□□□ Gado-gado □□□
Vania merasa tak begitu percaya diri saat berjalan dengan penampilannya saat ini, ia bahkan ingin sekali kembali mencepol rambutnya, apalagi dress ini yang nampak membuatnya merasa lebih malu lagi.
" Kenapa?"- tnya rafi yang berjalan disamping vania
" Eh, Enggak papa kok"- vania menggeleng kuat
" Yakin?"-
" Iy-iyah "-
" Kenapa?"- ulang rafi
Vania terdiam dan lebih memilih menunduk " Hey, Gue ini masih orang yang sama van, jadi sekarang mending lo bilang sebenernya kenapa "- perintah rafi dingin dan tentu itu membuat vania menatap rafi sekilas lalu kembali menunduk takut, memang benar lelaki dihadapannya ini adalah lelaki yang sama, lelaki yang kejam, tapi entah kenapa saat lelaki itu mengucapkan hal tadi, malah membuat vania merasa sedikit ragu.
" Aku gak nyaman sama penampilan saat ini "- cicit vania
Mereka menghentikan jalannya " Gak nyaman kenapa?"-
" I-ini kan bukan penampilan aku yang kayak biasanya "- jelasnya
" Tapi lo cocok kalo gini "- terang rafi
Vania reflek mendongak menatap rafi dan kembali menunduk " Tapi kelihatan aneh kalo aku kayak gini "-
" Udah deh, lo cocok kayak gini, jadi berhenti buat ngerasa gak nyaman "-
" Tapi ini bajunya "-
" Buat lo aja, anggep sebagai hadiah karna lo udah nemenin gue jalan "- jawab rafi " Tapi aku gak minta di kasih baju kok "- pikir vania
" Udah ambil aja, gausa bandel deh "- ketus rafi
Vania hanya bungkam " Mau makan dulu?"- tawar rafi yang dibalas gelengan dari vania
" Kalo langsung pulang aja gapapa kak?"- tnya vania. Rafi mengernyit heran, diluar sana bahkan banyak kaum hawa yang berlomba - lomba ingin jalan dengannya, namun kenapa gadis dihadapannya ini begitu aneh dan berbeda dari mereka semua.
" Kenapa langsung pulang, lo galaper apa ?"- pikirnya " Aku rasa udah terlalu lama ini "- ucp vania sedikit takut
" Masih juga jam set 2 "-
" Aku habisini kan harus kerja "- rafi mengangguk membenarkan ucapan vania, ya memang benar gadis ini bekerja pada sore hari bukan, jadi pasti ia harus segera bersiap.
" Makan dulu baru gue anter ke tempat lo kerja "- seru rafi
Gadis itu menggeleng kuat " Aku harus pulang dulu "-
" Kenapa harus pulang dulu sih? Gak sekalian aja "- pikir rafi jadi merasa gemas sendiri
" Masih ada pekerjaan yang harus aku selesaiin dirumah baru bisa berangkat kerja "- jelas vania
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Novela Juvenil[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...