Begitu siang tiba, tampak kuda hitam tak asing memasuki kota, terpacu kencang pada jalanan sibuk, masuk ke istana dan tiba di kediaman raja. Dengan terburu-buru, Cheng Yuan turun dan berlarian masuk. Kasim Wang yang terkejut akan kedatangannya yang tiba-tiba, sontak saja menghentikan. Pasalnya, raja dalam kondisi tidak sehat dan memerintahkan untuk tidak menerima siapa pun masuk menemuinya.
"Huangdi! Ini aku Cheng Yuan! Huangdi, izinkan aku bertemu! Fuqin!"
"Taizi, mohon kembalilah dulu. Jangan memperkeruh keadaan seperti ini."
"Huangdi! Fuqin!"
"Taizi, kumohon hentikan. Semua masalah ini juga tidaklah mudah bagi Huangdi."
"Yue Hua adalah calon istriku, calon Taizifei! Jelas-jelas semua jebakan Kanselir, bagaimana bisa berakhir seperti ini?! Mohon tarik kembali keputusanmu! Fuqin!"
Cheng Yuan bersujud, air mata berlinang. Dirinya memohon berkali-kali dengan membenturkan keningnya pada lantai.
"Taizi! Berhentilah seperti ini!"
"Fuqin! Mohon tarik kembali keputusanmu!"
"Biarkan dia masuk!" teriak raja.
Segera Cheng Yuan melesat masuk, bersujud kembali di hadapan raja yang tampak pucat, terbaring di ranjang mewahnya. Perlahan bangun dengan bantuan Kasim Wang, duduk pada tepian ranjang, memandang Cheng Yuan yang tampak kacau.
"Kau adalah Taizi, lihatlah bagaimana tampilanmu sekarang hanya demi wanita!"
"Dia bukan hanya wanita bagiku, Huangdi tahu betul itu."
"Bagaimana kau bisa menggantikan posisiku dengan hati lemahmu itu? Ha?!"
"Aku hanya menginginkannya, mohon tarik kembali keputusanmu. Biarkan dia tinggal di sisiku, akan cukup berat baginya jika pergi begitu saja!"
"Apa kau pikir, ini tidak berat bagiku? Menghukum orang terpercayaku demi melindungi orang yang tak pantas kulindungi. Menghancurkan orang yang tak harusnya dihancurkan! Apa menurutmu, aku baik-baik saja?! Bahkan, aku tidak bisa merengek ataupun menangisi semua itu karena aku adalah Huangdi!"
"Uhuk! Uhuk ...! Uhukk!"
"Aku adalah manusia ... juga seorang pria, aku tidak ingin hatiku menyesali apa pun!"
Cheng Yuan bangun, mata jelas terlingkupi tekad bulat akan apa yang dikatakannya, memberi hormat kemudian melangkah pergi.
"Mau ke mana kau?!"
"Huangdi, aku tidak bisa membiarkan Yue Hua menanggung semua kesedihan dan ketidakadilan. Aku akan membawanya pergi, bersama denganku."
"Kau gila! Apa kau lupa posisimu?!" teriak raja.
"Aku lebih baik kehilangan posisi itu daripada harus menanggung hidup penuh penderitaan! Fuqin, aku tidaklah sekuat dirimu, hatiku tidak bisa berpura-pura. Maafkan aku ... maafkan aku, Fuqin."
"Pengawal! Tangkap dan kurung Taizi!" teriak raja penuh kemurkaan.
Beberapa pengawal masuk, menghalangi jalan keluar. Tanpa terlihat ragu, Cheng Yuan menerobos, melawan dan memukul keras para pengawal yang berusaha menghentikan dirinya. Sementara raja hanya memejamkan mata, frustrasi dengan semua keributan, bangun kemudian dari duduknya.
BUKK!
"Fu ... qin ...."
BRUKK!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...