" Ini tadi aku sempet bikinin minum buat kamu, diminum ya "- pinta vania menyerahkan sebotol minuman, rafi merasa sedikit senang saat gadis itu memanggilnya dengan kata kamu dari pada kakak.
□□□ Aku Dan kamu □□□
" Buat gue ? "- tnya rafi yang masih terfokus pada kemudinya " Bantu gue minum, kan gue lagi nyetir "- vania mengangguk polos, membuka sedotan lalu mendekatkan minuman tersebut kearah bibir rafi, tentu dengan senang hati lelaki itu meminumnya.
Bahkan jarak kedua nya sangat dekat, karna vania juga harus sedikit mendekat kan tubuhnya dengan rafi agar tak kesusahan membantu lelaki itu meminum minumannya.
" Besok waktu istirahat gue bakal latihan basket, gue mau lo ngasih minuman saat udah selesai latihan "- pinta rafi
" Tapi kenapa? "- tnya vania sedikit bingung
" Biar mereka semua tau kalo gue udah punya pacar "- jawabnya enteng tanpa menoleh kearah gadis itu
" Tapi -" ucp an vania terpotong karna rafi menatapnya dengan tatapan tajam
" Gausa bantah deh "- kecam rafi dingin, vania hanya mengangguk ragu
" Eh kak berhenti dihalte depan aja "- seru vania
" Kenapa harus dihalte depan? "- tnya rafi
" Mobil kakak juga gaakan cukup masuk ke gang itu, jadi gapapa aku turun sini aja " ungkap vania
Rafi menggeleng " Gue anter sampek depan rumah lo "- menepikan mobilnya dan bergegas turun
" Tapi gaperlu kak beneran deh "- tolaknya tak ingin lebih merepotkan lagi
" Stt, udah diem "- pinta rafi segera turun dari mobil diikuti vania, tentu ia tak lupa mengunci pintu mobilnya, berjalan disamping gadis itu
" Ayo "- ajak rafi yang melihat jika gadis itu masih saja bengong
" Eh iya "- mereka berjalan memasuki gang tersebut dan tentunya rafi dengan senang hati mengikuti gadis itu " Lo tiap hari jalan kedepan sana terus cari angkutan umum ?"- tnya rafi
" Iyaa, knpa kak "-
" Gacapek emang?"-
" Enggak, kan udah biasa "- jawabnya sembari tersenyum samar
" Udah sampek kak, mending kakak sekarang balik ke mobil ntar keburu kemaleman "- tutur vania
Rafi diam " Sini lo "- perintah rafi, semakin membuat rafi merasa bingung
" Sini "- ulang rafi, vania segera mendekat kearah rafi
Ternyata lelaki itu mengusap puncak kepala vania gemas lalu menciumnya cukup lama, itu mampu membuat vania merasa begitu kaget, bahkan kedua pipinya saat ini memanas.
" Gue balik, jaga diri lo baik - baik, jangan lupa perintah gue tadi "- tutur rafi bergegas meninggalkannya, vania membeku ditempat, hanya dengan perlakuan sederhana lelaki itu pun ia sudah mati kutu dibuatnya.
□□□ ~ □□□
" Kenapa lo semangat banget sih pagi ini van "- pikir anggi menatap teman sebangkunya yang terlihat begitu ceriah
" Gatau kenapa, intinya hari ini aku seneng banget "- anggi menghela nafas gusar " Oh ya, ntar waktu istirahat gue ada perkumpulan osis, jadi lo kekantin sendiri gapapa kan?"-
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Teen Fiction[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...