Hanbin kembali ke kelas dan mendapati tatapan penuh harap dari Hayi dan Rose. Dia berdeham untuk mengusir perasaan aneh yang masuk. Kemudian Hanbin menggeleng menghancurkan tatapan penuh harap itu yang seketika berubah sedih.
'Kenapa aku harus terjebak di antara masalah mereka bertiga?' batin Hanbin. Dia melihat Bobby yang baru saja masuk ke kelas dengan wajah yang kusut daripada biasanya. Hanbin memutuskan kembali ke teman-temannya dan berpisah dengan Hayi dan Rose.
"Kenapa kau?" tanyanya begitu duduk di samping Bobby. Sungjae dan Yunhyeong yang baru saja dari kantin dan membawa makanan menatap penuh tanya ke mereka berdua.
"Kalian kenapa? Seperti orang dengan masa depan suram," tanya Yunhyeong. Sementara Sungjae menawarkan makanannya pada Hanbin.
"Jisoo. Dia-"
"Tunggu!" sela Sungjae. "Jangan bilang kalian suka sama Jisoo?" lanjutnya dengan suara kecil. Hanbin yang geram memukul kepala Sungjae.
"Bukan begitu juga skenarionya. Aku itu sukanya sama...." Hanbin menggantung ucapannya membuat Sungjae, Yunhyeong, dan Bobby menatapnya.
"Kenapa aku harus bilang sama kalian?" sambungnya membuat Sungjae berbisik pada Yunhyeong. "Ini kalau kita kunciin Hanbin di gudang belakang nggak dosa kali ya?" Yunhyeong mengangguk. "Nggak, kok."
"Jadi, kau diapain sama Jisoo?" tanya Bobby penasaran. Hanbin menahan senyumnya dan ingin langsung menjawab saat teringat sesuatu yang penting. 'Ingat. Siapapun tidak boleh tahu termasuk Bobby.'
"Gara-gara Hayi minta tolong aku bantu cari Jisoo. Ujung-ujungnya Jisoo marah tidak tahu kenapa," jawab Hanbin sambil menyilangkan jari telunjuk dan jari tengah di belakang tubuhnya.
"Oh... gitu." Hanbin mengangguk dan menghela napas saat Bobby tak bertanya-tanya lagi.
***
Pukul lima pagi.
Jisoo melihat keluar jendela asrama dan tidak menemukan patroli di manapun. 'Sepertinya sudah aman,' pikirnya.
Jisoo membuka jendela dan memakai sepatunya. Kemudian dia keluar dan merayap di pohon.
"Kau masih pakai cara begitu?" tanya seseorang membuat Jisoo menoleh padanya begitu turun dari pohon.
"Tidak boleh terlihat di CCTV. Nanti ditanya macam-macam lagi," jawabnya. "Kau kan beda. Bisa dapat jalur khusus, Bin."
Hanbin menjitak kepala Jisoo. "Terus surat izin yang sudah kukasih kemarin kenapa tidak digunakan? Itu surat bukan buat pajangan, Jis."
"Nanti dipakai kalau telat baliknya," ujar Jisoo sambil berjalan ke tembok pembatas asrama. Hanbin mengekor.
"Sekolahnya lumayan jauh, ya?" Jisoo mengangguk. "Harus naik kereta. Nanti aku ke stasiun naik bus."
Hanbin mengangguk-angguk. "Padahal kemarin sudah kutawarin naik mobil sekolah, tapi kau tidak mau."
"Jangan. Nanti yang dikelas curiga kalau kita tidak masuk sama-sama. Apalagi kalau izinnya juga sama."
'Jisoo agak overthinking juga, ya' batin Hanbin. Dia mengangkat sebelah alisnya melihat Jisoo berhenti di dekat dinding pembatas.
"Ini kenapa kita ke sini?" tanyanya. "Gerbang kan di depan, Jis."
Jisoo tergelak mendengar hal itu. "Kan aku tidak bilang mau lewat depan. Kalau lewat sini, halte busnya lumayan dekat daripada mutar ke gerbang depan."
Hanbin mengucap O tanpa suara sedangkan Jisoo menatap Hanbin. "Tapi, Jis. Temboknya lumayan tinggi. Kayaknya 3 meter atau lebih?"
Jisoo memutar bola matanya malas. Dia memilih mundur beberapa langkah dan memasang kuda-kuda. Kemudian dia berlari dan kakinya berpijak pada tembok dengan cepat hingga tangannya menyentuh bagian puncak. Dia kemudian bertumpu pada tangannya dan memanjat naik. Sementara Hanbin hanya melongo melihat kelakuan gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Guard (Bobsoo)✓
FanfictionSeoul High School (SHS) adalah sekolah tua terkenal dengan rumor mistis. Keberadaan Detektif Sherlock yang sudah ada sejak setengah umur SHS dan berfungsi sebagai penjaga sekolah itu membuat banyak orang penasaran dan berusaha mengungkap identitasny...