Part 16

143 36 6
                                    

Note : Part ini sebelumnya aku ketik lewat HP saat masih ada pekerjaan dan tidak sempat dipindahkan ke laptop. Setelah beberapa hari aku lihat lagi, rasanya mau nangis karena hancur banget. Mana ada typo juga. Jadinya direvisi sedikit. Untuk alur, sama kok. Hanya gaya bahasa dan kata-katanya ditambah.

"Hei, boleh duduk di sini?" Jennie mengangkat kepalanya dan melihat gadis asing dengan kacamata bulatnya menatapnya sambil tersenyum.

"A-a-aku?" tanya Jennie tergagap. "Kau bicara denganku? Jisoo mengangguk dan tersenyum.

"Silahkan saja."

"Aku Kim Jisoo. Salam kenal," ujar Jisoo sambil memakan roti isi melon. Sementara Jennie hanya diam sambil memakan makanannya juga.

"Kau tidak mau memperkenalkan namamu?" Jennie menatap Jisoo seakan-akan gadis itu baru saja mengucapkan hal paling mustahil di dunia.

"Kau..." Jisoo menatap Jennie penuh tanya. "taruhan apa?"

"Hah?"

"Biasanya orang mendekatiku untuk menang taruhan atau untuk mengejekku saja. Kalau kau mau melakukan hal itu juga, mending kau pergi saja," tukas Jennie dingin.

"Kau ini bicara apa sih? Aku tidak mengerti maksudmu," balas Jisoo santai.

"Jangan pura-pura tidak tahu. Kau pasti salah satu dari mereka," kata Jennie bersikukuh.

"Apa terlalu lama sendirian membuatmu tidak bisa melihat maksudku dengan baik, hei kucing cenayang?" Jennie mengerutkan keningnya sedangkan Jisoo menyeringai dan bersemangat.

"Coba bayangkan. Kau dengan reputasi kucing cenayang yang ditakuti oleh orang-orang dan aku dengan reputasi ratu-bolos-terbanyak yang disegani karena sudah berteman dengan Pak Jiwon. Kalau kita berdua, berapa banyak perhatian yang kita dapatkan?" Jennie melihat sekeliling dan menyadari seisi kantin sedang terdiam dan menyimak mereka. Mereka spontan mengalihkan tatapan seakan tertangkap basah.

"Hebat kan?" tanya Jisoo sekali lagi membuat Jennie gugup. "Aku hanya bercanda dan tidak punya niatan untuk melakukan hal aneh seperti itu. Bagaimana kalau kuulangi apa mauku. Namaku Kim Jisoo, kelas XI-1. Maukah kau berteman denganku?"

Jennie tersenyum dan mengulurkan tangannya. "Aku Kim Jennie, kelas XI-2."

"Karena sekarang kita sudah berteman," kata Jisoo. "Maukah kau mengabulkan satu permintaanku?" Jennie mengendikkan bahunya. "Tergantung apa yang kau mau. Aku kan tidak tahu bisa mengabulkannya atau tidak."

"Gampang kok. Aku cuman mau kita pindah dari meja ini dan tetaplah tersenyum, oke?" Jennie terlihat ragu namun mengangguk. Jisoo bergumam, "Percaya padaku."

***

"Eh, Jisoo betulan bawa Jennie kemari," bisik Hayi heboh membuat Rose menyikutnya.

"Tidak apa-apa kan kalau Jennie ikut kita di sini?" tanya Jisoo. Hayi dan Rose mengangguk. "Sans aja," jawab Rose sambil tersenyum ramah.

Jisoo segera duduk namun tidak demikian dengan Jennie."Apa yang kau lakukan disitu?" tanya Jisoo. "Duduklah. Jangan khawatir. Kupastikan kau tidak akan tertular dengan ketidakwarasan mereka."

"Hei, tolong ya. Di antara kita bertiga, kau yang paling tidak waras," ujar Hayi. "Duduklah, Namaku Lee Hayi, dia Park Chaeyoung."

"Kau bisa memanggilku Rose," timpal Rose. Jennie duduk di hadapan gadis itu dengan Jisoo di sampingnya. Jisoo memandang kedua temannya yang tak melepaskan tatapan mereka pada Jennie.

Dia berdeham untuk mengusir kecanggungan di antara mereka berempat. "Jadi, kau betul-betul bisa melihat hantu?" tanya Jisoo basa-basi. Nadanya santai namun ekspresi wajah Hayi dan Rose justru sebaliknya.

Guard (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang