Part 6

167 46 2
                                        

Bobby's POV

Iya. Itu pemikiran yang terlintas dibenakku. Bukan berarti aku mencurigai Jisoo adalah Detektif Sherlock. Namun, aku mencoba berpikir realistis saat ini dan berusaha untuk tidak memihak siapapun. Semua harus berdasarkan fakta yang ada.

Meskipun itu berarti Jisoo sekalipun.

"Semua ini terlalu tumpang tindih. Sebaiknya kita fokus pada penyelidikan korupsi uang sekolah lebih dulu dan buku keuangan sekolah yang hilang. Kalau memang kita bisa bertemu dengan Detektif Sherlock dan mengungkap jati dirinya, itu adalah bonus," sahut Hanbin. "Lagian, tidak biasanya kau ingin mencari tahu hal yang merepotkan seperti itu. Ada apa?"

Aku belum bisa mengatakan alasannya tapi entah kenapa rasanya aku harus mencari tahu siapa Detektif Sherlock itu. "Aku kan tidak bilang kita harus mencarinya," kilahku begitu saja. "Jadi, apa rencana kita?"

"Sebaiknya, kita tetap fokuskan pada kelima guru itu terlebih dahulu. Karena tidak bisa mengawasi mereka diluar jam sekolah, kita harus menempatkan 'mata' di rumah mereka," usul Hanbin. Aku mengingat ada kamera kecil buatanku yang sepertinya bakalan efektif. "Aku butuh orang untuk memasang kamera kecil di rumah dinas mereka," sambungku.

"Tentu saja kau yang pasang," balas Hanbin cepat. Aku setuju saja namun fokus ucapan awalku bukanlah disitu. "Kau gila ya?! Ibu Taeyeon dan Ibu Heejung itu wanita. Tidak etis kalau aku masuk layaknya pencuri ke rumah mereka."

"Aku kan belum selesai," kata Hanbin membela diri. "Jisoo yang akan memasang kamera di rumah mereka."

"Lalu, pekerjaanmu apa?" tanyaku. Tentu saja Hanbin harus bekerja juga.

"Aku akan mengalihkan perhatian mereka nantinya. Tidak mungkin kan kau ataupun Jisoo yang ansos yang mengerjakan pekerjaan semacam itu." Dia terdiam sejenak. "Ngomong-ngomong, kau dan Jisoo teman, ya?"

"Kenapa bertanya begitu?" Tiba-tiba dia mengalihkan pembicaraan. Hanbin mengendikkan bahunya. "Karena kalian saling mengenal dan aneh saja karena kalian bertingkah tidak mengenal satu sama lain di sekolah."

Aku mengangguk. "Dia tetanggaku. Itu saja yang harus kau tahu."

"Kalian cukup dekat?" tanya Hanbin lagi. Aku memutar bola mataku malas. "Hanbin, kalau kau ingin menginterogasiku masalah ini, lebih baik aku kembali-"

"Aku harus tahu, Bobby. Sebelum aku memberitahumu apa yang kulihat sebelum kemari."

"Memangnya apa yang kau lihat?" tanyaku. Ini tidak mungkin sesuai perkiraanku, kan?

"Beritahu aku lebih dulu," balas Hanbin tak mau kalah membuatku berdecak kesal.

"Dia tetanggaku sejak kecil. Kami berteman, cukup dekat karena sudah sejak lama. Ada sesuatu namun itu kesepakatan kami untuk saling tidak mengenal di SMA," kataku akhirnya.

"Mungkin itu sebabnya dia tidak mau kalian terlihat bersama di depan umum. Tadi, ada senior yang melabraknya."

"Apa?!" Hanbin terlihat terkejut melihat perubahan drastis pada wajahku namun segera memfokuskan dirinya untuk bercerita lagi. "Dia tidak apa-apa. Mereka tidak melakukan kontak fisik padanya. Ini salahku karena aku mengajaknya untuk kembali ke kelas bersama-sama tadi pagi."

Oh, tidak! Kenapa hal seperti ini harus terjadi lagi?

"Ngomong-ngomong, kita harus mencari tempat lain untuk membahas misi ini dengan Jisoo. Kau ada saran?" tanya Hanbin. Maksudnya tentu saja tempat yang tidak akan dilihat oleh siapapun.

"Atap sekolah. Kalau kau punya kuncinya, kita bisa melakukannya di sana," kataku. Hanbin mengangguk. "Itu masalah gampang. Aku akan memberitahu kalian nanti di grup chat kita."

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang