Part 21

123 38 0
                                        

"Apa yang bisa kujelaskan hanya sampai disitu saja," ujar Yeri

"Tidak apa-apa. Itu saja sudah cukup buatku."

"Tapi, kuharap kau mau merahasiakan identitasku," pinta Yeri yang diangguki Jisoo. "Tenang saja. Itu sudah pasti kulakukan walau kau tak memintaku."

Jisoo menghela napas mengingat pembicaraannya tadi bersama Yeri. Dia melihat jam tangannya. 'Baru pukul setengah tujuh. Sepertinya aku bisa sampai sebelum waktu makan malam selesai.'

Bus berhenti di halte belakang sekolah. Jisoo segera turun dan berjalan ke gerbang depan, terlalu malas untuk memanjat tembok belakang. Sesampainya di gerbang, dia mengernyit mendapati Bobby yang berdiri di sana. Jisoo menyerahkan surat izin yang didapatnya dari Hanbin ke satpam yang bertugas.

"Kau sedang apa di sini?" tanya Jisoo membuat Bobby yang dari tadi berfokus pada handphonenya segera mengangkat kepala.

Bobby membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu namun menutupnya kembali. Dia melihat Jisoo dari atas ke bawah. "Di mana kacamatamu?"

"Kutinggalkan di asrama. Sedang apa kau di sini?" ulangnya. Bobby menggeleng. "Tidak ada. Hanya duduk saja." Jawaban Bobby membuat Jisoo mengangkat sebelah alisnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Bobby yang diangguki Jisoo. Mereka berjalan ke belakang gedung asrama. Jisoo memperbaiki posisi kupluk dan kacamata hitamnya agar wajahnya tidak terlalu terlihat. Bobby yang menyadari hal itu menyerahkan jaket yang sejak tadi dipegangnya.

"Pakai itu agar tidak terlihat," ujar Bobby. Jisoo memakai jaket yang terlalu kebesaran buatnya.

"Jangan mengetawai atau mengataiku pendek. Kupukul kau," ancam Jisoo membuat Bobby menyengir lebar. "Iya, nyonya." Bobby melihat Jisoo yang mulai memanjat pohon dan menghela napas.

"Kalau begitu, aku balik duluan. Jam makan malam hampir tiba jadi pasti nanti akan ramai." Jisoo mengangguk membuat Bobby pamit dan beranjak dari situ. Jisoo sendiri kembali fokus memanjat pohon dan menyelinap masuk ke kamar asramanya. Tidak lupa dia mengabari Hanbin lewat SMS bahwa dia sudah tiba di kamar asrama.

Syukurlah kalau kau kembali dengan selamat. Kepalaku sudah terancam bahaya dari tiga orang berbeda.

Jisoo tertawa membaca balasan Hanbin.

Jangan lupa bersiap untuk besok

Oke.

Jisoo menghela napas. Dia melirik jubah putih yang tergantung di pintu lemarinya dengan tatapan berat. 'Sekarang yang harus kulakukan adalah memancing orang itu untuk menunjukkan sifat aslinya. Besok akan menjadi hari yang berat.'

***

Hayi dan Rose tersedak makanan karena kaget ketika Jisoo menepuk bahu mereka dari belakang. Jisoo menyerahkan air kepada kedua temannya yang langsung diembat begitu saja. Setelah mereka berdua lebih tenang, Hayi dan Rose menatap Jisoo tajam sementara Jisoo sendiri balas menatap dengan tatapan polos.

"Kalian merindukanku?" tanya Jisoo sambil menyengir lebar.

"Kau dari mana saja?" tanya Hayi.

"Kenapa tidak bilang-bilang?" sambung Rose.

"Kenapa kau tega sekali pada kami?" timpal Hayi lagi.

"Memangnya kami ini bukan sahabatmu?" seru mereka berdua. Jisoo melirik sekeliling yang menatap risih ke arah mereka karena keributan yang Hayi dan Rose buat.

"Aku akan jelaskan tapi kalian tolong tenang, oke?" tanyanya dengan wajah penuh harap. Hayi dan Rose mengunyah makanan mereka namun mata mereka jelas berbicara kalau mereka menunggu penjelasan dari Jisoo.

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang