abschnitt siebenundfunfzig

208 6 0
                                    

Kalian pasti tau caranya menghargai karya seseorang!

-----------------------------

Farel baru saja tiba di mansion caitlin, hari ini ia berniat untuk menghabiskan waktunya bersama gadisnya. Dan juga hari ini adalah hari weekend jadi farel mempunyai waktu banyak

" den farel di minum dulu atuh " ucap mbok mira sembari meletakan secangkir teh di hadapab farel.

Farel mengangguk sopan lalu meminumnya,  dan tak lama kemudian caitlin datang lalu berdiri tepat di hadapan farel. Farel menatap caitlin dari ujung kepala sampai kaki,  jujur caitlin kali ini sangat lah cantik.

" kita mau kemana sih Rel? " tanya caitlin seraya merapihkan rambutnya.

Farel mengedikan bahu nya " nanti juga tau, " balas nya lalu menarik caitlin menuju kedalam mobil nya.

" tumben pake mobil " cibir caitlin

Farel tertawa kecil " biar romantis " balas nya lalu masuk kedalam mobil.

Di dalam perjalanan tidak ada yang membuka suara nya,  farel yang sibuk menyetir dab caitlin yang sibuk memainkan ponsel nya. 20 menit sudag dalam perjalanan kini mobil farel sudah berhenti di tepi tebing.

Caitlin bisa melihat pemandangan yang cantik dari atas tebing ini,  udara yang sejuk dan di tumbuhi pepohonan sangan indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Caitlin bisa melihat pemandangan yang cantik dari atas tebing ini,  udara yang sejuk dan di tumbuhi pepohonan sangan indah. Bahkan di sini juga terdapat pedagang - pedagang yang menjual beberapa makanan,  bunga buket dll. Mata caitlin tak henti henti nya berbinar memandang pemandangan yang indah di hadapannya.

Ini pertama kali nya caitlin ketempat seperti ini.

" lo suka? " tanya farel menatap lekat caitlin yang sudah merentangkan tangan nya.

" I really like " balas nya antusias,  farel duduk di atas cap mobil .

Matanya masih menatap gerak - gerik caitlin,  bibir farel tak henti henti nya melengkungkan senyuman ia sangat bahagia melihat caitlin bahagia.

" ini adalah tempat favorit gue selain di rooftop,  gue selalu menyempatkan diri kesini kalau kesepian. Pemandangan yang ada di depan kita mampu membuat ketenangan tersendiri bagi gue " ucap farel tiba tiva. Caitlin menoleh lalu berjalan menghampiri farel.

" yang lain tau kalau ini tempat favorit lo? "

Farel menggeleng " gak ada yang tau selain lo "

Caitlin tersenyum " jadi gue orang pertama yang tau tempat favorit lo " farel mengangguk

" kenapa lo gak kasig tau yang lain,  kenapa cuman gue? "

Farel diam beberapa menit hingga yang mulai menjawabnya " karena lo penting bagi gue "  caitlin menggigit bibir dalam nya kata kata farel mampu membuat nya terbang tinggi.

Kedua nya pun kembali diam,  menikmati maha karya tuhan yang indah.

" cait.. "

Caitlin menoleh memandang farel dengan tatapan bertanya

" jangan pernah ninggalin gue dengan apapun yang terjadi nanti, "

Caitlin menyengrit bingung,  apa magsud perkataan farel tadi. Caitlin tak mengerti.

Seolah mengerti dengan tatapan caitlin farel lantas berbicara kembali " udah gak usah di pikirin,  mau nemenin gue menikmati keindahan tugan? "

Caitlin mengangguk,  jujur caitlin benar benar tak mengerti dengan ucapa farel yang tiba tiba tadi. Tak mau ambil pusing,  akhirnya caitlin memilih menikmati keindahan pemandangan yang ada di depan nya bersama farel.

🌼🌼🌼

Farel baru saja sampai di rumahnya setelah mengantarkan caitlin pulang,  ia sudah puas menatap wajah ceria caitlin tadi. Rasanya farel ingin tetap menikmati senyum bahagia caitlin.

Hei kenapa sekarang ia sebucin ini?  Kemana farel yang dingin dan datar dulu?  Entah lah.
Farel melangkah masuk kedalam rumah,  di ruang tamy sudah ada irvan yang menatap ke arah nya tajam.

Farel hanya mengabaikan nya lalu berniat untuk ke kemarnya,  sebelum suara bariton irvan mengitruksinya.

" farel adinata! "

Panggil irvan,  farel tetap pada pendirian nya ia enggan menoleh. Dia sudah tau apa magsud kedatangan orang itu ke rumahnya.

" kemari lah dan duduk dengan ku. "

Farel berjalan mendekat ke arah irvan tapi ia tidak duduk di samping irvan ia duduk di sebrang irvan yang hanya terhalang meja. Ira hanya bisa merapalkan doa agar perang dingin antara anak dan ayah ini cepat selesai.

" kalau kedatangan anda hanya untuk membujuk saya agar menerima perjodohan itu,  lebih baik anda pergi. Karena sampai kapan pun saga tidak akan menerima nya "

Tolak mentah mentah farel yang membalas tatapan tajam irvan dengan tak kalah tajam nya.

" rupanya putraku sudah tumbuh menjadi besar dan cerdik " kata irvan dingin " farel aku tak ingin kau membantah perintahku "

" memang nya anda ini siapa?  Yang bisa mengatur kehidupan saya! "

" saya masih ayahmu farel adinata! "

" baik,  kalau begitu kita pisahkan saja hubungan antara ayah dan anak .itu lebih baik bukan "

Mata irvan membelalak,  ia merasa sangat tidak berguna karena salah mendidik putranya.

" kali ini aku tidak ingin memulai peperangan lagi,  keputusan ku sudah final kau akan tetap bertunangan dengan zoya. Tinggal kan kekasih mu farel,  dan pertunangan kalian akan di laksanakaan seminggu lagi  " final irvan

" sa-"

" dan saya tidak menerima bantahan apapun farel adinata! "

Tegas irvan,  farel mengepalkan tangan nya erat sampai sampai kuku buku nya terlihat memutih. Tampa aba aba farel berjalan menaiki tangga menuju kamar nya ia membanting pintu kamar nya kuat dan menonjok tembok berkali kali hingga darah nya bercucuran.

Emosi nya benar benar sudah menguasai dirinya,  ia benar benar kalap. Farel terus menerus menonjok tembok,  persetanan dengan ayah nya.

" dan kau ira persiapkan semua nya "

Tegas irvan pada ira

" bisakah kamu untuk memikirkan perasaan farel sedikit saja "

Kata ira yang tak tahan melihat farel " kamu terlalu egois dan tega terhadap farel " lanjut nya

" dan kamu pikir aku mau mengorbankan perasaan farel?  Tidak ira ini karena keadaan yang mendesak "

" kamu selalu memengingkan putra kesayangan mu itu irvan,  sampai kamu melupakan farel "

" sudahlah aku tidak ingin mencari keributan,  aku sangat lelah dan aku ingin pulang "

Katanya lalu pergi. Ira mendelik di tempat

" hei apa dia tidak sadar,  dengan kedatangan nya kemari dan memaksa farel apa itu bukan mencari keributan? "


carelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang