Dua bulan berlalu dengan cepat. Lisa yang lebih sering terlihat bersama F4-kawe sudah menjadi pemandangan yang biasa, namun tidak sedikit pula yang merasa bahwa hal itu sungguh membuat mereka iri, khususnya kaum hawa.
"Di mana Hayi?" tanya Jennie begitu mendapati hanya ada Jisoo dan Rose yang sedang makan siang. Kelasnya baru saja ujian matematika sehingga mereka terlambat keluar dari kelas meskipun bel tanda istirahat sudah berbunyi.
"Sibuk mengurus pergantian kepengurusan OSIS," jawab Jisoo. Meskipun begitu, matanya memicing menatap Hanbin yang mengobrol bersama Lisa. Rose juga melakukan hal yang sama sambil memakan makanannya dengan barbar. "Di saat Hayi sedang rajin mengurus semuanya, laki-laki itu hanya berleha-leha dan malah flirting dengan gadis baru."
Jennie duduk di hadapan mereka. "Positive thinking saja. Mungkin Hayi masih memiliki tugas sedangkan laki-laki itu tidak," ujarnya optimis . "Berhenti menatapnya seperti itu. Kalian seperti sindikat penjahat yang sedang menarget korban untuk dimutilasi," tukasnya.
Jisoo dan Rose kompak menghela napas. "Lagian kami begini juga karena Hayi," ujar Jisoo membela diri. "Kau tahu kan kalau Hayi suka sama Hanbin?" Jennie mengangguk. "Laki-laki itu memberinya harapan di awal dan sekarang lihat tingkahnya, Jennie. Bagaimana bisa dia mencampakkan Hayi seperti itu?" ujar Rose dengan suara sedikit meninggi.
Jennie memutar bola matanya malas. "Kalau aku lihat, Lisa yang mendekati Hanbin. Kalian perhatikan baik-baik. Hanbin bersikap pasif dan membiarkan gadis itu bertingkah semaunya." Jennie lalu menatap Jisoo. "Itu juga berlaku buatmua."
"Aku?" tanya Jisoo seakan apa yang diucapkan Jennie adalah hal paling aneh. "Apa maksudmu?"
"Jangan pura-pura tak tahu, Jis. Semuanya terlihat jelas di wajahmu. Hayi dan Hanbin hanyalah alibi buatmu. Tapi yang kau perhatikan adalah Kim Bo-"
"Woah, tunggu dulu!" pekik Jisoo. "Sepertinya ada yang salah paham. Kenapa aku harus cemburu dengan kau-tahu-siapa?"
"Apa yang kalian bicarakan?" Mereka bertiga menoleh dan mendapati Hayi yang menghampiri mereka dan duduk di sebelah Jennie. "Jadi?"
"Tidak ada yang penting," jawab Rose. "Bagaimana tugasmu?" tanyanya. "Kau butuh bantuan?"
"Untuk sementara tidak ada. Aku hanya mengerucutkan daftar anggota OSIS yang akan datang. Peminatnya membludak sampai aku harus melihat track record mereka selama beberapa bulan ini," jelas Hayi.
"Jadi, berapa orang kandidat ketua OSIS kali ini?" tanya Jennie. Hayi mengendikkan bahunya. "Kalau itu, Hanbin yang urus. Tapi sepertinya dia bilang ada dua atau tiga orang yang akan jadi kandidatnya kali ini." Dia menyeringai saat mendapati salah satu objek yang dibicarakannya. "Kalau tidak salah, dia juga kandidatnya."
Jennie, Jisoo, dan Rose menoleh, mengikuti arah pandangan Hayi. "Choi Hyunsuk?" tanya Jennie sedikit ragu. Hayi mengangguk. "Kau tahu dia?"
"Tidak, hanya pernah mendengar rumor tentang dia," jawab Jennie acuh.
"Siapa dia?" tanya Rose tak mengerti. "Dia anak kelas X-1. Tergabung dalam klub futsal dan cukup aktif dalam kegiatan sosial sehingga banyak senior yang mengenalnya, seperti Song Minho," terang Jisoo. "Bahkan Yunhyeong dan Bobby juga berteman dekat dengan anak itu," tambahnya. "Di antara semua kandidat yang mungkin, sepertinya dia yang paling kuat."
Rose, Jennie, dan Hayi menatap kagum Jisoo. "Dari mana kau tahu semua itu?" Jisoo hanya mengendikkan bahunya. "Hanya dengar-dengar dari mulut orang," jawabnya tak jelas. 'Tidak mungkin kan aku katakan kalau aku tahu karena pekerjaanku sebagai Lady Sherlock?'
"Kira-kira ada kejadian apa lagi tahun ini?" tanya Jennie penasaran. Hayi menghela napas. "Karena itu juga Hanbin memutuskan merahasiakan siapa saja yang dia pilih sebagai kandidat ketua OSIS selanjutnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Guard (Bobsoo)✓
FanfictionSeoul High School (SHS) adalah sekolah tua terkenal dengan rumor mistis. Keberadaan Detektif Sherlock yang sudah ada sejak setengah umur SHS dan berfungsi sebagai penjaga sekolah itu membuat banyak orang penasaran dan berusaha mengungkap identitasny...