Part 15

140 36 5
                                        

Jisoo's POV

'BUK!'

Aku ingin menjerit keras karena terjerembap saat akan mendarat di balkon kamar Jennie. Niat hati datang dengan keren, tapi yang terjadi malah adegan yang tak ada keren-kerennya sama sekali. Nasib, oh nasib!

Aku bisa mendengar pergerakan Jennie. Sepertinya dia terbangun karena suara keras tadi. Namun, aku tidak bisa melihat ke dalam kamarnya karena kamarnya sangat gelap. Sepertinya dia bergerak menghampiriku karena sekarang bayangannya terlihat samar di jendela. Dia membuka pintu dan aku langsung bertatapan dengannya sementara tangannya mengayunkan .... buku?

Buku itu hampir mengenai wajahku. Untungnya dia mengerem tindakannya itu. Kalau tidak juga tidak apa-apa. Aku akan menghindar secepat mungkin kalau dia tidak melakukannya.

"Hai, Kim Jennie," sapaku.

"Si-siapa kau?" tanyanya. Aku bisa melihat seluruh tubuhnya bergetar ketakutan meskipun tadi dia sempat rileks (mungkin karena aku bukan orang yang ingin dipukulnya dengan buku itu?). Penampilannya sangat kacau dan matanya sesekali bergerak ke mana-mana membuatku berpikir seberat apa masalah yang dihadapinya.

"Aku... Lady Sherlock," kataku dengan suara pelan namun berusaha menenangkannya. "Kau mengirim permohonan padaku tadi pagi dan aku menerimanya."

"Aku tidak percaya," elaknya namun aku sudah tahu dia akan begitu. Sebenarnya bukan sekali dua kali orang tidak percaya kalau aku adalah Detektif Sherlock. Karenanya aku sudah punya persiapan untuk itu. Kuserahkan surat yang ditulisnya. "Itu surat yang kamu taruh di lantai satu asrama pagi tadi, kan?" Dia mengangguk.

"Apa bukti itu cukup? Tentunya orang lain tidak akan bisa mengambil surat-surat yang ada di kotak aneh itu, kan?" Dia kembali mengangguk kemudian menyingkir dari situ sehingga aku bisa masuk ke kamarnya. Tentunya aku melepas sepatuku di luar. Aku tidak mau membuat kamarnya kotor, kan?

"Aku... tidak tahu kalau legenda itu nyata," ujar Jennie pelan. Dia menyalakan lampu kamarnya yang sebenarnya cukup rapi kalau tumpukan kertas tidak ada di lantai.

"Memangnya siapa yang mau percaya takhayul di zaman sekarang ini?" balasku yang membuatnya terkekeh.
"Buktinya kau ada, kan?" Aku mengangguk. "Aku ada karena masih ada orang waras sepertimu yang butuh pertolongan dan masih ada orang gila yang suka cari masalah." Aku mengambil kursi dan duduk di sana sementara dia duduk di tepi tempat tidurnya. "Nah... sekarang, apa yang bisa kubantu untukmu?"

Jennie terlihat ragu untuk bercerita. Tapi, aku juga tidak suka menunggu. "Aku tidak suka menunggu terlalu lama, nona."

"Itu.... ada yang menerorku," kata Jennie. Jennie mengambil kertas diremasnya tadi dan menyerahkannya pada Jisoo. "Itu adalah pesan yang biasa kuterima akhir-akhir ini."

"Akhir-akhir ini? Artinya sudah lama kau diteror. Kenapa aku baru mengetahui hal ini sekarang?" tanya Jisoo.

"Karena dulu, mereka tidak sekejam sekarang. Mungkin seharusnya aku cerita awal permasalahan ini terjadi." Aku mengangguk. Harusnya dia menceritakan itu dari awal.

"Kau pasti mendengar rumor tentangku-"

"Melihat hantu?" Jennie terbelalak. Wah, aku tidak sangka rumor yang dibilang Rose tadi pagi benar juga. "Tapi, aku tidak percaya." Dia menatapku aneh.

"Kenapa begitu?"

"Kalau kau bisa melihat hantu, harusnya kau tidak berfokus padaku saat ini. Mungkin saja kan, di ruangan ini ada hantu-hantu yang berkeliaran. Apalagi sekolah ini sudah tua dan punya banyak cerita mistis."

"Seperti yang kau bilang, aku tidak punya kemampuan seperti itu karena yang pertama aku takut dengan hal-hal mistis-"

"Aku mistis." Dia tersenyum. "Kau seumuran denganku. Aku juga tidak percaya kalau kau mistis. Mungkin kau memang Lady Sherlock, tapi aku juga yakin kalau kau siswa di sekolah ini."

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang