□□□ Terlalu rumit □□□Vania berjalan memasuki rumah besar dan megah yang baru saja ia tinggali beberapa hari lalu, tersenyum saat merasakan kehangatan yang tercipta, ia dapat melihat jika ada saudara kembarnya yang sibuk bermain game dengan deo.
" Hai kalian "- sapa vania, vanya dan deo menoleh kearah vania dengan tatapan polos keduanya yang nampak begitu menggemaskan
" Baru pulang ?"- tnya vanya
" Iya, maaf ya, harusnya tadi gue kabari lo lebih awal biar lo gak sampek repot - repot nyamperin gue "- sesal vania " Hey gapapa kali, sans kalo sama gue "- ujar vanya
" Hey vania, posisi lo disini tu sebagai kakaknya jadi gapapa kalo lo bersikap seenaknya aja sama nih adik lo yang songongnya kebangetan " - ejek deo sambil melirik vanya yang juga menatap deo dengan tatapan tajam
" Lo beneran mo gue tampol ya "- umpat vanya
" Eh, kalian jangan berantem, gue mo ganti baju dulu ya, permisi "- pamit vania begitu sopan, berjalan menuju kearah lantai atas kamarnya
Membuka pintu kamarnya dan lagi - lagi ia harus berdecak kagum saat memasuki kamarnya, tak henti - hentinya mengagumi keindahan kamarnya yang benar - benar mampu menyihir mata.
Padahal kemarin ia juga sudah tidur disini, namun sama sekali tak bosan untuk memuji kamarnya, kamarnya juga berada tepat disamping kamar vanya.
Vania memilih untuk membersihkan diri, mengganti bajunya lalu turun ke lantai bawah mendapati sheril tengah tersenyum begitu manis kearahnya.
Wanita paruh baya yang begitu cantik itu nampak semakin menawan saat sibuk memasak didapur.
" Tan- Eh mama lagi masak apa? "- tnya vania seraya menghampiri sheril
" Masak kue bolu sayang, kamu suka rasa apa, coklat atau yang original aja? "- tawar sheril " Aku suka apa aja "- saut vania
" Mau vania bantu? "- tawar nya
" No sayang, lebih baik kamu main sama vanya dan deo aja diruang tengah, kamu gak perlu sibuk kecapek an, ini tugas mama bukan tugas kamu "- tutur sheril
Vania tersenyum, ia merasa begitu bahagia, baru saja merasakan bagaimana rasanya diberi kasih sayang oleh seorang ibu. Gadis itu mengusap air matanya kasar yang entah sejak kapan turun.
" Hey kenapa nangis? "- tnya sheril khawatir " Boleh Vania peluk mama? "- tnya vania ragu
" Hey kenapa pake ijin sih sayang "- sheril segera memeluk vania begitu erat, mengusap puncak kepala gadis itu sayang, walaupun vania dan vanya bukan anak kandungnya, tapi sheril merasa begitu menyayangi keduanya.
" Vania gak pernah tau kalo kasih sayang seorang ibu bisa bikin vania jadi ngerasa sangat bahagia "- kata vania begitu lirih, membuat sheril semakin mengeratkan pelukannya pada vania
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Roman pour Adolescents[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...