"Paman, kurasa suara ini bukan dari petir melainkan ...."
"Melainkan ... kota," sela Paman Ming, serius, mengepal erat sebelah tangannya.
Benar saja, kini kota sangatlah kacau. Tidak lagi terlihat orang-orang di sekitar, hanya tertinggal debu yang berterbangan dengan sisa-sisa barang yang berserakan di mana-mana. Jelas ditinggalkan dengan terburu-buru.
Selain itu, cahaya hitam dan putih berkelebat di udara. Sesekali muncul dan sesekali menghilang, menciptakan suara dentingan dan dentuman kuat. Cahaya yang pada akhirnya memunculkan sosok Long Jun dan Shehan, menapakkan kaki tepat di atas genting bangunan.
"Wen Rou! Kau baik-baik saja?!"
Wen Rou yang berada di bawah hanya menatap balik Long Jun dengan senyuman, mengangguk sekali dengan yakin sebelum akhirnya mengalihkan pandangan ke depan yang penuh dengan rombongan siluman haus akan darah.
"Shehan, hentikan atau aku benar-benar tidak akan toleran lagi padamu," tekan Long Jun.
"Maka lakukan!"
Dengan kecepatan yang tak kasat mata, Shehan mendekati Long Jun yang terdiam, melayangkan pedang sebelum akhirnya Shehan terbelalak lebar, cahaya kebiruan memenuhi matanya.
BOOM!!!
BRUKK!
SRRTTTT!!!
Long Jun turun dengan anggunnya, berdiri berdampingan dengan Wen Rou melihat Shehan yang terbaring, memuntahkan darah. Perlahan ketua siluman itu bangun, hendak menyerang lagi. Namun, secara perlahan dan berat dirinya malah merendahkan tubuhnya seolah ada yang menekan, berlutut selagi Long Jun menatap lekat dengan tajamnya. Tampak Shehan sangat kesakitan, tak bisa bergerak dengan cahaya terang menyinari dari langit. Hal yang sama juga berlaku pada pengikut lainnya, menjadikan kota dipenuhi suara raungan dan erangan para siluman.
"Apa kau benar akan membunuh mereka kali ini?" tanya Wen Rou.
"Sudah kukatakan bahwa aku tidak akan mengampuni mereka lagi."
"Long Jun! Hentikan!" Seberkas cahaya kekuningan terang dari langit turun, menampakkan sosok Ta Hai yang berdiri di dekat Long Jun. "Mohon jangan gegabah!"
"Mereka telah banyak menyakiti manusia. Aku tidak bisa lagi bersikap toleran!"
***
Zhao Yong keluar dari ruangan, menengadah, tahu akan situasi. Dirinya berbalik, mengarahkan pandangan pada kanselir dan Lu Ring. Dalam sekali kibasan tangan, ayah dan anak itu kehilangan kesadaran. Saat itulah, Zhao Yong melesat hilang menjadi asap merah, menuju pusat kekacauan. Kembali ke wujud asli, berdiri tepat di hadapan Long Jun yang sontak menghentikan tindakannya segera.
"Kalian baik-baik saja?" tanyanya dingin.
Dengan susah payah, Shehan membangunkan dirinya. Mengangguk sekali pada Zhao Yong yang melirik.
"Tidak kusangka, Dewa Perang yang biasanya bersikap wibawa dan tenang pada akhirnya bisa bertindak gegabah," ujar Zhao Yong yang tersenyum licik.
"Kau akhirnya muncul."
"Kenapa ...? Kau merindukanku?"
"Hentikan! Suruh mereka pergi dari alam ini."
"Long Jun ... kau dan teman-temanmu-lah yang menghentikan mereka. Kalianlah yang memaksa mereka datang kemari. Jika aku meminta mereka kembali, akankah kalian mengizinkan mereka memenuhi rasa haus di sana?"
"Mimpi!" teriak Wen Rou.
"Zhao Yong! Hentikan omong kosong dan mari kita habiskan suku Langit ini!" teriak Shehan.
"Diam!"
Shehan mendengkus kesal, tatapan tajam Zhao Yong berhasil mendiamkan mulutnya yang kemudian kembali mengedarkan pandangan pada Long Jun.
"Ini Alam Manusia bukan daerah kekuasaan langit. Long Jun! Kau sungguh berani turun tangan langsung kemari. Tidakkah takut hal ini tersebar pada alam lain dan menjatuhkan nama baikmu?"
"Siapa bilang Alam Manusia bukan!"
Semua mata mengalihkan pandangan, melihat sosok yang menyela barusan mendekat dengan rombongan prajurit berbaju zirah keemasan. Dirinya berdiri bersebelahan dengan Long Jun.
"Sebagai manusia kusarankan jangan ikut campur, jangan biarkan istri barumu segera menjadi janda."
"Jadi kau iblis itu, pemimpin para siluman?" tanya Cheng Yuan.
"Long Jun, kau bermulut besar juga ternyata," ucap Zhao Yong sinis.
"Mulai saat ini, aku telah menetapkan Alam Manusia akan bekerja sama dengan Alam Langit untuk mengusir kalian!"
"Long Jun, kau pasti senang bertambah satu lagi alam yang mengagumimu."
"Zhao Yong, jika kau berhenti maka tidak perlu bagi kita semua bersikap tegang seperti ini," sela Wen Rou.
"Lalu diriku dan pengikutku akan tunduk pada kalian? Jangan harap!"
"Tidak ada yang ingin menundukkan siapa pun, kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Wen Rou, diriku dan dirimu berbeda pandangan. Sama halnya dengan dunia serta kita sendiri ... berbeda, sangat berbeda. Hal itu tidak akan berubah, sama dengan pandanganku yang tidak akan berubah bahkan sampai kematianku sekalipun."
"Maksudmu ...? Perang antara kita akan tetap terjalin?" tanya Ta Hai.
"Selama Alam Iblis ada maka jangan harap perang akan berakhir. Bahkan, saat diriku musnah, kebencian dalam hati iblis akan tetap ada."
Zhao Yong melekatkan pandangan pada kedua mantan sahabatnya, menyeringai yang kemudian menghilang bersamaan dengan para siluman lainnya. Menghilangkan awan gelap dan udara dingin, kembali ke suasana awal.
"Belum lama aku meminta Yuan Feng mencari kalian, tapi tak disangka bertemu di sini dalam situasi seperti ini."
"Kau yakin dengan perkataanmu barusan? Bergabung dengan Alam Langit?" tanya Wen Rou.
"Tentu, mari ke istana untuk bicara lebih lanjut," ajak Cheng Yuan.
"Ta Hai, kembalilah ke langit dan tenangkan semua orang. Beritahu mereka apa yang terjadi agar tidak membuat masalah lebih lanjut," pinta Long Jun.
"Yang Jian sangat marah dengan sikapmu yang dinilainya sangat tak sabaran belakangan ini."
"Karena itu kuminta kau menenangkan mereka. Kupercayakan padamu, Ta Hai."
"Jangan khawatir, akan segera kulakukan."
Bersamaan dengan perginya Ta Hai ke langit, di sisi lain pada ladang ilalang yang di kelilingi perbuktian hijau, Zhao Yong muncul bersama dengan para siluman yang terluka. Menyalurkan energinya dengan menciptakan kubah cahaya merah, siluman yang lemah seketika pula dalam kondisi baik-baik saja.
"Tindakan bodoh!" teriak Zhao Yong sinis.
"Tindakan bodoh kau bilang? Lalu ke mana dirimu selama ini?!" teriak Shehan.
"Jelas-jelas kalian bukan tandingan Long Jun, masih berani cari masalah langsung dengannya. Jika tadi aku tidak datang, maka kalian tidak akan lagi berdiri sekarang! Apa itu namanya bukan tindakan bodoh?!"
"Zhao Yong! Kau jangan keterlaluan!"
Mata Zhao Yong layaknya terbakar emosi yang teramat, napas memburu. Tampak cahaya merah keluar dari tubuh, layaknya menguap. Shehan segera bersujud, menahan sakit pada dadanya begitu Zhao Yong mengarahkan sebelah tangannya.
"Kau jangan berani-beraninya melawanku," tekan Zhao Yong, jelas menahan murka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...