Paviliun Awan Hijau - Alam Langit.
Kabut awan mengelilingi, bahkan suara cambukan keras layaknya petir sesekali terdengar. Saat itulah, Long Jun yang berada di taman depan kembali masuk ke dalam paviliun.
Kabut tersebut sengaja diciptakan Long Jun untuk melindungi paviliun layaknya perisai, adanya kabut akan membuat siapa pun atau apa pun tidak akan bisa masuk tanpa izin Long Jun sendiri. Jika ada, maka bersiaplah melawan petir langit. Pasalnya, saat ini Paviliun Awan Hijau sedang kedatangan tamu alam lain untuk membahas kekacauan akibat serangan para siluman.
"Tidak kusangka akan bertemu denganmu dengan cara seperti ini, terlebih ... kau adalah Dewa Perang Alam Langit, Long Jun," ujar Wen Rou, menatap tak percaya.
"Kenapa tidak menemui kami saat kau tahu identitas kami?" tanya Ding Bei.
"Benar, jika tahu pasti kami akan datang menemuimu," tambah Zhen Xi.
"Semua sudah masa lalu, tidak lagi ada hubungan dengan kehidupan sekarang. Selain itu, bukankah kita sudah bertemu sekarang? Jika memang sudah takdir, maka semua pasti akan bertemu, juga ... jika mengadakan pertemuan lebih awal dari sekarang, takutnya akan memancing masalah lain," ujar Yang Jian, melempar pandangan pada Long Jun.
"Kau masih sama seperti dulu, cerdas dan penuh pemikiran, Yang Jian." Long Jun tersenyum.
"Baiklah, saatnya membahas hal serius. Kalian bisa berbicara santai dan kembali mengingat masa lalu setelah mencapai kesepakatan dan jalan keluar untuk menghentikan para siluman," sela Ta Hai.
"Zhao Yong, dia sungguh sudah hilang akal." Ding Bei menghentakkan tangan ke meja.
"Siapa sangka, masalah dulu bertahan bahkan sampai menjadi sebesar sekarang. Ini, bisa kupanggil dengan sebutan 'Kebencian Abadi'," ujar Yang Jian, menyesap tehnya kemudian.
"Aku memberi kesempatan pada Zhao Yong, berpikir barangkali ada sedikit kebaikan yang tertinggal."
"Bukan salahmu, aku juga bagian dari masalah dan kebencian Zhao Yong." Wen Rou memandang Long Jun dengan tatapan penuh kesedihan.
"Karena itu, Long Jun memanggil kalian untuk membahasnya," ujar Ta Hai.
"Katakan, kami pasti akan membantu," ujar Wen Rou.
Long Jun memandang setiap dari mereka dalam ruangan, mendesah kecil lalu bangun dari duduknya dengan cangkir teh pada tangan kanan, sedangkan tangan satunya berada di pinggang belakangnya.
"Kalian pasti sudah menebak apa yang kuinginkan," ujar Long Jun.
"Kau menginginkan penyatuan alam? Bersekutu ...?" tanya Ding Bei.
"Tentu saja, apalagi yang dibutuhkannya," ujar Yang Jian.
"Apa kalian menerimanya?" tanya Long Jun.
Sontak Ta Hai memandang lainnya, seolah berusaha mencari jawaban dari mata dan raut wajah mereka.
"Bukankah itu sama artinya kami menjual alam kami padamu? Sebagai ketua ... apa menurutmu kami pantas melakukan hal itu?" tanya Yang Jian.
"Yang kuinginkan adalah persekutuan untuk menggabungkan kekuatan dan pasukan, bukan untuk mengambil alih alam yang kalian pimpin ....
"... Jika situasi sudah tenang kembali, alam kalian bisa berjalan seperti biasanya. Aku hanya ingin menjadikan alam kalian bagian dari Alam Langit, dengan begitu akan benar jika alam kalian bergabung dengan pasukanku, Gunung Kunlun serta Laut Timur tanpa melanggar aturan alam yang ada," ujar Long Jun.
"Zhao Yong menjadi seperti sekarang karena diriku juga terlibat. Tentu aku akan setuju dengan rencanamu," ujar Wen Rou, mantap.
"Baik, lalu ... bagaimana dengan kalian?" tanya Ta Hai, memandang kedua Ketua Alam Bunga.
"Aku tidak ada hubungannya dengan pertikaian masa kehidupan manusia kalian dulu, aku juga tidak ingin melibatkan Alam Bunga yang telah kujaga dengan baik berakhir hancur setelahnya," ujar Yang Jian.
"Benar, tidak mudah bagi kami menjaga Alam Bunga. Jika Zhao Yong tahu kami bekerja sama dengan Alam Langit maka ... itu akan semakin menambah masalah dari masalah saat ini," tambah Zhen Xi.
"Kalian anggap apa Alam Langit ini? Apa kalian anggap kami alam lemah?" tanya Ta Hai yang mulai kesal.
"Ta Hai, cukup," seru Long Jun
"Aku mengerti ketakutan kalian, aku tidak akan memaksa, tapi perlu kalian ketahui, dengan bergabung dengan Alam Langit maka kemungkinan alam kalian akan lebih terlindungi," ujar Long Jun.
"Katakan, barangkali bisa mengubah pikiran kami," ujar Zhen Xi.
Long Jun kembali duduk, menuangkan teh ke cangkir kosongnya dalam ruangan sepi yang menanti perkataannya. Sontak, suara air yang berpindah tempat memenuhi ruangan. Membuat setiap pasang mata dalam ruangan melihat ke arah air yang berpindah dari teko ke cangkir putih kecil tersebut, lengkap dengan uap hangatnya.
"Para siluman mengganggu, apa kalian melihat atau mendengar bahwa Alam Langit kesusahan?"
"Yang kami dengar hanyalah para siluman tidak mampu masuk perbatasan," ujar Wen Rou.
"Benar ... jika kalian bergabung maka jumlah pasukan kita akan lebih banyak, akan kupastikan alam kalian terlindungi. Aku tidak akan pernah berpikir untuk mengendalikan alam kalian, apalagi menjadikan kalian ketua atau pemimpin alam yang mengkhianati alam sendiri," ujar Long Jun.
"Aku percaya dengan Long Jun," ujar Wen Rou penuh keyakinan.
"Begitu pula aku," tambah Ding Bei.
"Para siluman memang sudah kelewatan, tapi Zhao Yong adalah pusat masalahnya. Hal buruk akan terjadi, hanya perlu waktu yang tepat." Yang Jian memandang ke arah Long Jun dengan serius, tampak berpikir keras.
"Yang Jian."
Yang Jian mengalihkan pandangan, menatap Zhen Xi yang di sampingnya. Tidak ada suara atau percakapan keluar dari keduanya, hanya pandangan yang mereka lemparkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora : The Three Realms (End)
Fantasy(Sequel Alohomora : The Secret) Kematian merenggut, kehidupan abadi berumur ribuan bahkan sampai ratusan ribu menanti. Namun, kehidupan lalu bagaikan percikan api yang siap berkobar. Kehidupan kacau, keseimbangan pun diuji hingga mendatangkan ujian...