"Bagaimana bisa Bobby jadi sepupumu?" tanya Rose tak percaya yang diangguki Jennie. Donghyuk tertawa puas mendengarnya, Jisoo hanya tersenyum sewajarnya, dan Bobby tetap datar seperti biasanya.
"Meskipun aku juga tidak mau jadi sepupunya, tapi mau bagaimana lagi. Ayahnya dan ayahku asalnya dari perut yang sama," celetuknya.
"Tapi nih...," ujar Jennie sambil menggantung ucapannya. "Wajar kalau kau kenal Bobby, tapi kau kenal Jisoo di mana?"
Spontan membuat semua orang di kelas yang mendengar, segera memasag telinga. Kepo mode on. Namun Jennie tidak menyadari kalau pertanyaannya membuat Bobby dan Jisoo tegang meskipun tidak ditunjukkan oleh mereka berdua. Ralat. Donghyuk menyadari hal itu.
"Hm..., bagaimana mengatakannya ya..." ucap Donghyuk sengaja membuat mereka semua penasaran. Sementara itu dia tertawa dalam hati melihat wajah sepupunya dan Jisoo menjadi tegang dan panik.
"Jisoo pernah berkunjung ke sekolahku. Karena aku ketua OSIS, jadi aku mengenal dan membantunya saat itu," lanjutnya yang langsung disambut dengan sahutan 'Oooo' dari teman sekelas. Sementara Bobby dan Jisoo menghela napas lega. Jisoo mengirimkan ucapan terima kasih tanpa suara pada Donghyuk.
Mereka kemudian berbincang tentang banyak hal. Sikap Donghyuk yang ramah membuat mereka berbaur dengan cepat. Jisoo bahkan tak lagi diam dan berperan tak kasat mata. Kali ini dia menjadi lebih bersahabat.
***
Setelah memasak dengan penuh perjuangan dan perasaan terbully (bagi Yunhyeong), mereka kemudian makan bersama. Pintu terbuka membuat mereka menoleh. Hayi dan Hanbin masuk dengan wajah kelelahan.
"Wah... aku tidak tahu ada acara makan-makan setelah café nya tutup," ujar Hanbin. "Teganya kalian makan bareng tapi tidak mengajakku dan Hayi," lanjutnya sambil mengernyit membuat Hayi menginjak kakinya. Hanbin meringis dan menatap Hayi dengan tatapan memelas. "Yi, sakit."
"Sstt!" sahut Hayi. "Jangan pasang wajah begitu. Aku geli sendiri lihatnya."
"Hayi, sini duduk!" panggil Rose membuat Hayi menghampirinya sedangkan Hanbin sendiri memilih duduk di samping Bobby.
"Kenapa kau mengganti pakaianmu?" tanya Hanbin membuat Bobby menghela napas lelah. "Ingat anak-anak sekolah putri yang datang tahun lalu?" Hanbin mengangguk. "Maksudmu yang mengacau karena ada teman kita yang dekat denganmu?"
"Kali ini mereka datang. Dua rombongan. Lebih parahnya mereka masuk ke kelas ini dan bertengkar," timpal Sungjae. "Jadi, meskipun mereka keluar uang banyak namun kelas kita juga hancur berantakan karenanya. Ini sudah lebih mending karena keadaan kelas lebih hancur sebelumnya."
Hanbin mengernyit mendapati wajah Sungjae yang terdapat bekas cakaran. Dia meringis membayangkan sekacau apa keadaan di sini sebelum dia datang. Untungnya dia sibuk dengan OSIS, jadi mereka tidak berani mendekatinya. 'Kalau Hayi tidak ada dan menyalak mereka, bisa-bisa panggung hancur juga nanti.'
"Ngomong-ngomong, anak drama tampil kapan?" tanya Taeyong.
Hayi yang merasa pertanyaan itu untuknya menoleh ke Taeyong. "Setelah penampilan Rose. Mungkin sekitar setengah lima sore," jawabnya.
Hanbin menatap teman-teman kelasnya dan menyahut dengan suara keras. "Pokoknya semua harus datang. Tidak ada alasan untuk menghilang karena panas. Kami sudah mengatur panggung agar menghalangi sinar matahari. Lagian, acaranya mulai jam empat, jadi tidak terlalu panas lagi."
"Kita pasti nonton, kok," ujar Yunhyeong. "Kan ketua kelas kita mau tampil nanti." Taeyong mengerling ke arahnya. "Nanti dia tidak mau lagi jadi pahlawan tanpa tanda jasa yang sudah memuluskan para guru dalam memberikan keringanan tugas pada kita semua."

KAMU SEDANG MEMBACA
Guard (Bobsoo)✓
FanficSeoul High School (SHS) adalah sekolah tua terkenal dengan rumor mistis. Keberadaan Detektif Sherlock yang sudah ada sejak setengah umur SHS dan berfungsi sebagai penjaga sekolah itu membuat banyak orang penasaran dan berusaha mengungkap identitasny...