abschnitt achtundfunfzig

198 5 0
                                    

Kalian pasti tau caranya menghargai karya seseorang !

------------------------

Caitlin berjalan malas di sepanjang koridor,  sesekali kaki nya ia hentakan,  bibirnya tak henti hentinya medumel tidak jelas. Teman teman yang lain sedari tadi melihat ke arah caitlin dengan tatapan yang sulit di artikan.

Caitlin mengabaikan nya tidak peduli dengan tatapan yang lain,  caitlin melihat jam yang menempel di pergelangan tangan nya. Sekarang sudah pukul 09.45 yang artinya 15 menit lagi bel masuk pelajaran ke 2 di mulai.

Caitlin tak henti henti nya menyumpah serapahi pak joko karena dengan teganya menyuruh caitlin membersihkan perpustakaan yang gede nya naujubillah dan itu seorang diri. Perlu di garis bawahi SEORANG DIRI  .

Sungguh tega sekali pak joko ini!

Caitlin di hukum lantaran terlambat masuk ke kelas yang jam pelajaran nya ke 1 di isi oleh pak joko. Ayolah caitlin hanya telat 10 menit bukan 1 jam lalu mengapa pak joko dengan teganya menghukum caitlin dan harus merelakan jam istirahat.

Caitin mendaratkan bokong nya tepat di samping farel dengan ganas nya ia langsung menyambar minuman farel dan meneguk nya hingga kandas.

" hei,  are you okay? "

Tanya farel menatap caitlin dengan kebingungan.

" no! I'm not okay "  ketusnya.

Caramel dan rahel tertawa puas melihat wajah caitlin yang kesal menurutnya wajah caitlin kesal adalah favorit nya.caitlin menatap horor ke arah caramel dan juga rahel.

" caitlin,  caitlin salah sendiri udah tau jam pelajaran pertama pak joko. Lo segala make telat bangun " ledek caramel.

" kok bisa telat kenapa? " tanya farel,  karena tidak biasanya caitlin telat dan kebetulan tadi pagi farel tidak bisa menjemput nya karena ada rapat tim basket.

" maraton nonton drakor " selak rahel cepat,  mereka semua pun tertawa puas. Caitlin hanya menatap tajam sahabat - sahabatnya itu. Mata caitlin tak sengaja melihat perban di tangan kanan farel.

" hey,  what's wrong with your hand? "  tanya nya sambil memegang tangan farel.

Farel tersenyum " it's fine just a small wound " 

Gavin memutar bola matanya malas,  lagi dan lagi ia harus menjadi nyamuk.

" biasa lah cait,  cowok mah gitu " jengah nya.

" does it hurt? " tanya caitlin memegang perban nya

" a little " farel menarik tangan nya lalu mengacak rambut caitlin karena ia bisa melihat khawatiran di raut wajah caitlin " no need to worry,  I'm fine dear " lanjut nya dengan lembut.

" ekhem disini masih ada yang jomblo woy " cibir gavin.






carelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang