"Sebelum itu, mari kita akhiri sesi terakhir dari penobatan!" Long Jun menggemakan suaranya, lantang dan mantap.
Di waktu yang sama di tempat lain yang gelap dan tandus. Terdengar suara kemeriahan akan suatu pesta. Terlihat pula keramaian di sekitar Mogui Xinzang, berbondong-bondong orang-orang berdatangan bahkan tertangkap sosok Shehan dan Xun Xiao di antaranya, menuju ke dalam aula yang disambut segera oleh Awen, mengantarkan mereka ke kursi yang sudah disiapkan.
"Mo Wang tiba!!!"
Dengan jubah merah mencolok, rambut tergerai sepenuhnya. Zhao Yong berjalan masuk mendekati singgasana, duduk dengan mata tajam memandang semua orang di hadapannya. Terlihat lebih ambisius lagi ketika dirinya mengangkat cangkir, menegak isi yang sepertinya arak, diikuti oleh semua orang yang hadir.
"Setelah acara penobatan ini, mari kita kacaukan setiap alam lebih buruk dari sebelumnya! Jangan biarkan Alam Langit berkuasa atas enam alam!" teriak Zhao Yong.
"Baik! Baik! Baik!" teriak semua orang.
"Sebelum itu, ada seseorang yang akan bergabung dengan kita." Zhao Yong melihat ke arah Paman Ming.
"Dia berasal dari Alam Roh ... bernama Ming Chou. Dirinya telah memutuskan ikatan dengan Alam Roh dan telah resmi menjadi seorang iblis. Mulai sekarang! Dirinya akan menjadi penasihat dalam kerajaanku ini!"
"Baik! Baik! Baik!" teriak semua orang lagi.
"Dan Awen! Akan tetap menjadi tangan kanan terpercayaku. Siapa pun yang menggertaknya ... berarti melawanku," tekan Zhao Yong.
"Baik! Baik! Baik!"
"Ke Mogui Xinzang!"
Teriakan Zhao Yong sontak menghilangkan semua orang dalam aula. Sedangkan di lain sisi, tepatnya Alam Manusia yang awalnya cerah kini tertutup dengan awan gelap. Suara gemuruh dan kilatan petir berkumandang memecahkan langit, angin kencang bagai badai melengkapi. Kejadian yang tiba-tiba ini sontak memancing keingintahuan setiap orang dalam kota, menengadah seolah mencari tahu apa yang terjadi. Tak terkecuali pula dengan Cheng Yuan juga Yuan Feng.
"Apakah sudah mulai?" tanya Yuan Feng yang terdengar layaknya sedang bergumam.
"Kurasa begitu, Long Jun pasti bisa melewatinya, bukan?"
"Tentu saja, dia pasti akan ... Long Jun tentunya memiliki jiwa yang kuat," jawab Yuan Feng yakin.
"Jika tidak, tidak mungkin Langit memilihnya menjadi Tian Di," tambah Cheng Yuan.
Keduanya bertukar pandang, saling tersenyum sebelum akhirnya menengadah kembali dan melihat kilatan petir besar. Petir putih yang sangat menyilaukan, tercetak jelas di langit sana. Namun, mereka tak tahu dan tak mendengarkan, suara geraman tertahan dari seseorang yang menahan kesakitan kini. Bahkan, suasana gelap yang ada beribu-ribu kali lipat lebih mencekam lagi dari Alam Manusia tadi.
"Long Jun akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir begitu." Pandangan tak bisa lepas, terus Ta Hai tujukan pada Long Jun.
"Aku hanya tidak tega melihatnya," ujar Wen Rou.
"Datang lagi," sela Ding Bei dengan raut penuh khawatir.
Batangan petir besar kembali menghantam punggung Long Jun yang sontak saja mengatup rapat mulutnya. Tidak jatuh dan tetap berdiri tegar menahan dengan kedua tangan terkepal erat. Pakaian putih polosnya kini telah bernoda hitam, setiap dewa dan dewi yang menyaksikan hanya bisa mengernyitkan wajah.
Pasalnya, Sembilan kilatan langit adalah sejenis upacara penobatan atau pengesahan bagi abadi yang akan naik pangkat. Jika tidak berhasil melewati sembilan serangan kilatan, maka abadi tersebut belumlah sah menjabat posisi yang akan diterimanya. Hal ini, ditunjukkan untuk melihat seberapa kuat roh dan jiwa abadi itu sendiri.
Satu sambaran kilatan saja akan menyerang sampai ke tulang-tulang bahkan jiwa terdalam, tapi tidak menyebabkan luka fisik atau dalam. Namun, sakitnya akan sangat menyiksa dari setiap tingkatan serangan yang didapat. Jika berhasil melewatinya, maka secara otomatis akan mendapatkan kekuatan dari langit sebagai salah satu dewa tertinggi dalam enam alam.
"Ini yang ke berapa?" tanya Zhen Xi.
"Butuh enam serangan lagi untuk menyelesaikannya," jawab Yang Jian, mendesah kecil.
Hal yang sama juga dialami Zhao Yong. Hanya saja, bukan sembilan kilatan langit yang dialami melainkan masuk ke dalam tungku raksasa api abadi, dibakar hingga wujud asli dari roh dan jiwanya keluar secara alaminya, sebelum membentuk kembali wujud tubuh dengan tingkatan yang sama seperti dewa tertinggi, yaitu iblis tertinggi. Tentu hal ini sangat beresiko, bagi mereka yang tidak lolos hanya akan menjadi abu tanpa kebangkitan kembali, menghilang dalam ketiadaan hampa.
"Kenapa aku sangat gugup? Padahal aku yakin dia bisa melewatinya." Awen terus mondar-mandir di tempat, mata gemetar tak tenang.
Paman Ming hanya diam, bola matanya dipenuhi kilatan cahaya kemerahan. Kedua rahang mengeras dengan tangan terkepal erat begitu mendengar erangan Zhao Yong. Lain halnya dengan Shehan, yang tampak yakin semua akan baik-baik saja dengan melipat kedua tangan pada dadanya. Sementara Xun Xiao sesekali akan mengernyit tiap kali mendengar erangan Zhao Yong yang cukup kuat.
Sama halnya dengan keadaan kacau dan tak tenangnya Lu Ring kini, menangis tersengal-sengal, terduduk di balik luar jeruji kayu yang mengurung ayahnya.
"Fuqin ...."
"Ingatlah, Klan Lu kini hanya tinggal dirimu seorang. Bertahanlah tidak peduli sesulit apa pun hidupmu, apa kau mengerti?"
"Bagaimana bisa ... bagaimana bisa Cheng Yuan melakukan ini? Hiks!"
"Saat tiba waktunya pengeksekusian besok ... jangan datang melihat, jangan biarkan orang lain melihat dirimu yang lemah, apa kau mengerti?!"
"Fuqin ... hiks!"
"Jangan lemah ...! Sekarang pergilah!"
"Tidak! Aku ingin bersamamu," ujar Lu Ring berlinang air mata.
Lu Ring tak bergerak selangkah pun, menatap ayahnya yang berwajah tegas dan dingin. Namun, dari balik wajah tegasnya, jelas kristal bening siap keluar. Saat itulah, kanselir memanggil penjaga untuk membawa paksa putrinya keluar.
"Tidak! Fuqin biarkan aku bersamamu lebih lama! Fuqin ...! Fuqin!!!"
Ring'er ... putriku, bertahanlah dengan semua rasa sakitmu. Jadikan itu sebagai kekuatanmu bukan kelemahan. Fuqin, akan selalu menjagamu.
Kanselir menitikkan air mata, melihat ke arah Lu Ring yang semakin menjauh sebelum akhirnya pintu gerbang tertutup, tak lagi melihat sosok Lu Ring yang selamanya tak akan bertemu lagi.
Bersamaan dengan itu pula, langit kembali cerah. Tak lagi ada gemuruh atau kilatan petir seolah langit tersenyum dengan penderitaan yang dialami Lu Ring dan kanselir.
"Apa sudah selesai?" gumam Cheng Yuan, masih setia menengadah pada langit bersamaan dengan Yuan Feng yang juga setia menemaninya.
Benar saja, semua telah usai. Semua pasang mata yang hadir terpukau dan takjub dengan apa yang disaksikan. Tak terkecuali Ta Hai dan Wen Rou yang tersenyum lebar. Kini Long Jun bagaikan sinar yang begitu menyilaukan, sekujur tubuhnya dihiasi cahaya putih yang perlahan memudar seolah terserap ke dalam tubuhnya. Menampilkan sosok Long Jun dengan jubah keemasannya yang berkali-kali lipat lebih megah dari sebelumnya, memandang setiap orang dengan mata teduh tenang sebelum akhirnya memandang langit biru.
Zhao Yong ... tampaknya kau juga berhasil melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...