● RAVANIA ~ 56 ●

23.2K 1.4K 23
                                    


□□□ Pengumuman! □□□


Anggi meletakkan nampan berisi makanan dihadapan vania, tentu  membuat gadis itu mendongak lalu meletakkan kembali ponselnya kedalam saku.

" Nih, Sumpah ya bu Ijah tu rame banget anjir "- umpat anggi mendudukkan bokongnya disamping vania lalu memakan makanannya, sedangkan vania memilih mengambil pesanannya yang berada di nampan itu lalu memakannya dengan begitu tenang.


Entah kenapa Anggi tiba - tiba mau mengajukan diri untuk memesan makanan tersebut padahal biasanya gadis itu tak pernah mau.

" Si lia mana? "- tnya vania tanpa mengalihkan fokusnya pada semangkuk mie ayam dihadapannya

" Ntah, gue udah bilang buat nyuruh dia kesini padahal "- ujar anggi

Anggi menoleh kekanan kiri berusaha mencari gadis berponi dengan rambut sedikit kecoklatan itu.


" Masa itu lia "- pekik anggi sedikit tertahan saat melihat gadis berponi yang tengah berjalan bersebelahan dengan lelaki  tinggi tampan anak kelas 12.

Vania ikut melihat ke arah yang dilihat oleh anggi, mendapati lia tengah berjalan bersebelahan dengan salah satu teman rafi yaitu Rangga, lelaki yang terlihat cuek itu mendekati lia? Sungguh aneh bukan.

Lia menghampiri vania dan anggi hingga membuat kedua gadis itu menatap kearah nya dengan tatapan intensif.

" Ada hubungan apa lo sama kak rangga "- kata anggi hampir saja memekik kalau saja lia tak melotot padanya

" Sttt, Jangan berisik, malu tau "- ucp Lia setengah berbisik, membuat anggi dan vania menatap  lia penuh tanda tanya  " Jelasin "- pinta anggi


Flashback on.

Lia sibuk merapikan beberapa obat - obat an yang ada di uks,  seharusnya ia segera menghampiri anggi dan vania di kantin sekarang, hampir saja akan membuka pintu uks namun sudah ada seorang lelaki yang lebih dulu membukanya, dia menatap lia dengan tatapan dingin, itu adalah salah satu teman rafi yaitu rangga.

" Butuh sesuatu ka "- pikir lia

" Lengan gue "- rangga menunjukkan keadaan lengannya yang memang benar berdarah

" Hah"- lia menatap rangga sekilas lalu mengangguk samar,  kembali masuk mengambilkan kapas dan betadin untuk mengobati luka nya

" Kak rangga duduk aja di sofa, aku bakal obatin "- tutur lia,  rangga hanya diam memilih menuruti ucapan gadis itu

Setelahnya lia mulai mengobati lengan lelaki itu dengan telaten sesekali menatap wajah nya, sebenarnya ia merasa sedikit takut karna sikap lelaki itu yang begitu dingin, apalagi bisa ia tebak jika fans nya pasti akan sangat banyak.

" Ekhem"- rangga berdehem hingga membuat lia kelabakan karna ketahuan memperhatikan tadi " Butuh sesuatu? "- tawar lia

Rangga menatap lia datar lalu menggeleng, oh ayolah lia tak bisa berada di dalam ruangan ini bersama lelaki dingin seperti dia.

Flashback Off. 

" Tadi tiba - tiba dia dateng ke uks pas gue mau nyamperin kalian dikantin, lengan dia berdarah yaudah gue obatin lah mumpung masih disana "- jelas Lia, anggi membelalakkan matanya tak percaya

R A V A N I A  [ SEGERA TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang