"Kenapa oppa repot-repot kemari?" tanya Jisoo polos. "Padahal aku dan Jiwon berencana pulang dengan kereta."
"Begitu?" seru seseorang membuat mereka menoleh. "Wah, sayang sekali. Padahal aku datang jauh-jauh untuk menjemputmu, nona." Jisoo terkesiap melihat laki-laki itu. "Soohyun-oppa!" seru Jisoo sambil menghampiri laki-laki itu dan memeluknya erat.
Bobby berdecih kesal dan memilih menatap ke arah lain. Hanbin yang melihatnya hanya mengangkat sebelah alisnya heran. 'Anak ini kenapa lagi? Tiba-tiba moodnya berubah. Dia tidak PMS, kan?'
"Kau tega sekali tidak pernah menelpon oppa," kata Soohyun. Dia melirik Bobby dan menyeringai. Spontan membuat Bobby mengepalkan kedua tangannya erat. Hanbin mengangguk-angguk mengerti. ' Oh... Ternyata dia bisa cemburu juga,' batinnya.
"Bukan begitu, oppa," sangkal Jisoo. "Aku tidak punya waktu karena terus belajar, mana sempat menelpon oppa. Lagian, oppa juga sibuk, kan?"
Soohyun mengangguk. "Kalau begitu, kau harus mentraktir oppa agar oppa memaafkanmu, bagaimana?"
Jisoo berpikir sejenak sebelum menggeleng. "Kenapa bukan oppa saja yang mentraktirku sesuatu?" tanyanya balik. "Ada restoran daging panggang dekat stasiun dan aku belum mencobanya."
Soohyun mengangguk. "Kalau begitu apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanyanya pura-pura tak peka. Jisoo merajuk. Hanbin menganga melihat tingkah manja gadis itu yang berbeda 180 derajat dengan tingkahnya di sekolah. 'Jisoo punya kepibadian ganda,' batinnya. Dia menepuk bahu Bobby.
"Aku setuju dengan Yunhyeong," ucapnya prihatin membuat Bobby menatapnya penuh tanya. "Tipe gadis kesukaanmu terlalu unik." Hanbin kemudian menoleh pada Jinwoo. "Mungkin sebaiknya aku pergi saja ke stasiun daripada mengganggu acara reuni kalian."
"Oh, kau hanya teman Jisoo dan Bobby, kan?" tanya Jinwoo memastikan. "Kau ke stasiun dengan kendaraan pribadi?"
"Bus," jawab Hanbin singkat. Jinwoo mengangguk. "Ikut saja dengan kami. Mobilnya muat dan kau bisa memangkas waktu daripada naik kendaraan umum yang bisa saja membuatmu telat," jelasnya. "Kami juga mau ke sana untuk mencoba restoran daging yang Jisoo katakan tadi."
Hanbin menggeleng. "Tidak perlu repot seperti itu, hyung-nim-"
"Tidak akan repot," sela Jinwoo. "Lagian, mobil ini bukan punyaku. Ini mobil Soohyun."
"Hoi, bocah es!" seru Soohyun sambil menatap lurus pada Bobby yang balas menatapnya datar. Dia melemparkan kunci mobilnya yang sigap ditangkap Bobby. "Ini. Jangan sampai lecet atau kubuat kau lebih lecet dua kali lipat." Dia lalu menoleh pada Hanbin yang sedikit gugup. "Kau, duduk di samping bocah itu. Aku tidak akan membiarkan kalian berdua duduk di belakang bersama nona kecilku."
"Kau kaya dan punya banyak uang hyung," balas Bobby tenang. "Sedikit goresan atau baret tidak akan mengurangi kekayaanmu." Soohyun menyeringai. "Kita lihat saja nanti."
'Sepertinya Bobby memang mengerikan bukan karena aku, Yunhyeong, ataupun Sungjae yang lemah. Tapi karena pengawal Jisoo yang lebih seram daripada herder.'
***
"Enak?" tanya Soohyun sambil meletakkan daging yang sudah matang ke piring Jisoo yang duduk disampingnya. Jisoo mengangguk dan sibuk mengunyah, tidak peka dengan keberadaan sebuah hawa yang suram. Soohyun melirik Bobby yang wajahnya tertekuk. Ketika Bobby menatapnya, dia menyeringai sombong, sontak membuat Bobby semakin jengkel.
'Terlalu cepat 100 tahun bagimu bocah untuk bisa mengambil perhatian Jisoo dariku.'
Jinwoo melirik Bobby dan sepupunya dengan tatapan aneh seakan mereka berdua adalah makhluk yang keluar dari komik dan memiliki mata yang bisa menembakkan petir. 'Dasar, orang-orang tidak waras!'
"Teman-temanmu mana, Jis?" tanya Jinwoo. Jisoo menelan makanannya sebelum menjawab. "Hayi sudah pulang sejak minggu lalu dengan orang tuanya. Rose dijemput ibunya dua hari yang lalu. Jennie liburan ke Paris."
"Oh, Kim Jennie? Rasanya pernah dengar," tanya Jinwoo. Jisoo mengangguk. "Katanya dia juga mengenal papa." Jinwoo, Bobby, dan Soohyun merasa nada getir terselip dalam ucapan Jisoo.
"Terus, kalian mau ke mana sampai ke stasiun?" tanya Soohyun mengalihkan pembicaraan. "Anak SMA yang berdua saja itu tidak bagus," lanjutnya sambil menatap tajam Bobby.
"Kami mau pulang ke rumahku, kemudian pergi main ski dan merayakan malam natal dengan keluarga," jawab Bobby sebelum Jisoo membuka mulutnya. "Kami sudah dewasa. Aku bisa mngendarai mobil mewah tanpa kena lecet sedikitpun," lanjutnya sombong.
"Jiwon," panggil Jisoo heran. "Oppa hanya menanyakan kita mau ke mana. Kenapa kau masih membahas tentang mobil?" tanyanya yang membuat dua wajah berubah. Satu wajah yang menyeringai penuh kemenangan, yang satunya lagi semakin tertekuk suram.
"Daripada menghabiskan waktu ala bocah," ejek Soohyun. "Bagaimana kalau denganku saja? Kita bisa pergi naik kapal pesiar dan menghabiskan waktu di luar negeri seperti sahabatmu? Berdua saja."
"Ya-"
"Tidak boleh!" sahut dua suara bersamaan sebelum Jisoo bisa menjawab pertanyaan sepupunya itu. Bobby dan Jinwoo. Aura protektif menguar dengan kuat dari mereka berdua. "Jisoo akan pulang ke rumah denganku," kata Jinwoo tegas. "Kami akan merayakan liburan bersama-sama." Bobby mengangguk.
"Tapi-"
"Tidak ada tapi-tapian!" sela Jinwoo dan Bobby kompak saat Soohyun akan berbicara.
"Aku sudah mencocokkan waktu liburku dengan Jisoo hanya untuk mengajaknya liburan," sahut Soohyun.
Jinwoo dan Bobby menggeleng. Lagi-lagi kompak membuat Jisoo bertanya-tanya apakah keduanya punya telepati. "Aku juga sudah meluangkan waktu untuk adikku. Aku juga bisa mengajak adikku sendiri jalan-jalan naik kapal pesiar. Tidak perlu denganmu," tukas Jinwoo. Bobby mengangguk. "Aku juga punya uang dan mampu mengajak sahabatku ke luar negeri atau tempat mewah lainnya. Berdua saja," timpal Bobby membuat Jisoo, Jinwoo, dan Soohyun melotot padanya.
"Hooo, tidak semudah itu, anak muda!" protes Jinwoo. "Kau itu laki-laki dan semua laki-laki itu sama saja. Jisoo masih kecil dan dia hanya boleh pergi dengan papa atau denganku."
"Jisoo kan sahabatku sejak kecil," sahut Bobby tak mau kalah. "Kalau kau memang tidak mau dia dekat dengan siapapun, kenapa kau membiarkannya bermain dan memanjat pohon denganku?"
"Itu dulu, kau masih kecil. Sekarang kau itu sama dengan laki-laki lainnya!" balas Jinwoo. Mereka berdua lanjut berdebat tanpa memerdulikan kedua orang lainnya. Soohyun menatap mereka berdua bosan. 'Yang satu kakak terlalu protektif. Yang satu lagi ... hmm... calon ipar protektif? Ck! Calon ipar apanya, kelakuannya masih bocah seperti itu!'
Jisoo sendiri bahkan tidak peduli dengan perdebatan keduanya. Sudah terlalu biasa kalau mereka berdua bertemu. Seperti Tom dan Jerry. Kadang akur dan lebih sering bertengkar, berdebat tentang hal yang tidak penting sama sekali.
"Begini saja," sahut Jisoo menengahi mereka bertiga. Wajahnya terlihat tenang. "Karena kita memiliki waktu libur yang sama, seperti kata Jinwoo oppa dan Soohyun oppa, kita pulang ke rumah lebih dulu. Habiskan waktu di sana selama beberapa hari. Setelah itu, kita ke rumah Soohyun oppa lalu kembali ke asrama sebelum waktu sekolah dimulai. Bagaimana? Adil?" Jisoo tersenyum manis namun mereka bertiga mengartikannya sebagai hal lain.
Jisoo = manis = mengerikan
Bobby, Jinwoo, dan Soohyun mengangguk kompak. Setelah makan, Soohyun membayar tagihan makanan mereka kemudian naik mobil mewah miliknya. Soohyun duduk dibalik kemudi, Bobby duduk di sampingnya, sementara kedua bersaudara duduk di belakang. Mereka pulang ke rumah seperti rencana yang telah disepakati bersama.
Namun, suasana kali ini terasa berbeda. Jika tadi mereka masih bisa tertawa, mengejek, dan bergurau, maka perjalanan kali ini mereka lalui dengan keheningan. Keheningan yang mereka semua tahu karena apa.
'Kuharap tidak terjadi hal-hal buruk setelah ini.'
'Setidaknya, jangan ada drama aneh-aneh lagi untuk liburan kali ini.'
'Semoga adikku betah di rumah.'
'....'
*to be continued*
A. N : Ssstt! Aku lagi mabok drama barunya Kim Soohyun. Drama kedua yang aku ikuti saat lagi on-going. Biasanya nunggu habis dulu, baru tancap gas hingga dini hari
![](https://img.wattpad.com/cover/228248874-288-k932599.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Guard (Bobsoo)✓
FanficSeoul High School (SHS) adalah sekolah tua terkenal dengan rumor mistis. Keberadaan Detektif Sherlock yang sudah ada sejak setengah umur SHS dan berfungsi sebagai penjaga sekolah itu membuat banyak orang penasaran dan berusaha mengungkap identitasny...