● RAVANIA ~ 37 ●

25.4K 1.6K 19
                                    

□□□ Uks dan pmr □□□

Kedua gadis itu berjalan keluar dari ruang uks dengan pikiran masing - masing.

" Gue gatau kalo misalnya ada rapat pmr " - celetuk lia yang membuat vania mengangguk - angguk membenarkan

Setelah pulang sekolah tadi tiba - tiba saja ada pemanggilan anggota pmr yang di intruksikan untuk datang ke uks jadilah kedua gadis itu berjalan bersama - sama menuju kesana .

"Mau bareng gue aja kan?"- tnya lia seraya berjalan bersama vania menuju keluar pekarangan sekolah secara bersamaan

" Gak ngerepotin apa? "- vania merasa tak enak an pada gadis berponi dihadapannya ini

" Enggak kali, lagian anggi udah bilang kan kalo rumah kita searah "- ungkap lia tersenyum manis

" Tap-tapi beneran gapapa?"- tnya vania sekali

Lia kembali terkekeh geli " Sekarang gue tau kenapa anggi seneng temenan sama lo "-

" Kenapa ?"-

" Karna lo terlalu polos, gue baru nemuin cewek se polos lo disekolah, disaat yang lain sibuk ngerawat diri dan wajah mereka lo malah sibuk sama tumpukan buku "- lia tersenyum, bahkan vania sudah berulang kali melihat senyum lia yang memang manis menurutnya, gadis dihadapannya ini begitu baik, gayanya juga modis, awalnya vania kira dia jahat karna selalu menunjukkan wajah ketusnya, tapi saat sudah mulai dekat dengan gadis ini ternyata dia sangat baik.

" Iya aku kurang ngerti masalah kayak gitu "- vania menunduk

" Um, its okay, gak masalah tau, justru malah bagus, sebenernya ya gue juga pengen ngomongnya itu pake aku kamu an tapi karna gak kebiasaan jadi gak ngomong pake aku kamu an deh "- jelas lia tersenyum kikuk

" Eh bentar gue hubungin nyokap dulu " - lia mengambil ponselnya dan mulai menghubungi seseorang karna keduanya sudah sampai di depan gerbang sekolah.

Vania tersenyum lega karna bisa terbebas dari lelaki itu, ia berharap jika lelaki itu sudah pulang sekarang.

" Hoyy Cupu!"- pekik seseorang yang membuat kedua gadis itu menatap kesumber suara dengan tatapan kaget

" Van itu bukannya kakak kelas yang gangguin lo ya "- seru lia setengah berbisik kala melihat kearah segerombolan kakak kelas lelaki yang berjalan kearah keduanya

" Iyaa, gimana ini "- cicit vania mulai takut, berfikir jika lelaki itu sudah pulang, tapi ternyata belum

" Gue udah bilang kan kalo jangan ngebantah gue "- geram lelaki tinggi berkulit putih yang tak lain adalah rafi dan ketiga teman nya yang lain

" Ta-tapi aku kira kak-kakak udah pulang " - cicit vania

" Um maaf sebelumnya, kakak bisa gak sih jangan maksa vania "- tnya lia begitu polos, tentunya itu membuat rafi menatap kearah lia dengan tatapan tajam

" Gausa ikut campur "- bentak rafi

" Vania temen saya, jadi saya berhak ikut campur, dia kan gamau pulang bareng jadi kenapa harus dipaksa sih"- lia mengatakan hal yang ingin dikatakan sampai membuat vania menahan pundaknya berusaha menghentikan gadis itu

R A V A N I A  [ SEGERA TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang