"Pengawal! Cari sisa boneka yang dayang ini katakan!" teriak raja, menghela napas kemudian.
***
Raja bahkan kembali memijat keningnya, menekuk wajah dengan kanselir yang menyeringai puas memandang Tn. Yan.
"Huangdi, ada hal lain yang ingin kusampaikan terkait kasus kebakaran tempo lalu di perpustakaan," ujar kanselir.
"Kasus itu sudah selesai, tidak perlu membawanya lagi!"
"Tapi aku menginginkan keadilan bagi putriku, Lu Ring!"
"Kanselir!" teriak raja yang jelas bermaksud menghentikan.
"Hari itu, Yue Hua meminta dayang ini mengirim pesan pada Taizi. Berisi untuk bertemu di perpustakaan saat malam. Tapi, Lu Ring berhasil menemukan surat, menghancurkannya. Menghentikan tindakan kotor yang mungkin akan terjadi. Sebagai gantinya, Lu Ring datang ke perpustakaan." Kanselir menoleh pada Yue Hua.
"Tampaknya, Yue Hua marah akan tindakan tersebut. Pada akhirnya membakar perpustakaan dengan mengunci Lu Ring," tuduh kanselir yakin.
"Kanselir ...! dirimu jangan asal menuduh!" teriak Tn. Yan.
"Seperti yang kalian semua ketahui, Yue Hua pernah dihukum karena tindakan senonohnya dengan Taizi. Menurut kalian, apa yang akan mereka lakukan malam-malam berdua di perpustakaan?!"
"Kanselir!" teriak Tn. Yan yang murka.
"CUKUP!" sela raja, menghentikan, melempar pandangan pada WanWan. "Apa benar itu, Dayang Wan?"
WanWan sesaat melihat Yue Hua yang terdiam bodoh dengan semua tuduhan. Tampak telah kehilangan kepercayaan diri, tampak tidak ingin membela dirinya. Namun, bukan karena dirinya tidak menginginkan pembenaran, melainkan dirinya mungkin saja menganggap tidak akan ada orang yang percaya padanya. Bukti semua mengarah pada dirinya, bahwa dirinya-lah yang salah, pelaku dari semua kejadian. Karena itu, Yue Hua bungkam, pasrah dengan semua tuduhan.
Paman Ming yang menyaksikan hanya dapat menahan amarahnya, terdiam dengan pandangan kosong juga. Tampak melamun, mungkin ingat akan masa lalu. Pasalnya, Ayong dulunya juga berakhir kehilangan hidup karena tuduhan. Tentu, kejadian saat ini bagaikan ingatan menyakitkan yang kembali menghantam hidupnya.
"Itu benar. Hamba tidak akan berani berbohong, Huangdi."
"Yue Hua, apa ada hal lain yang ingin kau sampaikan?"
"Memang benar aku ingin bertemu dengan Taizi malam itu. Tapi! Tidak pernah bermaksud melakukan hal kotor seperti yang dituduhkan Kanselir! Tidak pernah membakar perpustakaan! Terlebih lagi, tidak pernah meminta cenayang untuk membunuh Huangtaihou!"
"Kita semua akan tahu setelah para pengawal kembali," sahut kanselir.
"Tentu, tentu kalian akan menemukan boneka itu ... karena semua sudah kalian persiapkan!" teriak Yue Hua. "WanWan ... kau sungguh mengecewakanku," lirihnya, pada WanWan yang tak berani memandang balik dirinya.
Sementara di sisi lain, para pengawal yang diperintahkan raja tiba di kediaman ibu suri lengkap dengan membawa anjing, berkeliaran di sekitar halaman depan dan belakang kediaman.
Lu Ring yang duduk santai di dalam tentunya tersenyum puas. Binar matanya seolah menunjukkan kepuasan yang tiada tara, kebahagiaan yang teramat sangat seolah mati pun sekarang dirinya tak akan menyesal.
Huangtaihou, dirimu benar ... kematianmu pada akhirnya tidak akan berakhir sia-sia.
Zhao Yong yang berdiri di luar, bersila tangan dengan santainya menatap, tatapan tajam yang dibalas Lu Ring dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...