Hanbin mengunci pintu ruang OSIS ketika ketiga temannya sudah tiba. Dia kemudian berbalik dan duduk di tempatnya. "Baiklah, bagaimana hasil pekerjaan kalian?" Dia menoleh pada Jisoo.
Jisoo berdeham sebelum menatap ketiganya. "Aku masih berusaha untuk bisa meretas sistem keamanan itu," jawabnya pelan. Hayi dan Hanbin tak bisa menyembunyian kekecewaannya. Jisoo menoleh pada Bobby. "Melihatmu yang tidak berbicara sepertinya hasilnya juga sama sepertiku," celetuknya yang diangguki oleh Bobby.
"Pelakunya terus memperbaiki atau memperkuat sistemnya setiap jam. Jadi aku harus mengulang terus dan semalaman aku tidak tidur karena itu," jelas Jisoo. Bobby kembali mengangguk. "Aku juga sama. Aku tidak bisa tidur semalam karena mengerjakan itu."
"Tapi...," lanjut Jisoo. "Di sisi lain aku juga berpikir beberapa rencana yang bisa kita lakukan untuk mencari tahu pelaku tanpa harus melalui video."
"Bagaimana caranya?"
"Beritahu aku siapa saja kandidat calon ketua OSIS terlebih dahulu," jawab Jisoo. "Kurasa aku harus tahu apa yang membuat Moriarty ingin mengacau di pemilu OSIS. Kenapa dia tidak memilih untuk langsung menantang Lady Sherlock?" tanyanya.
"Lady Sherlock?" beo Hanbin. "Apa hubungannya hal ini dengan Lady Sherlock? Siapa lagi itu Lady Sherlock?" tanyanya pura-pura tak tahu. Jisoo menahan diri untuk tidak memutar bola matanya.
"Tidak perlu berpura-pura, Kim Hanbin. Di lihat dari ekspresi Hayi yang tidak terlalu terkejut mendengar nama itu, sepertinya dia sudah pernah bertemu dengan Lady Sherlock, bukan begitu?" Jisoo menatap Hayi. Hayi mengangguk ragu. "Dari mana kau tahu hal itu?"
"Seperti yang kubilang sebelumnya, ekspresi wajahmu sudah menunjukkan hal itu," jawab Jisoo acuh. "Kami bertiga juga pernah bertemu dengannya," lanjut Jisoo. "Singkatnya, Moriarty adalah lawan Lady Sherlock. Baca buku Sherlock Holmes dan kalian akan mengerti maksud perkataanku."
"Aku tidak membaca buku itu," tolak Hanbin spontan. "Bukunya terlalu tebal dan aku langsung ketiduran begitu halaman keempat." Jisoo menghela napas. "Nama legenda Detektif Sherlock sekolah kita berasal dari tokoh Sherlock Holmes. Begitu pula dengan Moriarty yang adalah musuh Sherlock Holmes," jelasnya
"Jadi.... sebenarnya alih-alih menantang Hanbin ataupun menyerang Hyunsuk, Moriarty menantang Lady Sherlock?" terka Bobby yang diangguki Jisoo. "Itu adalah asumsi sementaraku," sahut Jisoo. "Tapi... karena kita tidak tahu pasti, jadi lebih baik bila kita mengawasi Hyunsuk untuk saat ini."
"Sebenarnya kalau aku pikir, lebih baik kita menanyakan langsung hal ini pada Lady Sherlock," usul Hanbin. "Kalau dari penjelasan Jisoo tadi mengenai Moriarty itu benar, kurasa memang Lady Sherlock targetnya."
"Tapi, bagaimana kalau Hyunsuk adalah targetnya?" tanya Hayi. "Di antara semua kandidat meskipun kita tidak ingin berat sebelah pada salah satunya, namun Hyunsuk memiliki peluang yang lebih tinggi. Kalau target Moriarty yang sebenarnya adalah Hyunsuk dan bukannya Lady Sherlock, maka hal itu akan sangat merugikan Hyunsuk dan juga kau, Hanbin."
"Itu maksudku," timpal Jisoo. "Lady Sherlock adalah legenda sekolah. Dia bisa mengatasi hal apapun selama ini, karena itu cerita tentangnya masih ada. Tapi, Hyunsuk adalah siswa yang belum mencapai setahun di sekolah ini. Moriarty yang menantang Lady Sherlock dengan menggunakan Hyunsuk sebagai umpannya sangatlah tidak adil bagi anak itu."
"Begini saja," sela Bobby. "Kita bagi tugas. Aku dan Hanbin yang akan mengajukan permohonan pada Lady Sherlock dan meminta bantuannya sementara kalian berdua bisa mengawasi Hyunsuk."
"Aku masih harus tahu siapa saja kandidat ketua OSIS plihanmu, Hanbin. Untuk mengetahui apa celah yang dipakai oleh Moriarty untuk menyerangmu," ucap Jisoo tegas.
"Choi Hyunsuk, Kim Hongjoong, Choi Soobin," jawab Hanbin. "Mereka bertiga sedangkan kalian berdua. Bagaimana caranya kalian akan mengawasi mereka bertiga?" tanyanya. Jisoo tersenyum kecil. "Aku punya teman yang bisa diandalkan di sana."
"Siapa?" tanya Hayi penasaran. Bobby dan Hanbin juga berusaha mencuri dengar. Tumben sekali perempuan cuek seperti Jisoo punya teman yang sepertinya terkesan 'akrab' di luar Rose-Hayi-Jennie.
"Aku akan kabari siapa yang harus kau awasi begitu aku selesai berbicara dengan temanku, Hayi," sahut Jisoo tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Dia malah semakin melebarkan senyumnya. "Jangan penasaran seperti itu. Kalian seperti Jennie dan Yunhyeong ketika sedang mencari bahan informasi untuk klub mereka."
Hayi menghela napas. "Bagaimana dengan usaha kita untuk membongkar identitas Moriarty?" tanyanya mengalihkan pembicaraan. "Sejak tadi, diskusi kita hanya berujung pada usaha untuk melindungi target Moriarty."
"Aku masih akan mencari cara untuk membongkar identitas mereka," jawab Jisoo. Bobby mengangguk. "Aku juga akan membantu untuk mencari tahu identitas mereka," timpalnya.
"Karena tidak ada lagi yang dibahas, aku pulang lebih dulu," pamit Jisoo.
"Tidakkah kalian merasa kalau Jisoo terlalu santai?" tanya Hanbin saat hanya tinggal mereka bertiga. "Kukira dia akan uring-uringan karena tidak berhasil dengan tugasnya sebelumnya."
"Sejujurnya dia memang lebih santai saat ini, bahkan bisa dibilang suasana hatinya sedang cukup bagus," timpal Hayi. Hanbin dan Hayi menoleh ke arah Bobby, seakan menuntut jawaban.
"Apa?" tanya Bobby. "Bukannya bagus kalau dia tidak marah-marah?" Dia menghela napas. "Memang tingkahnya sedikit aneh, tapi sepertinya itu karena dia ingin tetap berpikiran positif saat mengerjakan misi ini."
"Kau terdengar kurang yakin," sahut Hanbin. Hayi mengangguk. "Biasanya kau langsung tahu Jisoo bagaimana dan apa yang harus dilakukan."
"Hanya perasaan kalian saja," elak Bobby. Dia mengambil tasnya. "Karena tidak ada lagi yang harus kulakukan, aku sebaiknya kembali ke asrama juga." Bobby menutup pintu dan berjalan. Wajahnya datar namun sebenarnya dia sedang memikirkan perkataan Hanbin dan Hayi tadi. Bobby sedikit terusik karena apa yang mereka ucapkan memang benar.
Baru kali ini Bobby tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Jisoo. Dan itu jelas sangat mengganggunya.
***
"Jisoo-sunbae!" panggil seseorang membuat Jisoo yang sedang berjalan kembali ke asrama menoleh. Dia tersenyum ketika mengenali siapa yang baru saja meneriakkan namanya dengan lantang. Laki-laki yang memanggilnya itu mendekat dan Jisoo juga bisa melihat ada seseorang yang bersamanya.
"Berapa kali kubilang untuk tidak berteriak di depan umum, Kim Junkyu?" tanya Jisoo. Junkyu mengendikkan bahunya dan tetap memasang wajah cerianya. "Tidak ada yang namanya umum di sini, sunbae. Jadi aku bisa memanggilmu, kan?"
Jisoo spontan memukul lengan adik kelasnya itu. "Tolong, otakmu dipakai jangan hanya saat belajar saja," ujarnya sarkas. Dia melirik teman Junkyu yang lebih pendek disbanding laki-laki itu. "Kau pasti punya banyak stok kesabaran menghadapi teman kelas seperti dia."
"Untungnya masih banyak," timpal laki-laki itu membuat Junkyu merengut kesal. Dia menoleh pada Jisoo. "Sunbae mau ke mana? Pulang ke asrama?"
Jisoo mengangguk. "Memangnya mau pulang ke mana lagi kalau bukan ke asrama?" Dia menoleh pada laki-laki yang berdiri di samping Junkyu dan menatapnya dengan penuh selidik. Namun itu disalah artikan oleh kedua laki-laki itu. Junkyu menyikut temannya agar segera menyapa seniornya.
"Selamat sore, Kim Jisoo-sunbaenim," sapa laki-laki itu. Jisoo meringis. "Jangan terlalu formal seperti itu, aku tidak terbiasa. Panggil aku Jisoo juga tidak apa-apa," ujarnya. Dia sedikit mengernyit. "Tapi... kau tahu nama lengkapku? Dari Junkyu?"
"Ah, itu! Aku mengenal sunbae, tentu saja. Aku cukup dekat dengan Hanbin-hyung dan dia teman sekelasmu. Jadi, sedikit banyak aku juga tahu tentang sunbae," jelas laki-laki itu. Jisoo mengangguk-angguk. "Oh, begitu um...."
Laki-laki itu terpekik begitu mengingat dia belum memperkenalkan dirinya. "Maafkan aku. Aku lupa memperkenalkan diriku. Aku Hyunsuk. Choi Hyunsuk."
"Choi ... Hyunsuk?"
*to be continued*
A. N : Treasure Comeback, Blackpink punya Full Album, Bobby nyanyi Spotlight - OST Record of Youth. Seketika pengumuman kuota dah habis muncul. Auto play "Ku Menangis, Membayangkan....."

KAMU SEDANG MEMBACA
Guard (Bobsoo)✓
Fiksi PenggemarSeoul High School (SHS) adalah sekolah tua terkenal dengan rumor mistis. Keberadaan Detektif Sherlock yang sudah ada sejak setengah umur SHS dan berfungsi sebagai penjaga sekolah itu membuat banyak orang penasaran dan berusaha mengungkap identitasny...