● RAVANIA ~ 31 ●

27.4K 1.7K 38
                                    


□□□ Sedikit Aneh □□□


Sudah berulang kali ia berusaha menghubungi seseorang namun sama sekali tak mendapati balasan apapun dari orang tersebut.

" Nih si cupu mana sih, gak angkat - angkat telfon gue lagi " - umpat rafi menggeram marah, padahal di sabtu pagi ini adalah waktu dimana ia harus belajar matematika, tapi gadis itu sama sekali tak kunjung datang kemari.

" Ck, Sial!, kemana sih nih cewek "- geramnya membuang ponselnya kesembarang tempat

Tiba - tiba bel apartemennya berbunyi hingga membuat rafi berjalan menuju kearah pintu berharap yang datang adalah gadis itu.

Pintu dibuka menampakkan gadis berambut panjang berwarna merah cerah, dengan olesan make up diwajahnya, lipstik merah, menatap rafi dengan senyuman.

" Tau dari mana alamat apart gue "- sarkas rafi menatap gadis berambut merah itu dengan tatapan bertanya, biasanya jika melihat gadis cantik semacam ini pasti ia akan terpesona dan mulai melontarkan gombalan - gombalan recehnya, tapi saat ini moodnya sedang kacau, jadi tak ada waktu untuk membuat pipi gadis di hadapannya ini memerah.

" Maaf, aku disuruh sama pak herman buat ajarin kamu, mangkannya aku kesini, aku tau alamat apartemen ini juga dari pak herman "- jelas gadis berambut merah itu

" Prasaan yang dikasih tugas ajarin gue mat itu bukan lo, gue udah ada yang ngajarin jadi lo gak usah sok sok an mau ajarin gue segala "- tegas rafi menatapnya sinis hingga membuat gadis itu tertohok

" Tapi kata pak herman, sekarang aku yang bakal ajarin kamu "- jelasnya

" Ck, Gue gak mau, jadi lo mending pergi aja sekarang "- perintah rafi menutup pintu apartemennya kasar hingga membuat gadis yang berada di luar apartemen nya pun terlonjak kaget, sedangkan rafi memilih bodo amat dan kembali ke kamarnya sesekali mengacak rambutnya frustasi.

Kali ini mood nya sangat buruk, entah kenapa akhir - akhir ini jadi sering uring - uringan tak jelas, ia merasa begitu heran sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya.

Apalagi saat kemarin ia melihat gadis itu tak mau pulang bersama nya, seakan - akan kepalanya panas karna ditolak mentah - mentah oleh gadis cupu itu.

Tapi rafi merasa begitu heran, kenapa malah memusingkan gadis itu, lagipula ia tak punya hubungan apapun dengannya, apalagi gadis itu sama sekali bukan type rafi, sama sekali bukan, rafi sedikit ogah memandang wajah gadis itu, lalu apa yang sebenarnya terjadi.

Ia berdecak sebal, sesekali mengumpat, rafi merasa jika gadis itu sedikit menghindarinya, bukan sedikit, melainkan ternyata gadis itu tengah benar - benar mencoba menghindarinya.

Sepertinya dia sudah gila karna memikirkan gadis itu, kenapa gadis itu membuat rafi sekacau ini, hanya karna gadis itu, sebenarnya apa yang ada dipikirannya, semua terasa kacau akhir - akhir ini.

" Ck, Sebenernya gue kenapa sih "- sungut rafi merasa begitu muak dengan hal ini

Entah kenapa ia ingin sekali bertemu dengan gadis itu, sepertinya ia benar - benar sudah buta, jika sampai memikirkan gadis cupu itu.

Rafi akan tunjukkan bagaimana caranya bermain - main dengan benar, mungkin gadis itu masih belum mengenal bagaimana sifat rafi yang sebenarnya hingga dia berani mempermainkan dirinya, Awas saja.


□□□~□□□

Vania tersenyum kecil saat melihat seekor kucing yang melintas di depannya, kucing itu memiliki bulu berwarna putih begitu lebat hingga membuat vania ingin sekali menggendong nya namun ia urung, karna takut jika kucing itu sudah memiliki pemilik tetapnya.

R A V A N I A  [ SEGERA TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang