"Perasaanku saja atau F4-kawe memang lagi pisah rumah?" celetuk Jennie heran. Bukan cuman Jennie, hampir sebagian besar siswa SHS merasa aneh saat F4-kawe tidak bersama-sama. Sehari dua hari mungkin wajar, tetapi sudah empat hari mereka tidak bersama-sama, membuat pemandangan menjadi janggal. Terlebih desas-desus kurang mengenakkan tentang Yunhyeong dan Hanbin terdengar hingga membuat heboh seluruh penghuni sekolah.
"Ini bukan karena kejadian dengan Daisy itu hari, kan?" tanya Hayi. Bukan tanpa alasan, karena mereka sepertinya bermusuhan setelah hari itu. "Tapi, kenapa gosip yang kudengar hanya tentang Yunhyeong dan Hanbin? Harusnya kan Yunhyeong dan gadis itu?"
"Yunhyeong jadi lebih murung dan penyendiri di kelas," sambung Rose dengan nada cemas. Habisnya, dia sendirian. Tidak ada satupun yang berani di dekatnya. Pengaruh Hanbin sebagai ketua OSIS terlalu kuat meskipun baik dia, Bobby, dan Sungjae tak mengatakan apapun atau meminta orang untuk tidak peduli pada Yunhyeong.
Mereka bertiga mengacuhkan Yunhyeong dengan terang-terangan, seakan dia tidak ada. Seakan semua kebersamaan dan kekompakan mereka selama setahun belakangan tak ada artinya. Tindakan ini membuat semua orang bertanya-tanya kesalahan tak termaafkan macam apa yang dibuat Yunhyeong hingga sang ketua OSIS meradang.
"Apa Yunhyeong baik-baik saja?" tanya Jennie.
"Mau ada apa-apa juga, kita tidak bisa melakukan apapun," jawab Jisoo. "Dia mengusir semua orang yang ada didekatnya." Jisoo sedikit menyeringai dan mengeraskan suaranya saat seorang gadis yang menjadi targetnya lewat dan mendengar pembicaraan mereka.
"Dia terlihat menderita," sambung Hayi.
'Bingo!' batin Jisoo. Terlebih saat melihat wajah Daisy yang dipenuhi rasa bersalah. 'Kita tunggu sedikit lagi hingga waktu mainnya siap. Sekarang, masih pemanasan.'
Daisy berlalu meninggalkan kantin dengan wajah datar yang berusaha diperlihatkannya. Selama empat hari ini, dia mendengar terus gosip tak mengenakkan tentang Yunhyeong membuatnya harus menekan perasaan bersalahnya agar tidak menjadi semakin besar. Rasa itu membuatnya sesak dan ingin menangis.
Dia melewati kelas XI-1. Kelas laki-laki yang dibencinya itu. Sosok itu sedang duduk seorang diri sambil membaca buku dari balik jendela. Semua perasaan baik suka, kasihan, kesal, sedih, dan terutama benci bercampur satu. Daisy melihat lagi melalui jendela, jauh menerawang bayangannya sendiri. Dan kemudian dia menyadari kalau rasa kesal dan bencinya mmang lebih mendominasi.
Sepertinya cukup lama Daisy berdiri di sana hingga dia menyadari kalau ada bayangan lain yang terpantul di jendela. Dia berbalik dan mematung mendapati sang ketua OSIS yang berdiri dan tersenyum padanya.
"Halo...., bel akan berbunyi sebentar lagi. Kenapa kau tidak segera masuk kelas?" tanya Hanbin sambil mendekati gadis itu.
"Aku.... akan masuk sekarang," jawab Daisy gugup namun cepat. Sepertinya dia berusaha membebaskan diri dari pria itu.
"Kau melihat Yunhyeong dari sini?" Daisy berhenti melangkah dan terkesiap.
"Aku tidak-"
"Sebaiknya kau lupakan saja laki-laki brengsek sepertinya," sela Hanbin. "Dia tidak sama dengan Yunhyeong yang dulunya ramah. Apalagi dia juga bukan sahabatku lagi," katanya santai.
"Kenapa Yunhyeong-sunbae bukan sahabatmu lagi?" tanya Daisy spontan. Suaranya tidak terdengar seyakin sebelumnya.
"Hm.....," gumam Hanbin. "Apa kau benar-benar ingin tahu alasannya?" tanya Hanbin dengan nada menggoda namun sayangnya malah membuat Daisy terintimidasi.
"Misalnya saja, karena hal itu bisa membuat Yunhyeong menderita?" terka Hanbin. Dia seolah-olah meminta pendapat dari Daisy. Daisy sendiri yang mendengar hal itu menjadi sedikit panik. Tidak mengira sunbae di depannya akan mengatakan hal yang paling tidak ingin dipikirkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Guard (Bobsoo)✓
FanfictionSeoul High School (SHS) adalah sekolah tua terkenal dengan rumor mistis. Keberadaan Detektif Sherlock yang sudah ada sejak setengah umur SHS dan berfungsi sebagai penjaga sekolah itu membuat banyak orang penasaran dan berusaha mengungkap identitasny...