Part 47

117 31 3
                                    

Aktivitas berlalu seperti biasa. Jisoo dengan kesibukan akademik dan aktivitasnya sebagai Lady Sherlock. Sesekali ketika menangani kasus, dia akan mendatangi Bobby atau Hanbin untuk meminta sedikit bantuan kecil. Namun, dia tak pernah lagi meminta mereka melakukan aktivitas malam hari seperti mendatangi target atau menculik mereka seperti kasusnya Yunhyeong dulu.

Bobby dan Hanbin sendiri juga mulai sibuk dengan aktivitas mereka. Hanbin dengan membuat lagunya dan kegiatan OSIS. Kegiatan PDKT dengan Hayi juga mulai berkembang sedikit demi sedikit walau Bobby mengatakan mereka sangat lambat. Padahal hubungannya sendiri dengan Jisoo juga masih stagnan dan belum ada perubahan berarti. Nasib mereka mirip. Bahagia menyerempet miris.

Waktu berlalu bahkan lebih cepat tanpa disadari. Bahkan sekarang siswa SHS disibukkan dengan persiapan ujian sebelum memasuki liburan panjang yang berarti mereka dapat pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga.

"Sudah siap untuk hari ujian terakhir?" tanya Bobby pada Jisoo saat keduanya sedang menunggu giliran masuk ke dalam ruang ujian. Apalagi absen mereka yang tepat atas bawah membuat tempat duduk mereka bersebelahan. WOW, kebetulan yang luar biasa dan dinantikan banyak orang.

Hayi sendiri yang namanya terletak setelah Bobby hanya merasa menjadi obat nyamuk merk baru mendengar percakapan mereka. 'Cepatlah pacaran dan cari tempat lain. Dasar, tak lihat sikon. Mentang-mentang pintar, bisa berpacaran seenaknya di depan ruang ujian.'

"Sudah," balas Jisoo tak kalah pelannya. Iya, mereka berdua mengobrol sambil menggunakan kartu ujian sebagai penutup mulut mereka agar tak ada yang mengetahui kalau mereka berdua sedang mengobrol. Selain Hanbin dan Hayi yang namanya mengapit mereka berdua.

"Sudah siap kalah dariku di semester ini, Kim Jisoo?" tanya Bobby lagi.

Jisoo menggeleng. "Kau yang akan kalah dariku di semester ini, Kim Jiwon," sahutnya sombong.

"Baguslah," tukas Bobby. "Kau harus memiliki kepercayaan diri setinggi itu bahkan lebih tinggi kalau mau mengalahkanku."

'Mereka ini sedang menyemangati satu sama lain atau saling memprovokasi, sih?'

'Langitnya indah berwarna biru, walau hatiku sedang kelabu. Oh, Tuhan, kapan aku akan mendapatkan jodohku?'

"Kim Hanbin."

Hanbin menyerahkan kartu ujiannya untuk dicek lebih dulu oleh pengawas sebelum kemudian dia dipersilahkan masuk.

"Kim Jisoo."

Pak Jiwon memicingkan matanya melihat Jisoo. "Kau tidak mau bolos saat ujian juga?" tanyanya. Jisoo berdecih. "Pak, saya sudah tobat. Tolong jangan lama-lama periksa kartu ujian saya. Yang dibelakang nanti lupa sama hafalannya."

Pak Jiwon mengerut kesal namun tetap menyerahkan kartu ujian Jisoo dan mempersilahkannya masuk.

"Kim Jiwon."

***

"Hah...." helaan lega Hayi terdengar. "Akhirnya selesai juga," ucapnya lega. "Untung saja hari ini terakhir dan sejauh ini aku rasa hasilnya akan baik-baik saja," lanjutnya. Jisoo yang berjalan di sebelahnya hanya mengangguk sambil meminum jus kotak yang didapatkannya tadi pagi dari Ibu Pengurus Asrama.

"Dari pria ganteng yang tidak mau disebut namanya," katanya pagi tadi. "Semangat ujiannya untuk hari ini, nak."

"Kau membeli jus stroberi tapi tak membelikannya untuk kami?" tanya Rose. Jisoo menggeleng. "Ibu Pengurus Asrama yang memberikannya," katanya.

"Kenapa kau dapat sedangkan kami tidak?" tanya Jennie. Dia kan juga mau dapat perhatian seperti itu. "Cari pacar gih, biar bisa dapat jus seperti Jisoo," ucap Hayi mengejek membuat Jennie kesal. "Dasar, sendirinya tak ngaca."

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang