Chapter 34

62 14 171
                                    

Kerajaan Yi - Alam Manusia.

Lima hari sudah berlalu sejak kejadian kebakaran, tidak ada bukti yang mengarahkan Yue Hua ikut terlibat dalam peristiwa tersebut. Yang aneh hanya satu, yaitu sikap kanselir yang diam dengan hasil keputusan. Tidak seperti dirinya yang biasa, bahkan tidak membuat rekayasa apa pun selama Tn. Yan menyelidiki kasus. Hal inilah yang membuat Tn. Yan sedikit tidak tenang hingga menemui Yue Hua untuk menasihati agar berhati-hati terus ke depannya.

Sejak dinyatakan kasus ditutup, sejak itu juga kediaman Yue Hua bebas seperti sediakala. Aktivitas yang dijalaninya kembali seperti biasa, berfokus kembali pada pembelajaran.

Sementara di sisi lain, tepatnya dalam kota, terdengar rumor akan serangan makhluk aneh pada desa-desa kecil di sekitar kota. Membuat orang dalam kota merasa khawatir dan takut, pasalnya kengerian itu terus saja bergerak mendekat.

"Apa kau meminta makhluk itu mengacaukan alam ini?" tanya Paman Ming.

"Mereka dikalahkan oleh alam lain, tidak berkutik. Kurasa mereka hanya para siluman yang pergi tanpa sepengetahuan Shehan."

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Kubangkitkan dan beri kebebasan pada mereka, jadi aku tidak akan bertindak," jawab Zhao Yong.

"Kau!"

"Paman, dalam hidup ada rantai makanan. Anggap saja kondisi saat ini begitu."

"Alam Roh, bagaimana kau akan menjelaskan?"

"Awen sebelumnya datang memberitahuku mengenai Shehan, aku sudah bicara dengannya pribadi untuk tidak menyentuh Alam Roh, tapi mereka melanggar jadi kuminta Awen mengurus hal itu ....

"... Yang penting sekarang para siluman tidak berani lagi menyentuh Alam Roh," ujar Zhao Yong.

"Sekarang tidak bukan berarti nantinya tidak juga."

"Untuk apa khawatir ... selama Long Jun, Wen Rou dan lainnya ada. Lebih baik pikirkan masalah kita dalam alam ini."

Paman Ming terdiam, menatap ke arah kediaman Yue Hua yang tak jauh dari posisinya tanpa dirinya sadari Zhao Yong telah pergi, menghilang secepat cahaya jatuh dan tiba di aula utama istana tanpa disadari siapa pun akan keberadaannya.

Terlihat para menteri bubar, meninggalkan raja dengan Tn. Yan serta kanselir sebelum akhirnya Lao Hu masuk, bergabung dengan memberi hormat pada raja. Tampak dirinya menatap ke arah Zhao Yong, seolah dapat melihat keberadaannya di sisi kanan raja.

"Lao Hu, katakan hasil apa yang kau dapatkan," ujar raja.

Sebelum menjawab, Lao Hu melirik kanselir yang juga melihat ke arahnya. Bahkan mengangguk kecil, membuat Lao Hu kembali menatap raja juga sisi kanan raja.

"Taizi dan Yan Guniang pastinya pasangan yang diciptakan Langit. Jika keduanya bersama, maka kemakmuran kota serta rakyat sudah dipastikan baik, Huangdi."

Sontak, kanselir menatap terkejut Lao Hu. Keterkejutan yang berubah menjadi kemarahan, kemarahan mutlak tak termaafkan hingga ingin rasanya membunuh saat itu juga. Terbukti dari kepalan erat tangannya, siap menghancurkan apa pun. Beda halnya dengan Zhao Yong yang tersenyum puas dan menang sebelum akhirnya menghilang.

"Baguslah! Baguslah ...! Lao Hu, katakan kapan tanggal bagus untuk mengadakan pernikahan."

"Pasangan yang ditakdirkan oleh Langit tidak perlu memilih tanggal bagus lagi, semua tanggal akan bagus selama keduanya menyatu," jawab Lao Hu mantap.

"Baguslah! Jika begitu mari segera adakan dalam waktu dekat ... 10 hari! Bagaimana jika 10 hari dari sekarang?"

"Huangdi, tidakkah itu terlalu terburu-buru?" tanya Tn. Yan.

"Tidakkah kau dengar barusan? Kemakmuran kota serta rakyat dipastikan baik! Itu sungguh kabar yang luar biasa, pernikahan tidak boleh ditunggu lagi," jawab raja sangat antusias.

"Bagaimana menurutmu, Kanselir?" tanya raja.

"Semua lakukan seperti yang telah diramalkan."

Kanselir mengarahkan pandangan tajam, memaksakan senyuman kecil dan bersikap tenang. Namun, pandangan tak lepas dari Lao Hu yang berpura-pura tidak menyadarinya.

Sekembali ke Departemen Horoskop, Lao Hu hanya bersujud di hadapan patung Buddha dengan memejamkan mata tenangnya, setenang irama musik Buddha yang mengalun ringan. Bahkan, suara degupan jantung, keringat jatuh yang menghantam lantai, langkah kaki pelan yang mendekat sampai suara desingan halus pedang yang berpindah posisi terdengar jelas. Hal itu, tak kunjung membuat Lao Hu bergerak hingga dentingan kuat terdengar.

BRUKK!!!

"Erghhh ...!"

Lao Hu bangun, melihat dua orang berpakaian hitam tergeletak kesakitan. Perlahan, menyentuh cahaya merah yang menyelubungi dirinya.

"Matilah kau ...!"

Kedua pembunuh kembali melayangkan serangan sebelum akhirnya terpental jauh sekitar 4 meter, menghantam keras lantai hingga menyembur darah.

"Jika tidak ingin kehilangan nyawa, pergilah!" tegas Lao Hu.

Namun, bukannya pergi malahan kedua pembunuh masih juga melayangkan serangan, menyuarakan teriakan keras seolah menambah kekuatan. Tepat saat pedang menyentuh cahaya pelindung, saat itulah tubuh mereka terhempas lebih kuat dan jauh dari sebelumnya. Bahkan, pedang melayang sendiri dan menghunjam cepat pusat kehidupan, menghilangkan degupan selamanya dari tubuh. Menyisakan satu yang hidup, lari secepat mungkin, menjauh.

"Kenapa kau menolongku?"

Sosok Zhao Yong seketika muncul di hadapan Lao Hu, menghilangkan pendar cahaya merah yang melindunginya tadi.

"Balasan atas apa yang telah kau sampaikan di aula tadi."

"Apa yang kusampaikan tidak ada hubungannya denganmu, semua adalah kehendak langit," ujar Lao Hu menatap patung Buddha.

"Tidak peduli siapa yang kau dengarkan, tujuanku tercapai," ujar Zhao Yong, menyeringai.

Saat itulah dirinya menghilang, menjatuhkan batu hitam kemerahan mengkilap berukuran kecil dan bulat. Masuk ke dalam lantai, menghilang seolah terserap.

"Dirimu akan aman dari pembunuh."

Suara Zhao Yong sontak membuat Lao Hu terdiam, melihat kembali ke arah batu hitam tadi terserap. Tampak tidak ada yang berubah dalam ruangan. Namun, lain halnya dengan luar ruangan yang bercahaya merah, melingkupi layaknya perisai pelindung ke seluruh bagian Departemen Horoskop.

Alohomora : The Three Realms (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang