Apa kau benar reinkarnasi Ayong? Atau ...?
"Wanita itu adalah calon Taizifei, wanita yang kucintai."
Long Jun tersadar dari pikirannya, sedikit mendesah sebelum akhirnya berdampingan dengan Cheng Yuan yang terus menatap lekat lukisan.
"Apa yang kau pikirkan sampai tidak menyadari keberadaanku?"
"Tidak kusangka akan sesulit itu menjadi Tian Di."
Long Jun dan Cheng Yuan sontak tersenyum kecil mendengar reaksi Yuan Feng, keduanya sempat memalingkan pandangan padanya sebelum berakhir memandang kembali lukisan.
"Apa yang terjadi padanya?" tanya Long Jun.
"Banyak hal yang terjadi, sekarang aku bahkan tidak tahu di mana keberadaannya," jawab Cheng Yuan dengan tatapan sendu.
"Seberapa besar rasa sukamu padanya ...? Sampai membuat seorang Taizi bersikap seperti ini."
Cheng Yuan mengalihkan pandangan pada Long Jun, menerka apa maksud dari pertanyaan itu. Setidaknya, bagi seorang dewa, apakah perlu dan penting mengetahui hal tersebut? Long Jun yang menyadari arti pandangan Cheng Yuan, seketika melangkah ke arah jendela. Merasakan embusan angin yang menerpa seluruh tubuhnya.
"Aku punya seorang sahabat, seorang pria yang sangat menyukai seorang wanita. Namun, terjadi masalah yang harus mengantarkan wanita itu pada kematian ....
"... Perasaan sakit, terluka dan kehilangan mengubah pria itu menjadi sosok orang lain. Bahkan, tidak lagi memedulikan keselamatan atau kehidupan lainnya selama dirinya puas. Kemarahan hati ... telah menjadi panutan dalam hidupnya."
"Kenapa kau menceritakan ini padaku?"
"Karena aku ingin kau bersiap, akan semua kemungkinan yang akan kau hadapi," jawab Long Jun.
"Apa maksudmu?"
Long Jun terdiam, matanya diliputi keraguan. Bertepatan dengan itu, Wen Rou masuk bersamaan dengan Yuan Feng.
"Beritahu dia. Cepat atau lambat, Cheng Yuan juga akan tahu," ujar Wen Rou.
"Tepatnya apa yang terjadi?" Jelas Cheng Yuan sangat penasaran, terus melempar pandangan pada Long Jun seolah memohon untuk segera diberitahukan.
"Pria yang kuceritakan barusan ... adalah Zhao Yong, iblis yang kau temui tadi. Sementara wanitanya bernama Ayong dan ... Yue Hua sendiri memiliki rupa yang sama dengan Ayong."
"Yue Hua ...?"
"Aku pun belum tahu pasti apakah Yue Hua benar reinkarnasi Ayong atau bukan. Tapi! Itulah yang dipercayai Zhao Yong saat ini," ujar Long Jun.
"Apakah ... Yue Hua sekarang bersama dengan Zhao Yong? Karena itu, aku tidak bisa menemukannya. Apakah begitu?"
Long Jun terdiam, dirinya tidak memandang Cheng Yuan yang membutuhkan jawaban. Namun, anggukan Wen Rou berhasil melemahkan tungkai Cheng Yuan, sepasang mata juga dipenuhi dengan kristal-kristal bening.
"Yuan Feng, temani dia."
Long Jun melangkah pergi diikuti Wen Rou, keluar dari kamar yang segera disambut oleh kemunculan tiba-tiba Ta Hai, menghampiri Long Jun dan membisikkan sesuatu yang berhasil membelalakkan sepasang matanya, memandang lekat Ta Hai yang malah tersenyum.
"Kau harus segera kembali ... melakukan upacara penobatan," ujar Ta Hai lagi, antusias.
"Apa yang kau katakan pada semua orang sampai membuat hasil seperti ini?" tanya Long Jun yang sangat serius. Suatu keseriusan yang melebihi saat-saat dirinya akan menghadapi perang.
"Bukan aku, tapi Langit-lah yang memutuskan."
"Apa kalian mendengar suara ini?" sela Wen Rou, tak kalah terkejutnya dengan Long Jun.
Ketiganya keluar kediaman, menengadah. Terdengar suara kicauan burung-burung seolah bernyanyi, semakin lama semakin jelas berkumandang. Namun, tak terlihat satu pun burung di langit, yang ada hanyalah perubahan warna langit yang tiba-tiba menjadi jingga. Bukan karena sore menyambut, melainkan langit tampak sedang merayakan suatu perayaan kepada seseorang yang penting.
"Ini ... bukankah ...?" ujar Wen Rou yang takjub, terkesima dengan mata yang tak bisa lepas dari langit indah kini.
"Sudah kukatakan, Langit telah memilihmu ... Long Jun." Ta Hai lagi-lagi mengembangkan senyuman.
"Tapi, kenapa aku ...? Kenapa ...?"
"Karena kau pantas! Langit adalah buktinya!" sahut Cheng Yuan, menghampiri.
Bukan hanya mereka, tapi semua orang-orang di kota keluar, menengadah pada langit jingga yang indah. Takjub dengan suara jelas yang belum pernah terdengar selama ini lengkap dengan senyuman menghiasi, seolah suara yang berkumandang menenangkan hati dan pikiran. Namun, lain halnya dengan Zhao Yong yang justru terlihat marah.
"Langit telah memilih, kau tidak mungkin bisa menghentikan hal ini," ujar Paman Ming.
Seberkas asap hitam terbang, memasuki hutan bambu sebelum akhirnya berubah wujud, menampilkan sosok Awen, mendekati Paman Ming dan Zhao Yong.
"Tampaknya kalian sudah tahu," ujarnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Zhao Yong.
"Ta Hai mengumpulkan semua abadi, menenangkan mereka akan perbuatan Long Jun yang gegabah. Saat itu ... saat itu justru semua abadi dari setiap alam meminta Long Jun menjadi Tian Di dan ... tiba-tiba langit bersuara."
"Tian Di ... Long Jun ...? Tampaknya ... Alam Iblis perlu memiliki satu juga," gumam Zhao Yong.
Suara terdengar semakin dan semakin meriah, kicauan burung-burung yang tak terlihat dari Alam Manusia. Namun, lain halnya jika dilihat dari Alam Langit. Tepatnya, paviliun awan hijau. Terlihat burung-burung phoenix terbang membuat lingkaran, mengelilingi dengan kicauan yang bergema. Sontak saja, para Dewa Alam Langit takjub dengan pemandangan yang terjadi pertama kali ini. Pasalnya, hal ini membuktikan bahwa Long Jun telah terpilih oleh langit untuk memimpin kehidupan setiap alam.
"Jiwa murni telah lahir, Long Jun ... kau tidak bisa mengabaikan perintah Langit," ujar Wen Rou.
"Kembalilah, bersiap untuk penobatanmu," tambah Ta Hai.
"Selamat, setelah ini mungkin kita tidak bisa bertemu lagi. Jika bertemu, aku harus memanggilmu dengan sebutan Tian Di bukan lagi Long Jun ....
"... Aku tahu ini berat bagimu, tapi Langit yang memilihmu dan pastinya pilihan Langit tidak akan salah. Kau, akan menjadi penguasa enam alam terbaik. Percayalah," ujar Cheng Yuan lagi dengan senyum mengembang.
Long Jun membalas senyuman dengan senyuman, keraguan di matanya kini perlahan memudar. Setidaknya begitu, karena seperti yang dikatakan Wen Rou bahwa langit telah memberikan perintah. Tentu, dirinya tidak bisa mengabaikan begitu saja.
***
Kembali ke hutan bambu, kini Yue Hua yang terbaring telah sadar. Bangun dengan menyentuh bagian belakang lehernya. Perlahan berjalan keluar seolah terhipnotis akan indahnya suara kicauan.
"Kau sudah bangun, saatnya ikut denganku," ujar Zhao Yong.
"Aku tak akan ke mana-mana, diriku manusia tidak sepatutnya tinggal di Alam Iblismu."
"Jangan buat aku semakin marah," tekan Zhao Yong.
"Yue Hua ...!"
Pandangan Yue Hua teralihkan pada Paman Ming, tampak menggeleng menghentikan.
"Paman, kau setuju dengannya?"
"It-itu ... ak-aku ...."
"Paman Ming sudah sepakat untuk menjadi bagian dari Alam Iblis dan menjadi bawahanku. Tidak perlu bagimu untuk meminta bantuannya ....
"... Awen! Kembalilah ke Alam Iblis dan persiapkan semuanya. Juga! Bawa Shehan dan para siluman lainnya kembali untuk merayakan perayaan penting ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...