□□□ Kebenaran? □□□
Vania berjalan dengan sesantai mungkin, tak menghiraukan tatapan para orang yang secara terang - terang an menatapnya.
Jam pulang sekolah tiba, itu membuat vania segera meninggalkan sekolah begitu saja untuk pulang kerumah tanpa minta diantar siapapun, lagipula ia juga ingin berfikir jernih sekarang.
" Huh, kenapa sih gue gak bisa nahan hati agar gak sampek kelepasan kayak gini "- vania mengerang frustasi kala menendang beberapa kerikil yang ada dijalanan dengan asal - asal an
" Vania "- panggil seseorang, vania menoleh mendapati degrid segera berjalan menghampiri vania " Kenapa?"- tnya vania
" Kok pulang sendirian, jalan kaki lagi "- heran degrid " Lagi pengen aja "- jawabnya
" Mau bareng ga? "- tawar degrid
Vania menggeleng kuat " Gak perlu, gue cuma pengen jalan kaki aja "-
" Kalo gitu aku ikut ya "- pinta degrid
" Hah"- vania menatap degrid sedikit mengernyit
" Gapapa lagi pula aku juga udah lama gak jalan kaki jauh, pengen sih, tapi kalo sendiri kan gak enak "- ujar degrid " Its okay "- vania mengangguk ragu
" Mobil lo? "- vania melirik mobil degrid yang berada tak jauh dari mereka
" Gampang, udah ayo "- ajak degrid
Keduanya berjalan bersebelahan, menikmati udara sore hari yang begitu menyejukkan.
" Kamu barusan pulang atau udah dari tadi? "- tnya degrid
" Barusan "- jawab vania " Lo sendiri?"-
" Habis dari kampus "- ucp degrid
" Hmm "- vania mengangguk
" Udah makan? "- tnya degrid
" Udah "-
" Wajah kamu bener - bener keliatan Songong banget ya pas diem gitu "- degrid tersenyum, membuat vania hanya diam lalu menyeka keringat yang turun dari pelipis
" Masih heran, kenapa perubahan kamu bener - bener sepesat ini "- pikir degrid " Gak perlu dipikir "- ucp vania dingin
" Sebenernya kamu siapa? "- tnya degrid menatap vania.
BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Ficção Adolescente[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...