Part 8

153 42 2
                                        

Hanbin's POV

Aku sedang makan siang di atap. Setelah menemukan bahwa itu adalah tempat tersunyi di penjuru SHS, aku memutuskan untuk menjadikannya basecamp sementara. Tentunya kuajak juga dua manusia paling heboh dan satu manusia suram. Biar bagaimanapun, kami memiliki penderitaan yang sama kalau soal ketenangan. Siapa lagi kalau bukan Yunhyeong, Sungjae, dan Bobby.

Sembari memasukkan makanan ke dalam mulutku, aku memikirkan bagaimana untuk mencari motif pelaku melakukan hal ini. Terus terang hal ini yang membuatku kesulitan tidur. Apa yang membuat pelaku begitu nekat melakukan penggelapan dana sekolah padahal gaji guru-guru di sini termasuk sangatlah besar.

"Kau kenapa?" tanya Yunhyeong. Dia, Sungjae, dan Bobby kompak menatapku yang spontan membuatku heran.

"Memangnya, aku kenapa?" balasku. "Aku baik-baik saja, tuh."

"Habisnya, Kim Hanbin. Kau dari tadi seperti tidak ada di sini," ujar Sungjae. "Kami sibuk mengobrol sedangkan kau terus melamun. Kau bahkan tidak sadar kalau Yunhyeong sudah memanggilmu sepuluh kali."

"Yang benar hanya lima kali, Sungjae. Jangan melebih-lebihkan."

"Bukannya tujuh?"

"Sebelas, mungkin."

"Ada apa?" tanya Bobby yang paling waras diantara ketiganya. Untunglah Sungjae dan Yunhyeong berhenti berdebat tidak penting dan kembali fokus.

"Apa ada masalah dengan OSIS?" tanya Sungjae. Aku menggeleng. "Tidak. Aku tidak punya masalah dengan OSIS saat ini. Ada hal lain yang kupikirkan."

Aku bisa merasakan tatapan Bobby yang memicing padaku untuk beberapa saat namun kemudian dia memalingkan wajahnya tanda terserah-padamu-saja.

"Aku tidak tahu apakah kau sudah mendengar hal ini atau belum, tapi yang jelas ini rahasia. Jadi, aku tidak mau mulutmu mengember ke mana-mana," kataku. Jelas, kalau sampai rahasia ini bocor ke mana-mana, aku yang pastinya disalahkan.

"Sepertinya ini masalah serius," ujar Yunhyeong. "Tapi, aku juga tahu mana yang harus dibocorkan, mana yang tidak. Jadi, kau tenang saja."

Setelah itu, aku menceritakan pada mereka berdua soal penggelapan dana itu. Tentunya ada beberapa hal yang kurahasiakan seperti ini permintaan dari Detektif Sherlock melalui kepala sekolah, kerja samaku bersama Bobby dan Jisoo, juga nama-nama tersangka yang kami curigai.

"Jujur saja, aku tidak tahu apapun soal penggelapan dana dan siapa saja yang bisa kujadikan tersangka. Tapi, ngomong-ngomong masalah uang, ada hal lain yang mungkin saja berhubungan dengan kasus ini," kata Yunhyeong. Seperti yang diduga. Kemampuannya dalam mengetahui rumor-rumor tersembunyi membuatnya dijuluki Raja Gosip.

"Apa itu?" Kami menatap Yunhyeong dengan rasa penasaran tinggi.

"Setahuku, tahun lalu sempat ada kecelakaan yang melibatkan siswa di sekolah ini. Saat itu supir truk yang mengantuk menabrak siswa yang saat itu sedang menyebrang jalan. Persis di depan sekolah."

"Tapi, kita kan tidak boleh keluar dari sekolah," sela Sungjae. Yunhyeong memutar bola matanya malas.

"Kalau hari sabtu dan minggu, kan bisa. Biasanya kita harus membuat surat izin terlebih dahulu agar bisa keluar. Kau seperti tidak pernah keluar dari asrama saja," cela Yunhyeong sontak membuat Sungjae kesal.

"Kalau hari sabtu biasanya-"

"Yunhyeong, lanjutkan ceritamu," tabrakku tak sabar. Tentu saja saat ini mereka tidak boleh berdebat tentang hal yang tidak penting.

"Supir truk itu tewas di tempat sementara siswa senior itu masih koma sampai sekarang. Sekolah tentunya memberikannya tunjangan."

"Kalau dia masih koma sampai sekarang, itu artinya..."

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang