Part 13

137 40 4
                                    

Hanbin's POV

"Alasan Ibu Taeyeon melakukan penggelapan dana karena keponakannya yang kecelakaa satu tahun lalu, Kim Hayeon." Bisa kulihat mereka semua terkejut kecuali kedua rekanku tentu saja.

"Bagaimana kalian bisa tahu hal itu?" tanya Ibu Taeyeon. Mereka semua menatapku. Ini saatnya. Tetap tenang dan jelaskan perlahan.

"Seperti yang kalian semua tahu, Kim Hayeon adalah siswa SHS yang menjadi korban dalam tabrakan yang disebabkan oleh supir truk yang mengantuk. Kami sudah mengecek kondisinya dan dia koma sampai sekarang." Aku menatap Jisoo yang mengerling. Kemarin dia terlambat datang untuk memasang kamera karena meminta izin pada guru untuk ke rumah sakit dan melihat keadaan Hayeon.

"Karena absensinya kurang, otomatis dalam rapat tahunan kenaikan kelas, dia masuk dalam daftar siswa yang tidak naik kelas dan terpaksa dikeluarkan meskipun kondisinya dalam status kecelakaan, bukan sengaja. Padahal, sebelumnya, dia mendapatkan tunjangan dari pihak sekolah karena masih berstatus siswa di sini."

Aku menghela napas sejenak. "Dan Kim Hayeon sebenarnya adalah adik dari Ibu Taeyeon. Awalnya kami tidak mencari sejauh ini namun kami memikirkan kalau tidak mungkin bila pelakunya adalah salah satu tersangka kami, maka motifnya didasarkan oleh uang."

"Bagaimana, Ibu Taeyeon? Ibu Heejung?" tanyaku. "Apa kami benar dan kalian mengakuinya?"

Keduanya mengangguk meskipun wajah mereka pucat pasi karena kami mengetahui motifnya. "Karena kami sudah melakukan tugas kami, sekarang kami akan kembali ke kelas," ujarku pada Pak Hyunsuk. "Tapi... saya dan kedua teman saya ingin hadir dalam rapat dewan sekolah, bagaimanapun caranya. Kami ingin membantu dua guru yang kami kasihi untuk mendapatkan keringanan karena mereka juga berhak mendapatkannya."

Pak Hyunsuk terlihat ragu tentu saja. "Tapi..."

"Atau kami terpaksa membocorkan hal ini ke media. Tentunya bapak tahu bagaimana citra sekolah nanti karena adanya kasus kecelakaan itu, kan?" Jisoo ternyata bisa mengancam orang juga. "Ingat, pak. Kami memiliki hacker handal di sini," katanya sambil menyenggol Bobby.

"Baiklah, akan saya pertimbangkan." Syukurlah. Aku menatap Jisoo dan Bobby sembari tersenyum pada mereka berdua.

"Terima kasih, pak."

***

Bobby's POV

Beberapa hari setelahnya berlalu dengan begitu cepat. Kami kembali ke rutinitas kami semula. Belajar, berkumpul, bolos (untuk Jisoo saja sih), kegiatan rapat OSIS (untuk Hanbin saja), dan lainnya. Hari ini rapat dewan komite sekolah dilakukan. Semua yang termasuk di dalamnya hadir, termasuk para donatur sekolah yang beberapa wajahnya familier bagiku.

Namun, Pak Hyunsuk meminta maaf karena tidak bisa melakukan terlalu banyak. Yah, wajah saja sih. Kami hanya siswa, mana ngerti dengan urusan mereka. Kami hanya memberikan kesaksian dan disuruh keluar. Setelah itu, Hanbin ke ruang OSIS dan terpaksa bolos kelas, aku ke kelas untuk menyampaikan izinnya, sementara Jisoo...

"Aku tidak terbiasa ada di kelas. Jadi, tidak perlu meminta izin untukku. Bye, banana," katanya tadi. Setelah insiden dimana dia melihat Hanbin yang terlihat aneh saat memanjat pohon, dia langsung memanggil Hanbin dengan sebutan banana. Aku terkekeh melihatnya.

Ini jam makan siang namun hanya aku bertiga bersama Sungjae dan Yunhyeong. Hanbin masih di ruang OSIS. Setelah makan kuputuskan untuk pergi dari kelas. "Mau ke mana kau, Bob? Kelas sebentar lagi dimulai," ujar Sungjae.

"Kepalaku sakit, jadi tolong izinkan aku pada guru yang akan masuk nanti. Biarkan saja tasku di sana, nanti aku akan mengambilnya sendiri." Kemudian aku berjalan menuju ke arah UKS tanpa mendengar ocehan Yunhyeong dan Sungjae lagi.

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang