Part 60

89 27 3
                                        

"Kau jelas masih memikirkan sesuatu." Jisoo menoleh menatap Bobby dan tersenyum kecil. "Jelas aku harus memikirkan sesuatu," ujar Jisoo.

"Apa itu?" tanya Bobby.

"Menurutmu, apa aku mampu menangkap Moriarty seperti yang kujanjikan pada Hanbin?" tanya Jisoo pelan. Bobby tersenyum. "Tentu saja. Kau bisa menangkapnya. Kau punya kemampuan dan kau pantang menyerah. Jadi, aku yakin kau bisa menangkapnya."

"Bagaimana bisa kau sepercaya diri ini?" tanya Jisoo lagi.

"Karena aku percaya padamu," jawab Bobby spontan. "Memangnya ada alasan khusus untuk itu, huh?"

"Aku harap aku bisa optimis sepertimu," ujar Jisoo. Dia menatap langit malam yang entah kenapa sesuai dengan suasana hatinya saat ini. Gelap tanpa arah.

"Kau pasti bisa. Buktinya tadi kau bersenang-senang saat menyanyikan lagu Blackpink. Hit you with that ddu du ddu du du~"

Jisoo mendelik curiga. "Kau sampai menghafal liriknya. Kau punya bias ya di Blackpink?" tanyanya. Bobby menggeleng. "Tahu nama mereka saja tidak. Lagian, apa juga itu bias?"

Jisoo menahan diri untuk tidak mencopot sepatunya dan menghantamnya ke kepala Bobby. "Lupakan saja."

***

"Jadi, mereka akan melakukan debat kemudian kita akan memilih setelahnya?" tanya Jennie memastikan. Hayi mengangguk.

"Sejauh ini tak ada masalah?" tanya Rose. Hayi mengangguk. "Sampai saat ini belum ada masalah apapun," lanjut Jisoo.

"Karena ada Jisoo dan Bobby yang membantu, makanya tidak ada masalah apapun," jelas Hayi.

"Aku harap itu akan terus terjadi sampai pemilu selesai," ucap Jennie. Hayi, Rose, dan Jisoo juga berharap yang sama.

"Kim Jisoo." Keempatnya menoleh dan mendapati tiga orang perempuan yang menatap Jisoo. "Bisa ikut kami?" tanya salah satu di antaranya.

"Kalau boleh tahu, kalian ada urusan apa dengan Jisoo?" tanya Hayi. Dia tidak tahu kenapa tapi firasatnya mengatakan ada sesuatu yang aneh dengan mereka.

"Hanya urusan antara senior dan junior, bukan begitu?" tanya perempuan itu sambil menatap Jisoo. Jisoo mengangguk. "Kalau aku tidak kembali, kalian jalan duluan ke kelas, oke?" tanya Jisoo memastikan. "Tidak perlu menungguku."

"Tidak kah menurut kalian, mereka terlihat aneh?" tanya Jennie. Rose mengangguk. "Di lihat dari segi manapun, mereka memang mencurigakan. Orang buta juga sepertinya tahu akan hal itu," tambahnya.

"Haruskah kita ikuti?" tanya Jennie.

"Lima menit. Kita tunggu lima menit lagi.Aku tidak mau mereka mengawasi dan mendapati kita mengikuti mereka, "terang Hayi.

***

"Jadi, sunbae ada masalah apa denganku?" tanya Jisoo tenang. "Terakhir kali sunbae memanggilku hanya 6 bulan yang lalu saat awal masuk sekolah."

"Kau berani juga untuk seorang yang tidak ada apa-apanya." Jisoo mengangkat sebelah alisnya heran. 'Tidak ada apa-apanya?' Jisoo mengepalkan kedua tangannya kesal. Betapa dia berusaha menahan dirinya untuk tidak menjambak rambut senior di depannya ini.

"Kenapa? Kau tidak setuju?" tanya senior B (itu hanya nama yang Jisoo berikan karena dia tidak mengingat nama mereka.). Dia bahkan mencengkeram wajah Jisoo dengan erat. 'Berani-beraninya senior ini menyentuhku! Siapa yang tahu apakah tangannya steril atau tidak?'

"Aku sudah memperingatkanmu tapi sepertinya kau lupa," ucap senior A. "Apa harus aku menggunakan kekerasan?" tanyanya mengancam. Sementara Jisoo hanya menatap tajam mereka bertiga.

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang