"Ada yang ingin kuminta, harap Fuqin mengabulkannya."
"Katakan."
"Pernikahanku dengan putri Tn. Yan ... harap segera dilakukan," ujar Cheng Yuan mantap.
***
"Pernikahan ... bukanlah jalan yang tepat untuk menjauhkan dirinya dari musuh."
"Aku tahu, setidaknya aku ingin posisi Taizifei terisi dulu."
"Taizifei atau Yan Guniang?"
"Keduanya, aku ingin menjaga keduanya dengan aman bukan seperti kondisi saat ini," tegas Cheng Yuan.
Sekelebat bayangan bergerak, tepat di luar, meninggalkan kediaman raja hingga tiba dalam kediaman yang tampaknya kediaman ibu suri. Masuk, membisikkan sesuatu yang sontak menajamkan pandangan ibu suri, serius.
"Ada apa?" tanya kanselir.
"Tanggal pernikahan akan segera dicari," ujar ibu suri.
"Huangdi dan Taizi tampaknya sangat khawatir, sudah kukatakan jangan terlalu menyiksa putri Tn. Yan itu!" teriak kanselir.
"Fuqin, bagaimana sekarang?"
"Akan kupikirkan caranya, selama itu bisakah dirimu tahan emosimu? Jangan mencari masalah yang berakhir membuat Taizi marah."
"Kanselir, bagaimana jika kita sedikit bermain-main?"
"Huangtaihou, maksudmu?"
Ibu suri meminta kanselir mendekat, membisikkan sesuatu sebelum akhirnya menyeringai. Seringaian licik yang diikuti kanselir setelahnya. Saat itu, Zhao Yong yang berada di luar pintu melirik tajam.
"Aku akan meminta pengawal terpercayaku, Zhao Yong untuk mengurusnya," ujar kanselir.
Mendengar perkataan barusan, sontak membuat Zhao Yong menyeringai. Tatapan matanya menatap ke depan seolah terdapat seseorang, mengangguk sekali dengan senyuman seolah waktunya telah tiba sebelum akhirnya embusan angin datang dan Zhao Yong bersikap seperti biasanya.
***
"WanWan, apa Taizi ... dia ...?"
"Taizi dikurung dan baru hari ini dibebaskan dari kediamannya. Jadi, belum sempat menemuimu, Guniang."
"Kurasa dia akan menyalahkan dirinya sendiri," gumam Yue Hua.
Segera, dirinya bangun. Mengambil kuas, membasahkan pada tinta lalu menggores huruf-huruf di atas kertas layaknya sedang melukis. Halus dan ringan, menciptakan huruf indah nan rapi sebelum akhirnya selesai dan melipat kecil kertas.
"Berikan pada Taizi, kumohon padamu."
"Guniang, tidak boleh. Jika ketahuan maka ...."
"Kali ini tidak akan. Ingat, aku punya akses untuk mengunjungi perpustakaan kapan pun selama masa pembelajaranku berlangsung," potong Yue Hua.
"Tetap saja tidak boleh seperti ini."
"Hanya sebentar, aku hanya ingin bicara sebentar dengannya ... kumohon, WanWan," ujar Yue Hua memandang penuh harap.
"Guniang ... baiklah, tapi hanya kali ini dan sebentar saja." Menatap dengan perasaan tak rela dan khawatir tentunya.
"Hmm, pasti ... jangan khawatir."
Saat malam tiba, sesuai dengan waktu temu yang dijanjikan. Tampak Yue Hua tiba, masuk dalam perpustakaan. Selama menunggu, dirinya melihat-lihat buku dan sedikit membaca tanpa terasa waktu terus maju. Dirinya melihat ke arah pintu, tapi tak juga melihat bayang-bayang seseorang akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...