□□□ Tak wajar □□□Vania duduk tepat disamping deo, lelaki itu sedang sibuk dengan game online nya, sedangkan vania hanya diam sesekali memperhatikan deo yang sibuk dengan game nya. Lelaki itu nampak begitu santai, dengan menaikkan kakinya keatas meja.
Saat ini para guru sedang sibuk rapat untuk membahas masalah persami, jadil saat ini kelas begitu bebas karna tak ada guru yang mengajar.
" Deo, Lo itu ih gue mau ngomong malah sibuk main game "- cibir vania
" Sabar van "- deo mengetuk kepala vania dengan jari nya hingga membuat vania menatap deo tajam
" Apaan sih lo, main ketuk - ketuk kepala aja "- geramnya, membuat deo mengusap puncak kepala vania lalu terkekeh geli
" Ya maaf, bentar tinggal satu permainan lagi ini "- jelas deo
Menyambar ponsel milik deo lalu melihat permainan tersebut, seketika ide jail muncul diotaknya, gadis itu malah memainkan permainan tersebut dengan begitu asik dan asal - asalan, hingga membuat deo yang melihat itu hanya diam memperhatikan apa yang dilakukan oleh vania." Van yang bener kek mainnya "- tutur deo merasa begitu was - was jika gadis itu akan kalah " Bodoamat, salah sendiri lo nyuek in gue " -
" Aduh van van ati - ati kek tapi mainnya "- pinta deo
Tanpa sadar tangan lelaki itu terselip ke belakang punggung vania hingga keduanya nampak begitu dekat.
Deo malah mengusap puncak kepala vania gemas, memperhatikan ekspresi wajah gadis itu yang lebih terlihat memabukkan baginya.
Keduanya nampak begitu fokus tanpa memperdulikan keadaan sekitar sama sekali.
" Ikut gue "- ajak seseorang yang tiba - tiba menarik paksa tangan vania hingga membuatnya hampir saja memekik kaget " Ish apaan sih lo "-
" Ikut gue "- ujar lelaki itu dingin, semakin menarik vania keluar dari kelas dengan paksa, lelaki itu adalah rafi, tentu saja rafi.
" Lo apaan sih, Lepas! "- sentak vania berusaha lepas dari tarikan rafi
" Gausa kasar deh lo "- deo menengahi
" Gausa ikut campur " - peringat rafi " Masalah gue sama ni cewek bukan sama lo "-
" Masalah vania masalah gue juga "- ungkap deo
" Minggir "- rafi mendorong deo, hingga membuat deo yang belum siap pun terdorong, ia kembali menarik vania, gadis itu berfikir apa yang bisa membuat rafi bisa sangat marah.
" Lepasin gue raf!"- peringat vania, Rafi terus menarik vania menuju rooftop, entah kenapa perasaan nya jadi semakin tak karuan
" Raf lo gila ya !"- semprot vania
" Iya emang gue gila "- kecam rafi saat keduanya sudah berada di rooftop
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Ficção Adolescente[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...