Part 4

203 45 8
                                        

Hanbin's POV

"Hentikan semuanya!" Sunyi senyap. Mereka berhenti dan berbalik menatapku membuatku spontan memasang wajah mengintimidasi yang selalu berhasil. Mereka langsung membagi kerumunan menjadi dua membuatku berjalan ke ruang tata usaha. Di saat-saat seperti aku merasa seperti berada di adegan bos mafia di mana tentunya aku yang memerankannya dan yang lainnya hanya anak buahku. Bobby mengikutiku dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya. Sementara Jisoo memilih tetap berada di belakang, tersembunyi di kerumunan.

"Kembali ke kelas. Bel sebentar lagi berbunyi. Kalau tidak, aku akan memanggil Pak Eun Jiwon untuk menghukum kalian semua." Aku ingin tertawa namun kutahan. Bagaimana tidak? Mereka langsung berlari terbirit-birit kembali ke kelas masing-masing begitu aku mengancam mereka. Sebenarnya itu karena nama Pak Jiwon, tapi tetap saja aku puas. Kulihat hanya Jisoo dan Bobby yang tidak namun mereka berdua memang yang kubutuhkan saat ini.

Aku masuk ke dalam ruang tata usaha dan menemukan Pak Hyunsuk, juga Ibu Taeyeon –kepala tata usaha SHS- lagi uring-uringan.

"Apa yang terjadi di sini, Pak?" tanya Bobby mendahuluiku. Pak Hyunsuk menyuruh Ibu Taeyeon menjauh sejenak sebelum menoleh dan menjawab, "Ada yang mencuri buku laporan keuangan sekolah kita. Dan orang itu tidak tertangkap dalam CCTV."

"Siapa saja yang sudah masuk ke sini sebelum anda dan Bu Taeyeon?" Pak Hyunsuk menghela napas. "Ibu Taeyeon adalah orang pertama yang masuk ke sini," jawabnya. "Setelah itu, ada Pak Hodong, Pak Donghoon, juga Ibu Heejung. Pak Jiwon kemudian memanggil saya ke sini."

Bobby mengangguk. "Berarti sudah ada 6 orang termasuk bapak ke sini." Dia melihat sekeliling ruangan. "Boleh kalau ruangan ini dikosongkan sebentar? Saya dan Hanbin akan memeriksanya sekitar. Berikan kami paling lama sepuluh menit."

"Baiklah. Kalau begitu, saya tinggal kalian bertiga di sini. Saya aka meminta 2 satpam untuk berjaga diluar."

Sepeninggalan Pak Hyunsuk, keheningan melanda ruang tata usaha. Jisoo berdeham dan menoleh pada dua partnernya. "Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?"

Aku menatap Jisoo dan Bobby melakukan hal yang sama. "Sekarang, giliranmu untuk mengobservasi ruangan ini dan mencari barang bukti yang mungkin saja ditinggalkan pelaku."

***

Bobby's POV

Jisoo langsung menjalankan tugasnya. Aku dan Hanbin mengecek kembali CCTV. Sementara Jisoo berkeliling mencari bukti yang bisa saja ditinggalkan pelaku.

"Ini!" pekik Hanbin membuatku fokus melihat obyek yang ditunjuknya. "Warna putih ini muncul sekilas kemudian hilang lagi."

"Biar kuperlambat dan kuperjelas videonya," kataku kemudian mengambil alih CCTV. Aku terbiasa mengurus hal seperti ini di waktu luang. Hanya iseng namun sepertinya cukup bermanfaat di saat seperti ini.

"Berapa lama kau bisa memperbaikinya?" tanya Hanbin tak sabar. Dia kira mengurus hal seperti ini mudah, ya? Aku menarik napas pelan dan menyahut, "Paling cepat tiga menit," jawabku.

Hanbin berdecak kesal. "Aku bawa flashdisk. Masukkan video itu ke flashdisk ini dan akan kita kerjakan sepulang sekolah nanti. Waktu kita tinggal 3 menit untuk memeriksa semua ini." Dia ada benarnya juga. Sementara aku men-copy video CCTV, kulihat Hanbin menghampiri Jisoo dan mengajaknya bicara.

Setelah aku memindahkan video itu, aku kemudian memasukkan flashdisk Hanbin ke saku celanaku dan menghampiri mereka.

"Kalau tidak ada bukti, berarti bisa saja pelakunya sudah terlatih," kata Hanbin berasumsi. Jisoo mengangguk. "Dia sepertinya sudah sering melakukan hal ini."

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang