Part 23

124 37 2
                                    

"Kau cari di gedung sekolah," kata Hanbin sambil menunjuk Sungjae. "Yunhyeong ke gedung asrama putra dan gedung serba guna. Siapa tahu saja mereka ke sana. Aku akan cari ke gedung ekskul dan belakang sekolah. Aku sudah mengabari Hayi dan Rose untuk mencari di gedung asrama putri, juga ada Pak Hyunsuk yang meminta bantuan petugas patroli untuk mengecek CCTV."

"Tapi, kenapa tiba-tiba kita mencari ketiga orang ini?" tanya Sungjae. Hanbin memutar bola matanya malas. "Ikuti saja dan jangan banyak tanya untuk saat ini, Sungjae. Nanti kita kumpul di lapangan tengah kalau sudah selesai."

Sungjae dan Yunhyeong mengangguk kemudian mereka berpencar. Mencari keberadaan Kim Jisoo, Kim Jennie, dan Yang Junwoo. Empat di antara pencari tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi namun mereka mengesampingkan hal itu karena Hanbin yang kelihatan risau.

'Sepertinya Bobby betul-betul akan membunuhku kalau Jisoo sampai kenapa-napa.'

***

"Harus kuulang berapa kali agar kau percaya pada temanmu, Jen?" tanya Jisoo. Namun Jennie tidak menjawabnya. Sejujurnya dia tidak tahu ingin menjawab apa. Dan Jisoo juga tidak menuntut jawaban dari gadis itu.

Jisoo kemudian melirik Junwoo yang berdiri di belakangnya sambil menodongkan cutter yang dijamin ketajamannya ke leher Jisoo. "Ngomong-ngomong, ada satu hal yang harus kau tahu, Yang Junwoo," ujar Jisoo datar. "Kalau kau mencari masalah denganku, kau harus tahu siapa aku lebih dulu. Aku lupa memberitahumu kalau aku adalah atlet taekwondo dan yang harusnya kau ikat ketika menculikku adalah kakiku, bukan hanya tanganku."

Begitu selesai dia berbicara, Jisoo menggerakkan kakinya dengan cepat dan menendang tangan Junwoo hingga cutter itu terlempar jauh. Junwoo yang tidak mengantisipasi hal itu, lengah. Dia berteriak karena Jisoo menendang pergelangan tangannya dengan sekuat tenaga. Plus dengan satu tendangan memutar yang membuatnya ambruk. Jisoo menahan punggung Junwoo dengan kakinya.

"Kukira kau sekuat apa sampai bisa melukai telingaku tempo hari. Ternyata..... hanya pengecut yang menggunakan senjata," ejek Jisoo merendahkan. "Bahkan tanpa tanganku pun, aku masih bisa mengalahkanmu," tambahnya.

"Kalau kau mau tahu, sikapmu saat ini itu seperti makhluk rendahan," tukas Jisoo. Junwoo tentu saja tidak senang akan hal itu tapi memangnya Jisoo akan memerdulikan hal itu? Tentu tidak.

"Mengambil kebebasan orang lain dan bersikap seolah-olah hanya kau yang paling berhak atas dia, kau justru membuat orang menderita. Apa dirimu bisa disebut manusia?"

Junwoo terdiam mendengar ucapan Jisoo. "Tahu apa manusia tanpa cela sepertimu?! Kau tidak tahu apa-apa tentangku."

"Aku tahu," sela Jisoo. "Aku sangat tahu tipe orang sepertimu. Kau menyukai seseorang tapi kau tidak bisa mengontrolnya. Kau menyukai Jennie tapi kau egois dengan mengira kau bisa mendapatkannya dengan mengucilkannya."

"Membahayakan orang lain sepertiku ataupun Yeri dan yang lainnya dengan mengatasnamakan kebebasan Jennie yang sebenarnya omong kosong. Jangan buat aku tersentuh dengan alasan menyedihkan seperti itu."

"Aku-"

BRAK!

Ketiga orang di gudang menoleh ke pintu yang baru saja didobrak dengan kasar. Hanbin, sang pelaku terengah-engah karena kelelahan. "Hah... Akhirnya aku menemukan kalian," ujarnya senang. Dia mengambil handphone dan mengabari Sungjae dan Yunhyeong untuk segera ke gudang belakang bersama petugas keamanan.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Hanbin. "Aku sempat mendengar suara ricuh dan suara Jisoo ceramah. Butuh beberapa waktu untuk mendobrak pintu gudang yang macet itu."

"Nanti kujelaskan," jawab Jisoo. "Lepaskan dulu Jennie dan bawa dia ke UKS," titahnya yang segera dilaksanakan oleh Hanbin.

"Oh, wow!" pekikan seseorang membuat mereka berempat menoleh kembali ke pintu gudang yang terbuka. "Apa yang terjadi di sini?" tanya Sungjae. Dia bersama Yunhyeong masuk. 

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang