Yue Hua yang menyaksikan setiap kekacauan, kehancuran dan kematian hanya bisa menangis. Dirinya meminta Paman Ming untuk menyingkirkan cermin, tak lagi ingin tahu apa yang terjadi, berbaring memunggungi Paman Ming yang akhirnya keluar kamar dengan sedikit mendesah. Sedangkan di luar atau bahkan di setiap alam, dentuman ledakan sempat menggetarkan tiap alam bersamaan akan datangnya hujan percikan cahaya layaknya bara api bercampur dengan kepingan es.
Tak lagi ada sosok Zhao Yong atau Long Jun, yang ada hanyalah naga putih dan naga hitam meliuk-meliuk di langit. Keduanya saling beradu kekuatan dari balik mulut, naga hitam menyemburkan cahaya merah dan naga putih cahaya biru. Ledakan inilah yang dirasakan oleh setiap alam, bahkan terasa seperti langit akan runtuh.
Saat itulah, cahaya menyilaukan terpancar. Tak lagi ada sosok kedua naga di langit, menghilang dari pandangan seutuhnya bagaikan tertelan. Ta Hai ataupun Awen sempat menghentikan kegiatan mereka sesaat sebelum akhirnya kembali fokus pada pertempuran yang terasa tiada akhir ini. Mungkin, sudah beberapa hari berlalu.
Sementara kondisi setiap alam saat ini sangatlah memprihatinkan, lebih tandus dari Alam Iblis itu sendiri, tidak lagi berwarna dengan tanah retak di mana-mana. Jika diteruskan lebih lama lagi maka dapat dipastikan bahwa alam benar-benar akan menghilang bagai debu. Bahkan udara tidak lagi segar dan bersih, sepenuhnya tertutup debu kecokelatan dengan cahaya kerlap-kerlip alam masih terus terhisap.
"Di mana ini?"
"Halaman belakang paviliunku," jawab Long Jun santai.
"Kenapa membawaku ke tempat palsu buatanmu? Apa kau lupa bahwa kita sekarang sedang bertempur?!"
"Lihatlah ... apa mengingatkanmu akan Negeri Wo Cheng?" Long Jun melempar pandangan ke sekitar, berkaca-kaca tertahankan.
"Hentikan!"
"Zhao Yong ... jika kuberikan nyawaku, akankah kau menghentikan ini semua?"
"Apa menurutmu seberharga itu nyawamu?" tanya balik Zhao Yong.
"Kau benar tidak akan berhenti! Lihatlah berapa banyak nyawa tak bersalah terlibat! Apa benar dengan melakukan ini akan membuatmu hidup tenang?!"
"Long Jun! Hentikan ...!" teriak Zhao Yong murka.
"Apa kau lupa ... sumpah darah persaudaraan kita dulu bersama Wen Rou?"
"Hentikan! Hentikan! Hentikan!!!"
BOOMM!!!
Percikan dari semburan air sungai memenuhi sekitar, tak lagi tenang seperti biasanya. Bahkan terbilang bergelombang besar. Sekejap, Zhao Yong menghunuskan pedang dengan pendar cahaya merah pada ujungnya tepat di hadapan Long Jun yang terdiam.
"Kubilang ... hentikan."
"Yue Hua, kau pikir bisa hidup bahagia dengannya setelah ini semua berakhir?"
"Long Jun, jangan menarik amarahku lebih jauh lagi."
"Apa kau yakin bahwa manusia itu adalah Ayong?"
Mendengar nama tersebut, mata keyakinan Zhao Yong seketika bergetar. "Apa maksudmu?"
"Yue Hua bukanlah reinkarnasi Ayong. Langit ...! Tidak akan membiarkan Ayong terlahir kembali, nyawanya telah berpadu dalam Alam Manusia berupa sisi buruk mereka ... itulah Ayong."
"Tidak mungkin ... kau pasti berbohong ... tidak mungkin."
"Akankah aku berbohong di saat seperti ini?"
"Tidak mungkin ... tidak mungkin," gumam Zhao Yong, mengeleng-geleng.
Sesaat dirinya memandang Long Jun, mencari kebenaran dari binar mata Long Jun yang terselubung cairan bening. Cairan yang menyadarkan dirinya bahwa Long Jun tidaklah berbohong, menengadah kemudian dengan tatapan benci. Bahkan, air mengalir dari sudut terdalam sebelah matanya.
"Kenapa? Kenapa ...? KENAPA?!!"
Mata Zhao Yong kembali nyalang merah, tubuhnya kembali mendapat masukan energi alam. Melayangkan tubuhnya di atas sungai yang kembali tenang, tampak api berkobar pada sekujur tubuh. Memandang tajam Long Jun yang berdiri di tepian dengan desahan kecil.
"Ayong akan selalu ada dalam dirimu, dia selalu bersamamu ... Zhao Yong, hentikan! Berhentilah!!!"
"HA HA HA HA HA HA!!! Huff ... terlambat ... Langit, memang tidak pernah memberikanku pilihan! Selalu menghancurkan hidupku, orang yang kucintai! Lantas ...! Haruskah diriku mengikuti jalan itu?"
Bukan saja didengar oleh Long Jun seorang, melainkan seluruh alam mendengar seolah Langit yang sedang bicara. Sontak, semua orang yang menengadah akan gema suaranya, menitikkan air mata dalam kondisi terpuruk mereka masing-masing.
"Yang kuinginkan hanya kesederhanaan dan ketenangan hati ... apa diriku tidak pantas? Apakah iblis sepertiku tidak pantas?!" Mendesah, memandang balik Long Jun. "Karena sekarang aku tahu jawabannya, mari akhiri ... akhiri semua kemarahan hatiku!"
Mata merahnya kini lebih terang dari sebelumnya, merentangkan kedua tangan yang sontak memunculkan buliran air terangkat, membentuk pisau air untuk di arahkan pada Long Jun yang masih terdiam. Tepat pisau semakin dan semakin dekat, Long Jun memejamkan mata, melingkupi diri dalam kubah cahaya. Tepat saat dirinya membuka matanya kembali, ribuan pisau air berubah menjadi debu es.
Bagaikan bermain weiqi, kini menjadi giliran Long Jun yang bermain, melayangkan tubuhnya dengan kelopak tao hua mengikuti. Menjadikan kelopak-kelopak bunga dalam jumlah ribuan tersebut mengurung Zhao Yong yang merasa tak terancam. Hanya dengan semburan api, seluruh kelopak bunga hangus terbakar. Saat itu, kilatan sebilah pedang menghampiri yang segera ditangkis cepat oleh Zhao Yong.
Situasi gerak cepat kembali terjadi, Long Jun memanfaatkan kekuatan petir dari langit untuk menyerang ditambah energi matahari yang tertutup awan gelap. Sementara Zhao Yong tentunya menggunakan energi alam yang bercampur dengan api abadi miliknya. Saling beradu dan saling menahan, menciptakan ledakan di sekitar seolah akan menghancurkan halaman belakang Paviliun Awan Hijau ini. Di saat bersamaan pula, keduanya pun mengeluarkan energi akan sosok naga dari tubuh mereka. Saling beradu dengan Long Jun dan Zhao Yong memerhatikan tanpa melepas serangan.
"Aku akan menerima hukuman mati, tapi ...! Jika setelahnya terbukti diriku tidak bersalah ... maka kehidupan kalian semua bahkan keturunan-keturunan kalian dari berbagai generasi akan menanggung dosa-dosa kalian."
Ingatan akan perkataan Ayong memenuhi Zhao Yong, tampak dirinya tidak terlalu fokus akan serangan Long Jun. Namun, tidak juga melemahkan serangan. Dirinya juga tampak tidak tahu kenapa tiba-tiba ingatan tersebut muncul, tapi yang jelas terdapat satu kelopak tao hua melekat pada bahu kanannya.
Apa perkataan itu yang membuat jiwamu hancur, Ayong?
Seberkas cahaya terang keluar dari balik kalung taring serigalanya yang selalu melekat, menampilkan sosok yang bercahaya terang kekuningan tepat di samping kanan Zhao Yong, menyentuh bahunya. Sontak, Zhao Yong menoleh secara perlahan.
"Berhentilah, Zhao Yong ... berhentilah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...