□□□ Rencana buruk?? □□□
Vania keluar dari mobil milik rafi, karna sudah sampai didepan cafe tempatnya bekerja, tadi lelaki itu sempat mengatakan padanya jika akan menjemput nanti sesudah pulang dari bekerja. Sebenarnya vania juga sempat menolak tawaran rafi, namun tentu nya lelaki itu tetap bersikeras akan menjemput vania, jadi mau tak mau ia memilih pasrah saja.
Bergegas masuk ke dalam cafe, tak lupa mengganti pakaiannya dengan baju khas pelayan.
" Dianter siapa tadi?"- tnya degrid yang dibalas tatapan kaget dari vania
Jika mengatakan hal yang sebenarnya mungkin vania akan merasa malu saat terlalu mengakui hubungannya sedangkan rafi tidak, jadi ia memilih menutup rapat masalah ini.
" Temen sekolah kak" - timpalnya
" Cowok ya "- tebak degrid
Untung saja tadi sebelum keluar dari mobil, vania sudah terlebih dahulu menguncir rambutnya.
" Nanti pulang kerja mau aku anter pulang ?"- tawar degrid
" Eh, Eng-enggak usah kak "- tolak vania menunduk ragu
" Kenapa? Aku ada salah ya sama kamu, sampek kamu ngehindar kayak gini "-
" Enggak kok kak, kakak gak salah apa - apa "- ia menggeleng kuat
" Yakin? Tapi kenapa aku ngerasa kalo kamu berusaha jauhin aku ya van "- pikir degrid. Vania menunduk takut, bagaimana pun ia merasa jika degrid begitu baik dan merupakan salah satu lelaki idaman yang banyak di gemari kaum hawa.
" Enggak kok kak "- vania kembali menunduk
" Kakak coba deh buka hati buat kak reksa, kak reksa kan cantik terus baik lagi "- gumamnya terlampau pelan sampai membuat degrid menatapnya dengan tatapan bingung
" Kok bahas reksa "- heran degrid, kenapa juga ia harus membahas reksa coba.
" Aduh, vania mau balik kerja dulu ya kak, permisi "- pamitnya berjalan menjauhi degrid dan kembali mengerjakan pekerjaannya
Sedari tadi bahkan pandangan degrid tak lepas dari vania, kenapa juga gadis itu tiba - tiba membawa - bawa nama reksa. Apa mungkin yang membuat dia menjauhinya adalah reksa, mungkin bisa jadi seperti itu bukan.
□□□ ~ □□□
Rafi serta ketiga temannya tengah bersantai disebuah cafe, setelah mengantar vania ia segera mengajak ketiga temannya untuk bersantai disini, bukan cafe tempat vania bekerja, melainkan cafe lain.
" Gue gak nyangka lo beneran se gercep ini "- pikir arfan, sedangkan rafi hanya terdiam lalu meneguk minumannya.
" Lagian lo juga udah beberapa hari pacaran sama dia, apa mau lo terusin sampek pelaminan?"- goda tama yang sialnya itu membuat rafi geram
" Sialan, gue gak minat sama tu cupu "- elak rafi
" Terus apa yang bakal lo lakuin selanjutnya ?"- tnya arfan
" Liat aja kedepannya "- putusnya
" Atau lo udah mulai suka sama dia ya, karna selama ini udah deket? "- tnya tama hingga rafi memutar bola matanya malas " Gak sama sekali "-
" Heh lo tau sendiri kan type rafi gimana"- ungkap arfan
" Ya kan bisa aja tiba - tiba dia suka sama tu cewek "- jelas tama
" Apalagi rafi sampe berantem sama selvi gegara belain tu cewek "- kekeh tama
" Kasian anjir si selvi, masa cewek kek dia mau lo lepas dan ganti milih si cupu "- kata arfan asal
" Gausa asal lo Dodol "- umpat rafi
Arfan hanya tercengir " Yeee sanss dong babang "- Entah kenapa tiba - tiba ia merasa sensitif saat membahas gadis itu.
" lo liat aja apa yang bisa gue lakuin besok "- gumam rafi, berakhir dengan tatapan ketiga temannya yang terarah pada rafi " Apa yang bakal lo lakuin, kenapa wajah lo serem gitu "- heboh tama sampai arfan harus memukul pundak tama dengan perasaan dongkol.
" Paan sih, lo main geplak aja "- umpat tama menatap arfan dengan tatapan kesal
" Lagian lo bikin gue greget Dugong"- semprot arfan " Emang gue serba salah mulu ya kalo sama lo "- cibir tama memasang tampang sok imut miliknya sampai ketiganya memutar bola mata malas
" Jijik banget "- umpat rangga menatap tama dengan tatapan jijik
" Tau tuh, mangkannya jangan kelamaan jomblo biar ga gitu "- ejek arfan
" Lo sadar diri kek, lo juga jomblo njir "- semprot tama
Arfan berdecih " Gue jomblo tapi banyak gebetan "- sombongnya
" Heleh, alesan aja lo "- cibir tama
" Gak alesan kali, emang kenyataannya kek gitu "- elak arfan
" Eh gue liat lo kemarin ngikutin cewek ngga "- ujar tama menatap rangga dengan tatapan intensif
" Ngarang lo "-
" Eh gausa pura - pura lo, gue tau ya "- seru tama
" Lagian lo kurang kerjaan banget ngikutin si rangga "- ejek arfan
" Yee ngikut aja sih lo, terserah gue dong, gue juga kepo siapa cewek yang udah bikin si es ini luluh "- kata tama melirik kearah rangga yang benar - benar acuh dan lebih memilih meminum minumannya dengan tenang tanpa mendengarkan para temannya.
" Mending lo cari cewek aja deh tam, biar ga ngikutin orang aja, ntar tau tau lo homo lagi "- ejek arfan yang mampu membuat tama reflek memukul pundak arfan kelewat kencang.
Rafi beranjak dari duduknya menatap ketiga orang itu dengan tatapan dingin " Gue balik dlu "- pamitnya pergi begitu saja, tentu para temannya itu sempat berteriak memanggil namanya, namun rafi memilih acuh dan tetap keluar dari sini.
□□□ ~ □□□
" Udah lama nungguin gue nya?"- tnya rafi pada gadis yang duduk disampingnya
" Enggak kok "- menggeleng kuat, ya benar saat ini rafi dan vania tengah berada dalam satu mobil yang sama, rafi memang sudah mengatakan pada vania jika akan menjempu nya, tentu saja dengan sedikit paksaan sehingga gadis itu mau.
" Mau kemana dulu ?"- tawar rafi " Langsung pulang aja gapapa kak?"- tnyanya yang dapat anggukan dari rafi, toh ini sudah terlalu malam jika harus berjalan - jalan.
" Ini tadi aku sempet bikinin minum buat kamu, diminum ya "-
□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□
" Merasa senang lah pada porsi yang cukup "- Na.
Nexttttt???
#Dibaca aja seneng apalagi divote :) .
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]
Подростковая литература[ BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS ] Lelah ? Jika ia bisa berhenti , maka ia ingin sekali segera berhenti dari kehidupan yang begitu melelahkan ini . Adakah bahu yang siap memberikan dirinya ketenangan ? ia sudah terlalu sabar menghadapi ini semua . Ni...
![R A V A N I A [ SEGERA TERBIT ]](https://img.wattpad.com/cover/223646645-64-k745497.jpg)