□□□ Siraman Rohani □□□
Vania hanya diam menatap lurus kearah lapangan dengan tatapan dingin, entah lah apa yang diperhatikan oleh gadis itu, yang jelas lapangan tersebut kosong, hanya ada satu bola basket yang tergeletak di ujung lapangan dekat dengan ring gawang.
Jam istirahat berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, mereka sudah membeli beberapa makanan, setelah nya ketiga gadis itu lebih memilih menghabiskan waktu untuk duduk di depan bangku kelas dengan tenang sesekali mengamati sekitar.
" Van, Tadi lo dicariin sama kak rafi "- ujar lia yang masih sibuk dengan minumannya
" Bodoamat "- vania acuh, mengocok - ngocok susu kotak rasa strowberry nya lalu, menusuk kotak itu dengan sedotan dan mulai menyesap isinya dengan tenang, masih mempertahankan wajah dinginnya.
" Gue harus bilang berapa kali lagi ya, gue suka gaya lo yang sekarang woy "- seru anggi, sesekali memasukkan camilannya kedalam mulut sesekali melihat kearah vania yang hanya diam dengan ekspresi dinginnya.
" Lah emng lo gasuka gaya gue yang dulu?"- ketus vania tanpa menatap kearah anggi
" Suka sih, cuma ya kalo sekarang lebih greget woy "-
" Iya gue tau "- jawabnya enteng
Tiba - tiba ada seseorang yang berdiri di depan vania, membuatnya reflek mendongak, mendapati lelaki tampan itu tengah tersenyum begitu manis kepadanya, senyumnya begitu aneh hingga membuat vania menaikkan satu alisnya menatap kearah lelaki itu dengan tatapan dingin.
" Hai, Ternyata lo bener - bener berubah ya "- sapa rafi
" Hm "- gumam vania sama sekali tak berniat menanggapi rafi
" Awas "- usirnya kala berusaha menyingkirkan tubuh rafi yang menghadangnya
" Kalo gue gak mau gimana?"- tantang rafi, Vania memutar bola matanya malas, beranjak berdiri lalu menyingkirkan tubuh rafi dan bergegas pergi begitu saja tak lupa membuang kotak susu kosong miliknya dengan cara melemparnya asal - asalan namun itu berhasil masuk tepat sasaran, hingga nasib kotak itu berakhir di tempat sampah.
" Gue suka gaya dia "- rafi bersmirk, berjalan mengejar vania yang sudah menjauh
Vania hanya diam sesekali menatap kearah sekitar dan yap, masalah selanjutnya datang menghadang, itu membuat nya tersenyum sinis.
" Oh jadi si cupu udah berubah sekarang "- selvi tersenyum remeh
Sedangkan vania? gadis itu semakin menaikkan wajah cantiknya dengan penuh percaya diri tanpa rasa takut sedikit pun.
" Turunin kepala lo, harusnya dia tetep tunduk, gausa sok deh "- ejek selvi, mengulurkan tangannya berusaha meraih wajah vania, namun dengan sekali sentakan ia menepis tangan selvi kasar sampai membuat gadis itu akan terhuyung kebelakang kalau saja septa tak menahan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Ficção Adolescente[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...