Part 25

129 37 7
                                        

"Bagaimana keadaan Jisoo?" tanya Hanbin pada Hayi, Jennie, dan Rose yang sedang menikmati makan malam mereka. Dia duduk di depan ketiga perempuan itu diikuti dengan Sungjae dan Yunhyeong membuat pemandangan baru di jam makan malam. Tidak biasanya ketua dan sekretaris OSIS itu terlihat semeja. Apalagi ditemani dengan kedua teman mereka masing-masing. Pemandangan yang membuat iri.

"Kami membawanya ke kamarnya," jawab Hayi sekenanya. Dia akan lebih bisa beristirahat di kamarnya."

"Bukannya kamarnya selalu terkunci?" tanya Yunhyeong penasaran membuat kelima wajah menatapnya aneh. Hanbin dan Sungjae bahkan menatap dengan tatapan menghakimi.

"Ja-jangan berprasangka aneh dulu," sahut Yunhyeong tergagap. "Junwoo sempat mengatakan hal aneh tadi. Dia meracau soal kamar Jisoo yang tidak diketahui letaknya dimana lah, isi kamarnya yang pasti aneh-anehlah, dan banyak lagi." Melihat tatapan kelimanya yang tidak berubah Yunhyeong menjitak Sungjae.

"Kau kenapa sih?" protes Sungjae.

"Kau yang kenapa?!" balas Yunhyeong kesal. "Kan tadi kau denganku saat kita menemui Junwoo." Sungjae menyengir lebar. "Kan biar kompak sama yang lain. Masa mereka berempat ekspresinya sama, aku dan kau berbeda."

Ucapannya membuat Hanbin dan ketiga perempuan itu berniat menjitaknya. Hanya berniat tapi tidak dilaksanakan.

"Tapi, kamar Jisoo tidak berantakan, kok. Malahan rapi sekali dibandingkan kamarku," celetuk Rose menarik perhatian mereka kembali.

"Hanya saja, ada komputer yang membuat ruangannya sedikit lebih penuh," sambung Jennie yang kebetulan sore tadi mengantar Jisoo ke kamarnya bersama Hayi dan Rose. "Kalau mau tahu, kamarnya ada di-"

"Kalau Jisoo tidak mau memberitahu siapapun, bahkan sampai ibu pengurus asrama juga melakukan hal yang sama, berarti ada sesuatu yang memang Jisoo ingin sembunyikan," potong Rose. Dia mengode Jennie yang untungnya peka.

"Lagian, kalian ini laki-laki. Nggak pernah masuk ke asrama putri dan memang tidak boleh masuk ke asrama putri," ujar Hayi menggurui.

"Tapi Jisoo pernah tuh-"

"BOBBY. DI SINI!!" teriak Sungjae dan Yunhyeong sambil melambaikan tangan memotong ucapan Hanbin. Hanbin menyadari apa yang baru saja hampir dikatakannya dan memaki dirinya sendiri dalam hati. Hampir saja dia mengatakan sesuatu yang hanya dia, Bobby, dan Jisoo sendiri yang tahu.

'Kalau Jisoo tahu aku hampir membocorkan dia yang masuk asrama laki-laki, lebih-lebih kamarku, bisa-bisa dia mengerjaiku nanti,' batin Hanbin ngeri. 'Itu mending. Kalau dia tidak merestui PDKT-ku ke Hayi, bisa bahaya!'

"Bagaimana lombanya, Bob?" tanya Yunhyeong kepo. Padahal Bobby belum duduk di kursi bahkan belum sempat mengambil makanan.

"Hm. Biasa saja," jawabnya datar. Dia memilih mengambil gelas Hanbin dan meneguk isinya sampai habis.

"Itu air belum kuminum biar setetes loh," celetuk Hanbin dengan pesan tersirat : Ambil sendiri kan bisa. Kenapa punyaku yang harus diembat?

"Tapi kenapa wajah Pak Kyuhyun kusut kalau lombanya biasa saja?" gumam Jennie yang masih bisa didengar oleh keenam orang lainnya.

"Nanti juga tahu," balas Bobby acuh. Dia menatap wajah baru yang bergabung dengan Hayi dan Rose yang sepertinya akan sering dilihatnya berada di dekat Jisoo kedepannya.

"Kau... Kim Jennie. Benar?" Jennie mengangguk dengan ekspresi biasa. Padahal Hayi dan Rose sudah tegang karena aura intimidasi dari Bobby. Jangankan mereka, Sungjae dan Yunhyeong saja merasa sesak dengan aura itu saat ini.

"Semoga kau akrab dengan si kacamata tukang bolos itu," katanya pelan yang diangguki lagi oleh Jennie.

"Lalu, mana si kacamata itu?" Bobby menatap Hanbin, Hayi, dan Rose. Menuntut jawaban, khususnya dari ketiganya.

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang