"Kenapa kau memakai hoodie saat makan?" tanya Hayi heran. "Kau sakit?" lanjutnya dengan nada cemas.
Jisoo menggeleng. "Tidak. Aku baik-baik saja. Hanya cuaca agak dingin malam ini."
Jawaban Jisoo membuat Hayi dan Rose berpandangan dan memasang raut heran. Rose berdeham dan menatap Jisoo. "Jis, hari ini cuacanya panas loh. Aku saja sampai gerah melihatmu seperti itu. Mungkin kau sakit." Dia mengulurkan tangan, ingin memegang dahi Jisoo namun Jisoo berkelit mundur.
"Apa yang kau lakukan, Rose?"
"Mengecek suhu tubuhmu," balas Rose. "Atau sebaiknya kita ke UKS dan meminta dokter memeriksamu?" saran Hayi yang dibalas gelengan Jisoo.
"Tidak. Aku baik-baik saja. Kalian tidak perlu khawatir sampai segitunya," desah Jisoo. Rose menatapnya gemas.
"Tentu saja kami harus khawatir. Kantong matamu terlalu tebal saat ini, kau sering tidak masuk kelas sampai Hayi harus merecokiku, dan kau ada perlombaan akademi bersama Bobby dan yang lainnya tidak lama lagi," jelasnya panjang lebar.
"Kita hanya tidak mau kau terlalu lelah, Kim Jisoo. Kau juga harus ingat kalau dua minggu lagi kita akan UTS. Aku tahu kau pintar, tapi kau harus peduli juga pada tubuhmu sendiri," timpal Hayi. Dia mendekatkan tangannya pada dahi Jisoo.
"Tidak demam, tapi cukup hangat," ujarnya. "Mungkin kau harus kembali ke kamar dan istirahat. Kami berdua akan menemanimu."
Jisoo membelalakkan matanya. 'Mereka tidak boleh melihat kamarku!'
Jisoo memutuskan menghabiskan makanan secepat yang dia bisa dan membawanya ke tempat penampungan alat makan bekas pakai. Kemudian dia kembali ke meja yang dia tempati sebelumnya bersama kedua temannya.
"Aku kembali duluan, ya," katanya dengan cepat. Secepat dia pergi dari mereka.
"Menurutmu Jisoo sedikit aneh atau tidak?" tanya Hayi. Rose mengangguk.
"Aku ingin menganggap hal itu biasa-biasa saja tapi hari ini memang dia aneh sekali." Rose terkesiap begitu sesuatu terlintas di benaknya. "Jangan-jangan dia salah makan. Hari ini memang makanannya lebih lain dari biasanya. Garamnya kurang banyak."
Hayi menatap dongkol Rose. "Hidupmu yang kurang garam," tukasnya. Dia mengernyit saat mengingat sesuatu.
"Tapi kita tidak pernah masuk ke kamar asrama Jisoo, kan?" Rose terdiam dan hanya mengangguk. "Setelah kuingat-ingat lagi, kita memang tidak pernah masuk ke kamar Jisoo."
"Kalau ada belajar bareng atau kumpul-kumpul, kita lebih sering ada di kamarmu, kamarku, atau ruang serba guna," timpal Rose.
Mereka berdua terdiam dan memikirkan banyak hal setelahnya.
***
Jennie yang baru saja selesai makan memutuskan untuk kembali ke asrama. Dia berjalan dengan cepat seakan-akan sedang terburu-buru. Tiba-tiba seseorang menarik lengannya dan bersembunyi di balik dinding asrama. Jennie terkejut dengan perlakuan kasar yang tiba-tiba itu, terlebih melihat siapa pelakunya.
Yang Junwoo.
Jennie meringis saat merasakan lengannya yang dicengkeram erat.
"Oh, kau kesakitan?" tanya Junwoo namun dia hanya mengendurkan sedikit pegangannya. "Maafkan aku, sayang. Aku tidak tahu kalau kau akan merasa kesakitan dengan perlakuanku yang romantis ini."
Jennie semakin menempel ke dinding, seakan tak sudi berdekatan dalam jarak berapapun dengan orang gila di depannya ini. "A-a-apa yang kau mau sekarang? Aku tidak melakukan apapun."

KAMU SEDANG MEMBACA
Guard (Bobsoo)✓
FanfictionSeoul High School (SHS) adalah sekolah tua terkenal dengan rumor mistis. Keberadaan Detektif Sherlock yang sudah ada sejak setengah umur SHS dan berfungsi sebagai penjaga sekolah itu membuat banyak orang penasaran dan berusaha mengungkap identitasny...