senyuman, itu membuatnya terdiam sejenak untuk berfikir keras.
" Buruan naik "- seru lelaki tersebut " Enggak usah kok kak, aku bisa pulang sendiri "- tolak vania
" Semua supir Angkot pada mogok kerja, jadi kalo lo gak mau bareng sekarang bisa - bisa ntar lo kemaleman "- tutur lelaki tersebut, bahkan belum selesai semua rasa kaget nya karna lelaki dihadapannya begitu cepat merubah sikap, orang yang tengah menawarkan tumpangannya pada vania adalah rafi, ya siapa lagi lelaki yang mampu membuat vania merasa begitu penasaran akan apa yang sebenarnya terjadi jika bukan rafi.
" Ayo naik "- ajak rafi, sekilas vania menoleh kekanan kiri melihat jika pekarangan sekolah sudah begitu sepi kali ini, jadi tak akan ada orang lain yang bisa membantu vania kecuali rafi. " Udah gak bakal ada yang tau kok"- vania semakin merasa kebingungan sekarang
" Buruan Ntar lo dicariin nyokap lo "- serunya. Vania segera menaiki motor rafi dengan perasaan was was, tapi mau bagaimana lagi, vania tak mau jika sampai terlambat pulang kerumah.
Bahkan diperjalanan rafi hanya diam sesekali melirik gadis yang duduk di jok belakang dengan tatapan yang begitu bingung, karna sedari tadi gadis itu hanya diam tanpa berniat membuka suara. " Mau makan dulu?"- tawar rafi tanpa menoleh kebelakang
" Eh, kak rafi ngomong sama aku?"- heran vania
" Iya, Lo mau makan dulu apa langsung pulang?"-
" Langsung pulang aja deh kak "- tutur vania, sebenarnya ia ingin sekali makan bersama dengan lelaki ini, namun entah kenapa kali ini ia harus sadar, jangan terlalu percaya diri, toh sikap terlalu percaya diri itu tak cocok jika ada dalam dirinya bukan.
" Yakin?"-
" Yakin kok kak, ma-makasih "-
" Makasih buat apa coba, gue aja gak ngasih lo apa apa "- pikir rafi yang mampu membuat vania terdiam
" Ma-makasih karna udah nawarin makan "- ucapan vania itu malah membuat rafi tersenyum geli, kenapa gadis ini begitu polos, sangat polos, antara lugu dan bego menurut rafi, entah kenapa masih ada orang yang modelannya seperti gadis ini.
Bahkan jika tidak sedang menjalankan misi nya maka rafi bisa saja mengeluarkan kata - kata pedasnya pada si cupu itu, untuk membonceng gadis ini pun rasanya ia sangat malas, lebih baik ia jalan bersama gadis yang lebih modis dari pada si cupu ini bukan, entah bagaimana jika seantero sekolah tau jika dirinya berdekatan dengan gadis cupu ini, maka bisa hancur image nya.
" Eh kak, berhenti didepan halte sana aja "- tutur vania
Rafi berfikir sejenak " kenapa berhenti disitu, gue bisa anterin sampek rumah "-
" Eh enggak usah ma-makasih "- tolak vania " Sekali lagi ma-makasih ya ka-kak"- Entah kenapa vania merasa begitu gugup jika berdekatan dengan rafi seperti ini
" Tunggu, gue mau ngomong sesuatu sama lo "- tahan rafi. Vania mendongak menatap tepat pada mata rafi lalu sedetik kemudian ia kembali menunduk
" Tatap mata gue kalo gue ngomong "- jelas rafi, membuat vania segera menatap kedua mata rafi dengan perasaan sedikit takut " Gue mau lo jadi pacar gue "- ucpan rafi mampu membuat tubuh vania hampir terjungkal karna begitu kaget dengan apa yang dilontarkan lelaki itu barusan, apa dia tidak salah bicara, bahkan nampak begitu aneh, vania menatap rafi kebingungan .
" Ka-kakak bercanda ya "- elak vania merasa semakin gugup
" Gue rasa gue suka sama lo, atau mungkin gara - gara gue sering gangguin lo mangkannya gue bisa tiba - tiba suka sama lo "- ungkap rafi, bahkan keringat dingin mulai bercucuran hingga membuat vania merasa terbang karna ucapan rafi barusan.
" Kakak bo-bohong ya "- tukas vania benar - benar sangat gugup, dan mungkin kali ini pipinya sudah memerah karna ucapan lelaki dihadapannya
" Tentu aja enggak, Lo mau kan jadi pacar gue "- ulang rafi penuh percaya diri hingga membuat vania terdiam sesaat berfikir apa ini hanya mimpi.
Vania mencubit pipinya sendiri hingga rafi menatap vania kebingungan, entah apa yang dilakukan gadis itu.
" Ternyata gak mimpi"- gumam vania yang masih bisa didengar oleh rafi " Ini bukan mimpi emang "-
" Gimana, gue masih nunggu jawaban lo ini "- ulang rafi nampak begitu tak sabaran hingga membuat vania berfikir sejenak lalu mengangguk samar
" Apa jawabannya?"- tnya rafi
" Ta-tapi ini gak bercanda kan?"-
Rafi terkekeh geli " Ya enggak lah "- timpal rafi " Gimana?"-
" Ma-mau "- jawab vania menunduk malu - malu dan itu sukses membuat rafi tersenyum miring
" Bagus deh, kalo gitu gue pulang dulu ya " pamit rafi mengusap puncak kepala vania pelan
Vania mengangguk " I-iya kakak ati - ati "- rafi menunjukkan jari jempolnya sebagai tanda oke
Setelah rafi melajukan motornya pergi dari sana, vania kembali tersenyum senang, entah kebahagian macam apa yang vania dapatkan, tapi yang jelas ia merasa sangat senang.
" Hah, aduh aku harus cepet pulang "- pekik vania baru saja mengingat jika ia tak juga pulang kerumah, padahal harus menyiapkan semua nya kali ini . Segera berlari kecil memasuki gang - gang untuk menuju ke rumahnya, vania tak melihat jalanan hingga tanpa sadar kakinya tersandung sebuah batu. Vania meringis kesakitan karna terjatuh sampai lutut sebelah kanannya mengeluarkan banyak darah.
Seharusnya ia lebih berhati - hati lagi, bukannya malah berlari cepat sampai dirumah, dia malah semakin memperburuk keadaannya seperti ini, ia memilih berjalan dengan sedikit terpincang - pincang karna merasakan nyeri di kakinya.
" Aduh aku harus cepet "- gumam vania lebih mempercepat jalannya yang sedikit susah karna ia harus terpincang - pincang.
Akhirnya ia sampai dirumah, membuka pintu dengan cepat dan mendapati jika vara tengah menatapnya dengan tatapan tajam.
□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□
Eheh , cepet banget ngeiyain nya , harusnya diselidiki dulu tuh si rafi nya 😑 .
Semangatt bacanyaa , hehehe :) .
Banyak - banyak berdoa ya supaya pandeminya segera berakhir dan semua nya bisa balik kek semula :) .
Nexttt??
#Dibaca aja seneng apalagi divote :) .
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Ficțiune adolescenți[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...