Part 51

125 31 0
                                    

Lanjutan Flashback

'BUGH!'

"Hiks...." Jisoo kemudian menangis kencang membuat Bobby tercengang melihatnya. Dia bahkan tidak bergerak sama sekali untuk turun dari pohon dan melakukan apa yang harusnya dilakukan. Jaekyung dan Yoona tiba dengan mata mereka melotot kaget.

"Astaga!" pekik Jaekyung. Dia bergerak mendekati Jisoo dan berusaha menenangkannya. Sementara Yoona menatap ke atas dengan tajam dan Bobby bersumpah itu pertama dan terakhir kalinya dia melihat ibunya marah besar.

"Kim Jiwon! Turun dari pohon sekarang juga!"

Bobby menelan ludahnya kasar melihat ibunya yang lembut dan baik hati berubah menjadi ibu tiri kejam. Dia dengan cepat merayap turun dan berhadapan dengan Yoona yang berkacak pinggang.

"Aku percaya kalau kau anak laki-laki dan anak laki-laki bisa melakukan kenakalan apalagi di usiamu yang sekarang. Aku senang karena kau menghabiskan waktumu bermain dan tidak membaca buku selama 24 jam," ujar Yoona. Dia menghela napas sebelum melanjutkan. "Tetapi, bukan berarti kau bisa mengajak Jisoo memanjat pohon. Itu diluar batas!"

Bobby hanya menundukkan kepala tanpa menyela sedikitpun ceramah ibunya. Sementara itu, Yoona terus memberitahu Bobby tentang segala hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan Jisoo yang sudah dianggapnya seperti anaknya sendiri.

"Baiklah. Pergilah ke rumah Bibi Jaekyung dan minta maaf padanya juga Jisoo, oke?" Bobby mengangguk.

Kalau kalian kira ceramah itu sudah berakhir, maka kalian salah. Nyatanya ceramah part 2 dimulai kembali begitu Bobby menemui Bibi Jaekyung. Untuk 30 menit ke depannya, telinganya dan Jisoo dipenuhi dengan omelan tentang tidak membolos les musik demi memanjat pohon dan sebagainya.

Lalu, ceramah terakhir didapatkan Bobby begitu ibunya memberitahu ayahnya, Kim Heechul soal kejadian hari itu. Sejak saat itu, Bobby tidak ingin membuat Jisoo cedera lagi atau dia akan melalui hari yang sangat panjang.

***

2 tahun berlalu ....

"Hiks... hiks.."

"Sudahlah, jangan menangis lagi," sahut laki-laki berusia 9 tahun pelan. Dia melirik gadis berambut pendek di sampingnya dengan tatapan aneh. "Jis, kalau kau menangis terus nanti aku yang dimarahi oleh ibu dan mamammu," bujuk Bobby.

"Hiks... hiks..."

"Yang bertengkar dan benjol-benjol kan aku, Jis. Kenapa jadi kau yang menangis?" tanya Bobby pasrah.

"Diam Jiwon. Aku menangis bukan karena kau, tahu!" seru Jisoo dengan tersengal-sengal. Iya, sejak kejadian jatuh dari pohon, Jisoo baru tahu kalau nama Bobby itu Kim Jiwon, jadi dia memutuskan untuk memanggilnya dengan Jiwon saja.

Bobby mengangkat sebelah alisnya heran. Namun kemudian dia mengerti alasan gadis itu menangis. "Mereka kan sudah kupukul, jadi mereka tidak akan mengejekmu lagi," katanya acuh. Dia sedikit meringis karena pipinya yang sedikit sakit.

"Bukan itu," balas Jisoo. "Kalau tadi kau tidak memukul mereka, mungkin aku yang akan melakukannya," katanya dengan berapi-api. Namun di sisi lain, Bobby semakin tidak mengerti dengan maksud gadis itu.

"Lalu.... kenapa kau menangis?" Bobby berhenti berjalan dan mematung di tempat. Jisoo spontan menghentikan langkahnya juga. "Ada apa?"

"Jangan bilang kau mau berakting menangis agar ibuku mengeluarkan sifat protektifnya dan mengomeliku seharian penuh?" tanyanya curiga. Jisoo terdiam untuk beberapa saat sebelum memiringkan kepalanya dan menatap Bobby polos. "Hah?"

"Lupakan," tukas Bobby tajam. "Lebih baik kita segera pulang sebelum aku mencair karena cuaca siang ini."

"Kenapa mereka tidak mau menerimaku yang seperti ini?" monolog Jisoo membuat Bobby yang berjalan lebih dulu berhenti dan menoleh kembali padanya. "Aku rasa aku sudah tahu kenapa mereka terus mengejekku jelek. Karena apa yang mereka katakan benar."

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang