Part 27

137 34 4
                                        

"Ah... itu..." Sungjae terlihat ragu-ragu untuk memberitahu ketiga temannya. Dia menghela napas melihat tatapan kepo ketiganya.

"Kalian tahu, kan. Aku lebih dulu ikut klub vokal sebelum mengikuti klub drama?" Hanbin, Yunhyeong, dan Bobby mengangguk. "Tapi kau dulu ikut klub drama karena tidak terlalu merepotkan dan kau bisa mengatur semuanya," sambung Yunhyeong sambil mengingat-ngingat.

"Itu benar. Tapi saat ini, kami memiliki ritual-"

"Ritual?" beo Hanbin, Bobby, dan Yunhyeong kompak.

"Kau tidak ikut sekte sesat, kan?" tanya Yunhyeong membuat Hanbin menjitak kepalanya. "Pikiranmu kejauhan."

"Sungjae, lanjutkan!" titah Bobby.

"Sebenarnya aku lebih berpikir itu adalah ritual walau mereka menyebutnya tradisi." Hanbin kembali membekap mulut Yunhyeong saat laki-laki itu bersiap-siap mengeluarkan komentar aneh-aneh.

"Tradisi Annabelle," sahut Sungjae putus asa. Wajahnya terlihat tegang ketika membayangkan kembali kejadian yang terjadi selama semester ini.

"Maksudmu, Annabelle si boneka lucu dari film horor?" tanya Bobby sambil mengangkat sebelah alisnya. Sungjae mengangguk meskipun dia tidak setuju dengan label lucu.

"Bagi klub drama, itu adalah sebutan untuk anggoota yang tidak becus saat kegiatan klub drama," terangnya. "Mereka yang tidak dapat berakting dengan baik atau yang mengacaukan latihan, akan menjalani seharian penuh sebagai Annabelle. Awalnya seperti itu."

"Awalnya?" beo Hanbin. "Apakah itu berarti tradisi ini berubah seiring berjalannya waktu?" Sungjae mengangguk sebagai jawaban.

"Beberapa waktu belakangan, tradisi itu berubah menjadi berlebihan dan sedikit menakutkan. Mereka yang mendapat label annabelle akan didandani seperti labelnya."

'DEG!' Bobby, Hanbin, dan Yunhyeong tak bisa menyembunyikan rasa terkejut mereka.

"Maksudmu, pembullyan?" tanya Yunhyeong memberi asumsi.

"Bukan," jawab Sungjae lirih. Dia terlihat seperti orang yang putus harapan saat ini membuat ketiga sahabatnya prihatin. "Klub drama memiliki banyak properti bekas yang sudah tidak bagus. Mereka menggunakan itu untuk mendandani anggota yang mendapat label Annabelle. Bahkan bila kau berjenis kelamin laki-laki, ada wig yang bisa digunakan."

"Lebih buruknya, saat mendapatkan label itu, kau akan diperlakukan dengan lebih buruk. Seperti Annabelle yang tidak diinginkan oleh siapapun, maka seperti itu pula perlakuan mereka padamu."

"Kau akan dimasukkan ke gudang berisi semua properti bekas yang tidak pernah dibersihkan. Terkunci dari awal hingga akhir kegiatan klub hari itu. Gelap. Hanya ditemani mannequin bekas yang terlihat horor, serangga karena ruangan yang tidak pernah dibersihkan. Belum lagi debu menempel di dalam ruangan, juga bau sampah tercium melalui ventilasi kecil karena posisi gudang kami yang dekat dengan tempat pembuangan sampah."

"Karena posisi ruangan kami paling ujung, tidak banyak orang yang akan masuk ke sana selain anggota klub. Belum lagi dengan posisi CCTV yang tidak menjangkau area itu." Sungjae berusaha tersenyum namun yang terlihat hanyalah senyum menyedihkan.

"Siapa yang akan menyangka kalau di SHS ada tradisi aneh semacam ini yang bahkan tidak diketahui oleh guru ataupun ketua OSIS. Bukan bermaksud menyinggungmu, Hanbin. Tapi itu memang kenyataannya." Hanbin memutuskan untuk tidak memasukkan ucapan Sungjae ke dalam hati karena sahabatnya itu sedang tertekan. Itu hal yang wajar, pikirnya.

"Dari mana awal mula tradisi seperti ini?" tanya Yunhyeong. Dia tidak pernah bisa mengerti dengan jalan pikiran pembuat tradisi gila-gilaan ini.

"Tadisi ini dimulai sejak semester lalu. Penciptanya adalah Jongin-sunbae yang ada di kelas XII-3," jawab Sungjae. Dia mengepalkan kedua tangannya saat semua kejadian yang terjadi dengan klub drama lewat di pikirannya. Seperti kaset rusak yang terus berulang. "Awalnya, tradisi ini hanyalah labelling dengan tujuan membuat semua anggota termotivasi agar mau bekerja dengan lebih keras dan serius."

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang