Part 19

135 37 1
                                        

Tiga hari berlalu dengan tenang. Setidaknya itu yang terlihat oleh Hayi dan Rose. Jisoo tidak bertingkah aneh, intensitas masuk kelasnya bertambah walau kadang masih bolos, juga tidak membahas apapun mengenai Jennie lagi.

"Dia tidak ingin berteman denganku jadi kubiarkan dia pergi," jelas Jisoo saat Hayi dan Rose bertanya padanya. Hari-hari yang damai. Namun, seperti kata orang-orang. Suasana yang terlalu damai pertanda akan ada badai. Dan Jisoo tak mengira bahwa itu akan terjadi padanya.

Semua dimulai pada hari kamis, dua hari sebelum perlombaan yang diikuti Jisoo dimulai. Rose dan Hayi gusar karena setelah tiga hari berturut-turut Jisoo normal, hari ini dia kembali bolos. Padahal pagi tadi, dia masih ada saat jam pelajaran Pak Jiwon.

"Bagaimana?" tanya Hayi. "Handphonenya sudah bisa dihubungi?" tanyanya cemas.

Rose menggeleng. "Tidak diangkat sama sekali." Dia kembali mencoba menghubungi nomor Jisoo. Namun suara datar tanda nomor sedang sibuk kembali terdengar di telinga Rose membuatnya berdecak kesal.

"Aku sudah pergi ke UKS tapi nihil. Dia tidak ada di sana," ujar Hayi sambil berpikir ke mana lagi kemungkinan Jisoo berada.

"Kamar asramanya?" Hayi menggeleng menghilangkan harapan Rose. "Terkunci."

"Taman belakang sekolah?"

"Dia tidak ada di sana." Bukan Hayi, melainkan Hanbin yang menjawabnya. Laki-laki itu terengah-engah.

"Sejak kapan kau ikut mencari?" tanya Rose membuat Hanbin menunjuk Hayi. "Dia terlihat terburu-buru, jadi aku membantunya," jawabnya datar.

"Bagaimana Pak Kyuhyun?" tanya Hayi pada Rose.

"Entahlah. Aku juga tidak tahu. Sudah lima kali mereka datang mencari Jisoo," jawab Rose.

"Aku melewati ruangan yang digunakan Pak Kyuhyun untuk lomba dan dai terlihat marah," ujar Hanbin. "Kalian memangnya tidak tahu tempat mana saja yang biasa digunakan Jisoo untuk bersembunyi?"

Kedua gadis itu menggeleng membuat Hanbin mendesah lelah. Hanbin juga tidak bisa memberitahu Bobby karena temannya itu salah satu peserta lomba. Sementara itu, Rose kembali menghubungi Jisoo.

'Halo,'

"Kim Jisoo? Kau di mana?!" seru Rose membuat Hanbin dan Hayi menoleh ke arahnya dengan cepat.

***

Jisoo berjalan dengan cepat di belakang gedung asrama dan mengaktifkan handphonenya. Baru saja menyala, handphone itu sudah berbunyi.

20 panggilan tak terjawab dari Rose.

10 panggilan tak terjawab dari Hayi.

10 panggilan tak terjawab dari Bobby.

2 panggilan tak terjawab dari Hanbin.

Sontak membuat Jisoo heran. 'Ad a apa dengan mereka semua?' batinnya. Baru saja dia ingin menelepon kembali, handphonenya kembali berbunyi. Telepon dari Rose. Jisoo mengangkatnya dan menempelkan handphonenya ke telinga.

"Halo."

'Kim Jisoo? Kau di mana?!' Jisoo menjauhkan handphonenya untuk beberapa saat karena suara Rose yang terlalu besar. Jisoo juga merasa aneh karena nada suara Rose yang terdengar panik.

"Ada apa?" tanya Jisoo.

'Kenapa kau tidak di kelas? Kenapa tidak mengangkat teleponku dan Hayi? Kau tidak lupa kan kalau ada pertandingan akademi antar sekolah dua hari lagi?!' Pertanyaan terakhir Rose membuat Jisoo tertegun.

'Latihan untuk lomba? Dua hari lagi?' pikirnya. 'Bagaimana aku bisa lupa hal sepenting itu?!'

Dia melirik jam tangannya dan terkesiap saat jam menunjukkan pukul setengah dua belas siang! Hampir tiga jam dia pergi dari kelas. Jisoo segera berlari dengan handphone yang masih menempel di telinganya karena Rose masih berbicara.

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang