● RAVANIA ~ 38 ●

25.9K 1.6K 17
                                    

Bahkan di hari jum at malam sabtu ini begitu ramai karna memang besok nya adalah hari libur bagi semua anak sma jadi tentu mereka menghabiskan waktunya untuk
bersantai dicafe - cafe semacam ini.


□□□ Malam Sabtu □□□

Rafi menatap ketiga temannya yang tiba - tiba mendatangi apartemennya dengan tatapan jengah, sebenarnya di malam ini ia ingin sekali beristirahat, tapi karna ulah ketiga temannya jadi tak bisa beristirahat dengan tenang.


Melihat arfan dan tama yang sibuk bermain game miliknya dilayar tv, lalu rangga yang sibuk menyandarkan tubuhnya di sofa seraya memainkan ponselnya menjadi miring, entah kenapa para temannya ini senang sekali mengganggu jam istirahatnya.


" Woy Gimana kencannya sama tu cewek "- arfan menepuk pundak rangga, sedangkan lelaki itu hanya diam tak berniat mengucapkan sesuatu

" Ya baik lah, apalagi tu cewek akhirnya dideketin juga sama rangga setelah sekian lama dia cuma bisa ngeliatin dari jauh "- jelas tama, rangga hanya memutar bola matanya malas karna kedua temannya yang sangat menjengkelkan

" Apalagi rafi nih, kenapa sekarang type lo jadi yang cupu - cupu gitu "- kekeh arfan

" Ck, dia bukan type gue, lagian gue ngelakuin itu juga biar tu cewek tetep ngajarin gue pelajaran matematika "- jelas rafi yang tetap mempertahankan rasa gengsinya

" alasan lo, gamungkin karna gitu aja sih "- pikir tama

" Atau jangan - jangan "- tama memotong ucapannya hingga membuat arfan menatap tama penuh selidik " jangan - jangan apa ?"-


" Jangan - jangan rafi mau diajari sama vania gimana caranya jadi polos yekan "- seru tama

Arfan hampir saja menonyor kening tama kalau saja lelaki itu tak segera menghindar " Dasar gak ada akhlak lo, main tonyor - tonyor kepala orang aja "- cibir tama

" Lagian otak lo kenapa pendek banget sih "- geram arfan

" Pendek gimana sih, bukannya otak itu ya bentuknya sama aja ya "- pikir tama

" Ck, huh sabar - sabar, cowok sabar itu disayang cewek cantik nantinya "- seru arfan menguatkan dirinya sendiri

" Hilih pikiran lo cewek mulu"- ejek tama

" Dari pada lo homo "- semprot arfan

" Lo tu beneran udah gaada akhlak ya "- sergah tama " Lo yang gaada akhlak kali bukan gue "- timpal arfan


" Gue masih ada kalik, lo tu yang gaada "- sindir tama

" Lo lah, akhlak gue juga masih ada kok "- serang arfan tak mau kalah

" Kerjaan lo berdua debat mulu sih, enek gue liatnya "- cibir rangga

" Yaya, mentang - mentang tadi udah nganterin cewek lo sekarang jadi berpaling hati kan "- ejek arfan dengan ekspresi wajah yang ia buat - buat hingga membuat rangga melempar bantal sofa yang berada disampingnya mengenai wajah arfan

R A V A N I A  [ SEGERA TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang