Part 56

96 28 0
                                        

"Kenapa kau makan sendirian, Rose?" tanya Jennie saat bertemu Rose di jam istirahat. "Mana Hayi dan Jisoo? Mereka ke toilet?"

Rose menggeleng. "Aku tidak makan sendirian, tapi baguslah kau dating," jawab Rose membuat Jennie heran. Namun rasa penasarannya terjawab saat Sungjae dan Joy duduk didepan Rose. 'Ternyata obat nyamuk.'

"Jadi, ke mana Jisoo dan Hayi? Kau bahkan sampai makan bersama sepupumu dan pacarnya," ujar Jennie. Dia tersenyum ramah pada Joy sebelum kembali menatap Rose.

"Mereka izin." Bukan Rose, malah Sungjae yang menjawab. "Itu yang dikatakan Pak Eun Jiwon pada kami pagi tadi," lanjutnya.

"Izin? Tumben sekali," ucap Jennie. "Dan siapa yang kau maksud dengan mereka?"

"Hayi, Jisoo, Hanbin, dan Bobby," ujar Rose. "Menurutmu mereka sedang melakukan apa? Kenapa dua orang itu tidak mau mengajak kita, huh?" tanyanya.

"Itu benar," tambah Sungjae setuju. "Harusnya Hanbin dan Bobby tidak bersenang-senang dan membiarkan aku dan Yunhyeong jadi sasaran Pak Eun Jiwon di kelas," gerutunya. Jennie semakin mengernyit, tidak mengerti dengan arah pembicaraan Rose dan Sungjae.

"Bukan hanya kau yang dijadikan sasaran," balas Rose. "Dia juga menanyaiku terus-terusan."

"Setidaknya kau bisa menjawab semua pertanyaannya dengan baik, kan?" sahut Sungjae tak mau kalah. Joy di sebelahnya memilih cuek dan fokus pada makan siangnya yang berharga.

"Maksudmu pertanyaanku mudah?" ujar Rose tak percaya. "Pertanyaan untuk kalian berdua bahkan lebih mudah tapi kalian tidak dapat menjawabnya."

"Kau kan sudah belajar dengan Jisoo dan Hayi. Jadi harusnya tak perlu khawatir."

"Bilang saja-"

"Hentikan!" sela Jennie. "Kalian berdua seperti anak kecil, tahu? Lihat, semua orang melihat kalian dan kita sukses jadi bahan gossip terbaru," ucapnya sarkas.

Rose dan Sungjae kembali duduk dan memakan makanan mereka. "Jadi, sebenarnya ada apa?" tanya Jennie lagi. "Kalian merajuk karena kesal ditanya-tanya oleh Pak Jiwon atau karena empat orang itu tidak mengajak kita untuk bolos?"

Joy menghela napas. 'Pantas saja kelakuan sepupuku tambah barbar,' batinnya. 'Jisoo dan Hayi sudah membuat sifat barbarnya keluar, sekarang Jennie malah semakin menambah pengaruh dengan bolos.'

***

"Jadi, apakah kita harus menunda pemilu kali ini?" tanya Hayi pada Hanbin yang mengerjakan tugasnya. Hanbin berhenti menulis dan menatap Hayi. "Jangan pikirkan hal itu. Lebih baik selesaikan pekerjaanmu."

"Aku tidak bisa mengerjakannya kalau tidak fokus seperti ini," balas Hayi. Dia menghela napas. "Hanya kau dan aku yang mengetahui siapa-siapa calon Ketua OSIS selanjutnya dan yang paling berpeluang untuk menjadi Ketua OSIS selanjutnya. Dan tiba-tiba ada orang yang ingin menghancurkan kerja keras kita."

"Jangan khawatir. Jisoo dan Bobby akan membantu kita," ucap Hanbin. "Mereka berdua sangat bisa diandalkan dalam penyelidikan seperti ini. Itu alasanku melibatkan mereka dalam hal ini. Aku tidak bisa bilang detailnya seperti apa, tapi sepertinya aku sudah pernah memberitahumu soal aku yang bekerja sama dengan mereka berdua, kan?"

Hayi mengangguk. Hanbin menggenggam tangan kiri perempuan itu. "Kita akan menentukan apa yang akan kita lakukan selanjutnya begitu mereka berdua memberikan hasilnya."

"Ehem!" Mereka berdua menoleh dan bertemu langsung dengan tatapan jahil Jisoo. "Kalian berdua sedang melakukan drama? Tolong volumenya dikecilkan sedikit. Konsentrasiku sedikit teralihkan dengan adegan romantis kalian."

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang