"Guniang, bisa kau tidak berteriak?"
***
Yue Hua mengangguk, perlahan putra mahkota melepaskan tangannya dari wajah Yue Hua dengan tatapan yang tak lepas sedetik pun dari mata Yue Hua.
"Gong Zi, bisakah aku pergi sekarang?"
"Ohh ...? Ohhhh, tentu ... silahkan." Mundur beberapa langkah, memberikan jalan.
Yue Hua segera melangkah pergi, terlihat sedikit senyuman menghiasi wajahnya sebelum dirinya berakhir menghentikan langkah, melihat ke belakang tepatnya putra mahkota yang tidak dirinya ketahui bahwa pria tersebut adalah calon suaminya.
"Berhati-hatilah mencari tempat persembunyian lain waktu."
"Terima kasih sudah mengingatkan, Guniang."
Yue Hua tersenyum, mengambil payung yang terlipat rapi di atas meja tepat di samping dirinya berada.
"Maaf aku telah lancang tadi," ujar putra mahkota.
"Tidak apa, karna kita tidak akan pernah bertemu kembali."
Yue Hua melangkah pergi, keluar dari toko dan berbaur dengan keramaian. Sementara putra mahkota hanya melihat kepergian dirinya dengan tatapan penuh kagum yang berhasil merekahkan senyuman dari balik mulutnya.
"Guniang! Kalau boleh tahu siapa namamu?!"
"Jika ditakdirkan bertemu lagi, saat itu aku akan memberitahumu!" jawab Yue Hua tanpa melihat ke belakang.
Putra mahkota terus menatap kepergian Yue Hua, di saat itu juga Yuan Feng menghampiri dan melihat ke arah pandang putra mahkota. Namun, tidak lagi melihat jejak Yue Hua.
"Gong Zi!"
"Bagaimana? Apa sudah kau urus?"
"Hmm! Mari kita segera kembali."
Di sisi lain, tampak seperti suatu kediaman. Terlihat seorang gadis muda berpakaian merah muda, gaun panjang dengan lengan panjang seolah menampilkan kecilnya lingkar lengannya, rambut terkuncir setengah dengan hiasan pernak-pernik bunga menghiasi sedangkan sebagian rambut lainnya tergerai memanjang sepinggang, menutupi bagian punggungnya.
Dirinya tampak menunggu, duduk dalam ruangan besar nan megah. Ruangan yang dipenuhi warna keemasan dan cokelat kayu di setiap dinding, tiang sampai jendela dan pintu. Sedangkan bagian lantai terpasang marmer bewarna cokelat kehitaman.
"Kasim Chen, berapa lama Taizi baru akan kembali?"
"It-itu ...."
"Kau tidak perlu bohong, aku tahu dia pasti keluar istana lagi, bukankah begitu?"
"Lu Guniang, aku harap kau bisa merahasiakan ini."
"Mungkin kepergiannya sudah diketahui oleh orang lain tanpa harus diriku yang memberi tahu."
"Kau benar, Paman Lu sudah melakukannya padaku."
"Yi Cheng Yuan!" Bangun menghampiri dengan penuh senyuman.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Cheng Yuan.
"Tidak bolehkah aku kemari setelah kau akan menikah?"
"Lu Ring ... aku ...."
"Tidak peduli siapa yang akan menjadi Taizifei, atau siapa yang akan menikahimu duluan.
Aku Lu Ring putri dari Kanselir Lu pasti akan menjadi wanitamu. Bahkan, menjadi selirmu aku setuju," potong Lu Ring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...