● RAVANIA ~ 10 ●

33.4K 2.1K 63
                                    

" Woy lo liatin apaan sih sampek gak kedip "- celetuk arfan yang mampu rafi hanya diam tak menggubris ucapan arfan hingga membuat lelaki itu mulai mengikuti arah pandang rafi dan betapa terkejutnya dia saat melihat siapa yang tengah diperhatikan oleh rafi sampai selama itu .

□□□ RAVANIA □□□

" Hah, Siapa itu "- ucp arfan merasa sedikit bingung, ia meneliti kembali siapa gadis itu dan betapa terkejutnya dia saat melihat jika gadis itu adalah si cupu yang bersekolah di sekolah yang sama dengannya.

" Itu bukannya si cupu ya "- tebak arfan " Mana? "- tnya tama yang ikut merasa kepo

" Eh iya anjir, gue gak nyangka kalo ternyata wajah dia lumayan gitu "- pikir tama " Gue juga "- timpal arfan

" bahkan sedari tadi tatapan rafi bener - bener fokus sama tu cupu, eh tapi kenapa dia ada disini "- heran arfan, rafi menggeleng kuat

" Wadu jangan - jangan tu cewek cuma cupu waktu disekolah doang lagi, buktinya dia sekarang bisa ada disini kan itu aneh banget yakan "- seru tama sampai membuat yang lain berfikir.

Sedangkan rafi melihat jika gadis itu tengah merasa begitu ketakutan kali ini, ekspresi wajahnya yang menunjukkan banyak sekali kekhawatiran. Dengan segera rafi beranjak dari duduknya menghampiri gadis itu saat melihat jika lelaki tersebut mulai kurang ajar .

Rafi mulai menghampiri kedua orang itu .

" Berhenti!"- bentakan rafi itu membuat keduanya menoleh kearah rafi dengan tatapan kaget

" Ck , Gausa ikut campur lo "- sentak lelaki tersebut

Rafi menatap lelaki tersebut sinis " Cuma lelaki gak punya pikiran yang ngegoda cewek cupu kayak dia "- ejek rafi, dan itu mampu menjadi sebuah tamparan bagi gadis itu. 

" Balikin ikat rambut dia!"- sentak rafi dengan wajah dinginnya sampai membuat lelaki tersebut terdiam

" Terserah gue mau ngapain aja , ini bukan urusan lo "- ucp lelaki tersebut

" lebih baik lo godain cewek lain yang lebih cantik dari dia, dari pada lo gangguin cewek cupu yang gak modis kek gini "- cibir rafi yang sama sekali tak memikirkan bagaimana perasaan gadis itu. Gadis yang dimaksud cupu itu adalah vania. 

" Balikin, dari pada gue mulai bilangin lo dengan kekuatan fisik "- peringat rafi dingin, lelaki tadi menatap rafi sekilas dan memilih segera memberikan kuncir rambut tersebut pada rafi setelah nya memilih bergegas pergi. 

" Ma-makasih"- ungkap vania sedikit gugup, pasalnya ini pertama kalinya saat rafi menolongnya seperti ini

" Lo gausa seneng dulu deh cupu, gue cuma males aja liat pemandangan wajah lo yang jelek itu, jadi mending lo pulang sekarang "- usir rafi. Vania terdiam lalu mengambil ikat rambut miliknya yang ada ditangan rafi dengan segera. 

" Iya aku bakal pulang kalo udah ketemu sama adek aku "- jawab vania dengan menundukkan kepalanya

Rafi menaikkan satu alisnya tanda bertanya " Maksud lo?"- diam - diam rafi melihat wajah gadis itu yang tengah sibuk mengikat kembali rambutnya

" Adik aku ada disini, jadi sekali lagi terimakasih, permisi "- pamit vania menunduk sopan dan memilih pergi dari sana, kembali mencari dimana keberadaan adiknya.

Rafi memilih acuh dan kembali ke tempat duduknya, bahkan ia sudah disambut dengan tatapan aneh para temannya, membuat rafi memutar bola matanya malas .

" Anjir jangan - jangan lo mulai ada perasaan sama vania lagi "- pikir tama

" udah gue bilang berapa kali sih kalo dia bukan type gue sama sekali "- tegas rafi sampai membuat arfan tertawa " Yaelah sans napa sih "- ucp arfan

" Haha, tapi dia oke juga lo sebenernya "- goda tama " Lo berdua ngomongin orang lain mulu sih kerjaannya "- sindir rangga yang akhirnya berbicara, membuat tama dan arfan nyengir " Eh eh gue punya rencana "- ujar arfan tiba - tiba, bahkan ketiga temannya pun ikut menatap kearah arfan dengan tatapan  bertanya. 

" Gimana kalo lo coba jadiin tu si cupu pacar lo raf "- pikir arfan " Hahahah masa seorang rafi sama cewek cupu itu "- ejek tama

" Ogah "- sentak rafi " Yaelah dengerin gue dulu "- pinta arfan

" Lo cuma jadiin dia pacar selama beberapa hari raf, bikin dia bener - bener terbang keatas lalu setelah beberapa hari lo segera putusin dia dengan begitu kejamnya, haha gimana, bagus bukan rencana gue, tapi gue gak yakin tu si cewek cupu bakal nerima lo "- ujar arfan enteng dan itu mampu membuat rafi menatap arfan tajam, ia paling tak suka jika diremehkan.

" Ck, Lo ngeremehin gue "- geram rafi menatap arfan dingin, membuat arfan tersenyum masam

" Wuah lo bener - bener terlalu tega deh kalo kayak gitu, tapi kayaknya perlu dicoba nih "- pikir tama

Arfan menjitak kepala tama gemas " Lo mah, sok sok an bilang tega tapi juga bilang perlu dicoba anjir "- cibir arfan yang hanya dihadiahi tatapan tajam oleh tama namun arfan hanya acuh.

" Lo bikin rencana apaan sih anjir, ya gak gitu juga kalik "- ungkap rangga yang merasa tak terima " Yaudah deh ngga, lagian tu cewek cupu pasti gak bakal sakit hati juga "- jawab arfan enteng

" lo mah bener - bener playboy cap kapak "- seru tama menepuk pundak arfan terlampau kencang " Sialan, gausa nepuk pundak gue keras - keras juga bego!"- umpat arfan yang dihadiahi tawa dari tama

" Gimana raf?"- tnya arfan

" Ck, Gue gak suka ditantang "- ujar rafi dingin dan itu sukses membuat kedua temannya mengangguk antusias, sedangkan satu temannya hanya menggeleng acuh .

□□□~□□□


Vania Sudah berhasil menemukan clara kali ini, dia harus sedikit bersusah paya memapah adiknya yang tengah mabuk berat.

Vania tak mengira jika adiknya ini berani datang kemari dan meminum minuman keras semacam itu.


" Huaaa, kenapa kamu mutusin aku sih "- racau Clara, vania menghembuskan nafas panjang memilih untuk segera menghubungi seseorang, tapi siapa, apa vania memesan taksi saja? Aduh tapi uang nya hanya sedikit, ia takut jika sampai  kurang nantinya.


" Aduh gimana dong, ini udah malem lagi "- pikir vania, menoleh kekanan kiri berusaha mencari angkutan umum yang sepertinya tak akan mungkin ada.


Tiba - tiba ada sebuah mobil yang berhenti didepannya sampai vania reflek memundurkan diri. Kaca mobil terbuka dan memperlihatkan lelaki tampan yang tengah menatapnya saat ini.


" Buruan masuk, udah malem ini"- seru lelaki tersebut yang membuat vania sedikit kebingungan

" Buruan ntar kemaleman "- ucp lelaki tersebut.

vania berfikir keras " ayoooo "- ajak lelaki tersebut " Eh, tapi "- ucp an vania terhenti karna lelaki itu malah keluar dari mobil nya lalu membantu ia masuk ke dalam mobil, lelaki itu menyuruh Clara duduk dibelakang dan vania duduk disampingnya, didepan. Ia terdiam kaku, tak tau lagi harus bagaimana sekarang.

" Makasih "- .




□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□

Nextttt??

#Dibaca aja seneng apalagi divote :) .







R A V A N I A  [ SEGERA TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang