Part 22

128 34 1
                                        

Jisoo baru saja mengunci kamar asramanya dan berjalan keluar saat Hanbin mencegatnya.

"Kau kenapa masih di sini?" tanya Jisoo pada Hanbin.

"Menunggu aba-aba darimu. Kau baik-baik saja? Kantung matamu terlihat tebal dan wajahmu pucat," ujar Hanbin.

Jisoo mengangguk. "Jangan memusingkan hal itu. Aku baik-baik saja, hanya kepikiran apa yang akan terjadi hal ini."

Hanbin ingin bertanya lebih lanjut namun dia memilih untuk mengurungkan hal itu saat ini. 'Itu bisa diurus setelah rencana berakhir.'

"Ngomong-ngomong, tadi pagi Lady Sherlock menaruh rekaman suara di mejaku di ruang OSIS. Aku rasa itu bisa menjadi tambahan bukti kalau Yang Junwoo bersalah," ucapnya.

Jisoo mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa Lady Sherlock harus menaruh rekaman itu di ruanganmu?" tanyanya ikut dalam pembicaraan Hanbin.

"Mana kutahu. Dan aku sudah pastikan kalau dia memang Lady Sherlock yang asli karena dia tertangkap di CCTV saat meletakkan rekaman suara di ruangan OSIS," jawab Hanbin yakin.

"Ya sudah kalau begitu. Kita bisa mulai sekarang. Kau bisa membawa semua barang bukti kita yang ada di ruangan OSIS ke Pak Hyunsuk. Aku akan membawa Kim Jennie dan Yang Junwoo ke sana!" titah Jisoo. Hanbin tidak bergerak ataupun menyahut membuat Jisoo greget.

"Apa lagi yang kau tunggu?" tanyanya kesal.

"Apa tidak sebaiknya aku yang mencari Jennie dan Junwoo?" usul Hanbin. "Junwoo kan berbahaya, bagaimana kalau kalian kenapa-napa?"

Jisoo menghela napas. "Kim Hanbin," ujarnya sabar. "Kalau kau ingat, kau itu lebih letoy dari aku. Kau tidak bisa memanjat pohon dan dinding pembatas sekolah. Apa yang membuatmu yakin kalau kau bisa mengurus Yang Junwoo?" Sontak membuat Hanbin mengerut kesal.

"Ya sudah. Kalau begitu aku saja yang ke ruangan Pak Hyunsuk," kata Hanbin mengalah. "30 menit. Aku akan menunggu selama 30 menit, tidak lebih. Kau berhati-hatilah."

Jisoo mengangguk dan masuk kembali ke asrama untuk mencari Jennie. Lantai 4 kamar 420. Jisoo berjalan dengan santai namun tetap waspada. Sayangnya, bukan Kim Jennie yang ditemui Jisoo di depan kamarnya melainkan Yang Junwoo.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jisoo datar. Yang Junwoo tersenyum berbanding terbalik dengan Jisoo yang tanpa ekspresi.

"Aku datang untuk menemuimu, Kim Jisoo," jawabnya dengan nada sing a song.

"Kalau kau mau tahu, di sini bukanlah kamarku," balas Jisoo.

Junwoo mengangguk. "Memang bukan. Tapi aku sudah mencari kamar asramamu bahkan memintanya pada ibu pengurus. Sayangnya dia tidak tahu." Jisoo mengangkat sebelah alisnya.

"Kau ini sebenarnya siapa?" tanya Junwoo. "Sampai dapat perlakuan khusus seperti itu?"

Jisoo mendengus. "Aku sudah pernah bilang padamu. Aku Kim Jisoo. Gadis pemegang ranking dua seangkatan, ratu dengan rekor bolos terbanyak, si kacamata yang menyamar. Hanya itu."

"Ngomong-ngomong, melihatmu berdiri dengan percaya dirinya di depanku membuatku yakin kau sudah merencanakan sesuatu." Junwoo menatap polos. "Aku? Aku tidak selicik itu, Kim Jisoo. Mungkin kau yang merencanakan sesuatu?"

Jisoo menendang pintu kamar Jennie keras hingga terbuka paksa dan tidak menemukan gadis itu di dalam. "Di mana kau sembunyikan Kim Jennie?"

Jisoo baru saja ingin berbalik ketika sesuatu yang tajam terasa dekat dengan lehernya. Jisoo memicing menatap Junwoo di belakangnya. "Nah, Kim Jisoo. Bagaimana kalau kau ikut denganku? Katanya kau mencari Kim Jennie sayangku, kan?"

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang